Fimela.com, Jakarta Belakangan ini banyak istilah gaslighting seliweran di media sosial. Lantas, apa itu gashlighting? Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis di mana seseorang dengan sengaja menyesatkan korban atau menciptakan narasi palsu, menyebabkan korban mempertanyakan realitas mereka.
Pelaku gaslighting menggunakan jenis pelecehan emosional untuk memanipulasi pasangannya. Gaslighting dapat membuat korban meragukan persepsi dan kepercayaan diri mereka sendiri, serta memicu kebingungan, kehilangan kepercayaan diri, dan ketidakpastian akan stabilitas mental.
Pelaku gaslighting seringkali memiliki sifat narsistik, manipulatif, dan pandai berbohong. Gaslighting dapat terjadi dalam berbagai hubungan, termasuk hubungan asmara, pertemanan, keluarga, dan profesional.
Efek Buruk Gaslighting
Efek buruk dari gaslighting dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan emosional korban. Berikut adalah beberapa efek buruk yang dapat terjadi akibat gaslighting:
Kurangnya Kepercayaan Diri
Korban gaslighting seringkali merasa tidak percaya diri dan sulit membedakan antara kebenaran dan kebohongan. Mereka dapat meragukan penilaian dan ingatan mereka sendiri, yang dapat mengganggu kepercayaan diri dan kesehatan mental mereka.
Ketergantungan pada Pelaku
Korban gaslighting dapat mengalami ketergantungan pada pelaku gaslighting. Mereka mungkin merasa sulit untuk memisahkan diri dari hubungan yang merugikan, karena telah dipengaruhi untuk mempercayai semua yang mereka dengar, rasakan, dan ingat mengenai pelecehan yang mereka terima.
Gangguan Mental
Gaslighting dapat menyebabkan gangguan mental pada korban, bahkan setelah mereka terlepas dari hubungan yang merugikan. Sikap manipulatif dan penipuan yang terus-menerus dapat memberikan dampak negatif yang berkelanjutan pada kesehatan mental korban.
Kesulitan Meninggalkan Hubungan yang Merugikan
Efek dari gaslighting dapat membuat korban merasa sulit untuk meninggalkan hubungan yang beracun dan tidak sehat. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami gaslighting, sehingga sulit untuk memutuskan hubungan tersebut.
Cara Mengatasi Gaslighting
Untuk mengatasi gaslighting, langkah-langkah berikut dapat membantu korban menghadapi dan mengatasi dampak psikologis yang mungkin terjadi:
Pahami Pola Perilaku Gaslighting
Penting untuk memahami pola perilaku gaslighting agar korban dapat mengidentifikasi tanda-tanda manipulasi dan pelecehan emosional yang terjadi. Pelaku gaslighting seringkali menggunakan kebohongan dan distorsi fakta untuk menciptakan narasi palsu yang membuat korban mempertanyakan realitasnya. Mereka dapat berbohong secara terang-terangan dan tidak pernah mundur atau mengubah ceritanya.
Pelaku gaslighting dapat secara sengaja menghilang tanpa memberikan kabar, menciptakan ketidakpastian dan kebingungan pada korban. Pelaku gaslighting cenderung menyalahkan korban atas masalah yang terjadi dalam hubungan, bahkan ketika mereka sendiri yang bertanggung jawab. Pelaku gaslighting dapat merekayasa informasi atau fakta untuk mempengaruhi persepsi korban sesuai dengan keinginan mereka.
Pelaku gaslighting seringkali mempertanyakan ingatan korban, membuat korban meragukan penilaian dan kepercayaan diri mereka sendiri. Ketika disalahkan, pelaku gaslighting dapat mencoba mengalihkan kesalahan dengan menunjukkan kasih sayang atau perhatian yang berlebihan.
Cari Dukungan
Mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat, teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental dapat membantu korban untuk memproses pengalaman gaslighting dan mendapatkan perspektif yang lebih seimbang. Cari dukungan dari keluarga dan teman-teman terdekat. Berbicara dengan orang-orang yang peduli dapat memberikan perspektif yang seimbang dan memberikan dukungan emosional yang diperlukan.
Penting untuk tidak menyalahkan diri sendiri saat menghadapi gaslighting. Pelaku gaslighting melakukan manipulasi yang bertujuan untuk membuat korban merasa bersalah, dan menyadari bahwa ini adalah tindakan manipulatif dapat membantu korban untuk memulihkan kepercayaan diri.
Utamakan keselamatan diri, terutama jika hubungan sudah mengarah ke kekerasan fisik. Jangan mau bertanggung jawab atas kesalahan orang lain dan jangan mengorbankan diri untuk perasaan orang lain. Jika diperlukan, cari bantuan dengan mendatangi lembaga konseling atau psikolog. Mendapatkan bantuan dari profesional yang terlatih dalam menangani kasus gaslighting dapat membantu korban untuk memulihkan kesehatan mental mereka.
