Mengapa Bumi Semakin Panas? Ini 7 Penyebabnya

Naela Marcelina diperbarui 17 Mei 2024, 09:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Akhir-akhir ini suhu bumi terasa semakin panas. Terasa matahari berada di atas kepala dan menyengat hingga lapisan kulit. Hal ini menjadi penghalang bagi banyak orang untuk melakukan aktivitas di luar ruangan dengan nyaman. 

Penyebab fenomena ini disebabkan oleh tindakan manusia itu sendiri. Pembakaran bahan bakar fosil untuk energi, transportasi, dan industri menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca. Gas-gas ini menciptakan lapisan isolasi di atmosfer bumi , menyebabkan tersingkirnya panas matahari dan peningkatan suhu global secara bertahap.

Masih banyak penyebab lainnya, yang masih perlu diingat, tetapi cukup berdampak pada peningkatan suhu bumi . Berikut penyebab bumi semakin panas, dilansir dari Sustainability Magazine dan indonesia.un.org.

2 dari 8 halaman

1. Industrialisasi

Pabrik industri menghasilkan libah asap yang akan mencemari udara. (Foto: Freepik/freepik)

Saat ini telah berkembang berbagai industri. Pabrik industri tersebut mengeluarkan asap yang akan dilepaskan ke udara dan berpengaruh terhadap penipisan ozon. Hal ini akan berdampak mulai dari kontaminasi udara yang mempengaruhi sumber daya air bersih hingga tanah yang tidak subur akibat pencemaran limbah industri. Selain itu, industri-industri besar seringkali memanfaatkan sumber daya alam secara berlebihan, menyebabkan rusaknya ekosistem dan hilangnya habitat bagi banyak spesies hewan dan tumbuhan. Kerusakan akibat industrialisasi ini akan berdampak pada peningkatan suhu di bumi.

3 dari 8 halaman

2. Barang Manufaktur

Pengelolaan barang manufaktur menyumbang gas emisi rumah kaca. (Foto: Freepik/usertrmk)

Manufaktur dan industri menghasilkan emisi, yang sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi gina membuat berbagai hal seperti semen, besi, baja, elektronik, plastik, pakaian, dan barang lainnya.  Mesin-mesin yang digunakan seringkali menggunakan sumber energi seperti batu bara, minyak, atau gas. Selain itu, beberapa bahan baku seperti plastik juga terbuat dari bahan kimia yang berasal dari bahan bakar fosil. Industri manufaktur dianggap sebagai salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca secara global.

4 dari 8 halaman

3. Transportasi dan Kendaraan

Kendaraan berbahan bakar akan menghasilkan polutan yang akan berdampak pada atmosfer. (Foto: Freepik/freepik)

Hampir semua bentuk transportasi ini bergantung pada bahan bakar fosil untuk menjalankannya. Proses pembakaran bahan bakar ini menghasilkan emisi karbon serta polutan lainnya yang kemudian dilepaskan ke atmosfer. Terlebih lagi, sektor transportasi menjadi salah satu penyumbang utama emisi karbon dioksida secara global, menyumbang hampir seperempat dari total emisi terkait energi. Meskipun demikian, perkembangan teknologi telah membawa perubahan positif dengan munculnya kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, Sahabat Filma dapat menggunakan transportasi umum untuk mengurangi jumlah polutan. 

5 dari 8 halaman

4. Penggundulan Hutan

Hutan memiliki sejumlah manfaat untuk lingkungan, apabila dirusak akan berdampak pada pelepasan karbon ke atmosfer. (Foto: Freepik/wirestock)

Penggundulan hutan, baik untuk pengembangan lahan pertanian, peternakan, maupun alasan lainnya, berdampak pada lepasnya karbon ke atmosfer karena pohon yang ditebang akan melepaskan karbon yang tersimpan di dalamnya. Setiap tahunnya, sekitar 12 juta hektar hutan dihancurkan, menimbulkan dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Hutan memiliki kemampuan menyerap karbon dioksida, penggundulan ini akan mengurangi kapasitas alam dalam menyeimbangkan emisi di atmosfer. 

6 dari 8 halaman

5. Penumpukan Limbah Sampah

Limbah sampah akan menghasilkan gas berbahaya ke atmosfer. (Foto: Freepik/frimufilms)

Produksi limbah manusia meningkat secara signifikan, terutama karena penggunaan kemasan yang meluas dan siklus hidup produk yang singkat. Sebagian besar barang, sampah, dan kemasan tidak