Tetapkan Batasan
Menetapkan batasan yang jelas dalam hubungan dengan pelaku gaslighting dapat membantu korban untuk melindungi diri dan membatasi paparan terhadap perilaku manipulatif. Pahami pola perilaku gaslighting dan identifikasi tanda-tanda manipulasi yang mungkin muncul dalam hubunganmu. Mengetahui tanda-tanda ini akan membantu kamu mengenali situasi-situasi yang perlu ditetapkan batasan.
Ketahui nilai-nilai, kebutuhan, dan batasan pribadimu. Identifikasi apa yang kamu anggap sebagai batasan yang sehat dan jelas dalam hubunganmu. Sampaikan batasanmu dengan jelas kepada pelaku gaslighting. Berbicaralah dengan tegas dan tanpa ragu-ragu tentang apa yang kamu anggap tidak dapat ditoleransi dalam hubungan tersebut.
Jangan biarkan dirimu terjebak dalam manipulasi dan pembenaran yang dilakukan oleh pelaku gaslighting. Jika mereka mencoba memutarbalikkan situasi atau mengubah fakta, tegakkan kebenaran dan jangan terpengaruh oleh upaya mereka untuk menggoyahkan keyakinanmu. Pertahankan jarak emosional dengan pelaku gaslighting. Ini mungkin berarti menghindari situasi atau percakapan yang memicu manipulasi. Fokuslah pada perawatan diri dan menjaga kesehatan mentalmu.
Cara Mengatasi Gaslighting
Kembalikan Kepercayaan Diri
Membangun kembali kepercayaan diri dan memperkuat kembali penilaian diri sendiri merupakan langkah penting dalam mengatasi dampak psikologis gaslighting. Jangan biarkan dirimu terjebak dalam manipulasi dan pembenaran yang dilakukan oleh pelaku gaslighting. Fokus pada perawatan diri dan menjaga kesehatan mentalmu.
Ceritakan keluh kesah pada orang yang dipercaya dapat mencegah timbulnya rasa rendah diri. Dukungan dari orang-orang tersebut akan membantu mengembalikan rasa percaya diri yang mungkin terkikis akibat tindakan manipulatif pelaku.
Jika kamu merasa kehilangan kepercayaan diri akibat gaslighting, penting untuk meminta maaf pada diri sendiri atas pengalaman yang telah terjadi. Berdamai dengan diri sendiri dan memulihkan kepercayaan diri memerlukan waktu dan dukungan.
Konsultasi dengan Profesional
Jika korban mengalami dampak psikologis yang serius, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang dapat memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat. Konsultasi dengan profesional kesehatan mental sangat penting saat seseorang menjadi korban gaslighting. Para profesional seperti psikiater, psikolog, atau terapis dapat memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan.
Mereka dapat membantu korban memahami dampak gaslighting dan memberikan strategi untuk mengatasi kondisi tersebut. Jika gaslighting berdampak buruk pada kesehatan emosional dan menurunkan produktivitas sehari-hari, konsultasi dengan profesional dapat memberikan penanganan yang tepat.
Jangan ragu untuk mencari dukungan saat merasa menjadi korban gaslighting. Berbicara dengan orang-orang terpercaya seperti teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental juga dapat membantu dalam mengatasi dampak gaslighting dan memberikan perspektif yang objektif.
Pertimbangkan untuk Mengakhiri Hubungan
Jika gaslighting terus berlanjut dan berdampak negatif pada kesejahteraan korban, pertimbangkan untuk mengakhiri hubungan dengan pelaku gaslighting. Gaslighting seringkali bertujuan untuk mengendalikan dan memperlemah korban. Mengakhiri hubungan yang toksik memberimu kesempatan untuk mendapatkan kembali kebebasan dan kekuatan dalam hidupmu.
Apabila pelaku tidak mengakui atau tidak berupaya untuk mengubah perilaku gaslightingnya, kemungkinan besar siklus gaslighting akan berlanjut. Jika sudah melewati tahap komunikasi yang baik dan tidak ada perbaikan yang signifikan, mengakhiri hubungan bisa menjadi langkah yang bijaksana.
Setelah mengalami gaslighting, penting untuk memberikan ruang bagi diri sendiri untuk pemulihan dan pertumbuhan. Mengakhiri hubungan yang merugikan dapat memberikan kesempatan untuk membangun kembali kepercayaan diri, mengembangkan keterampilan interpersonal yang sehat, dan menemukan kembali kebahagiaan dan kesejahteraan.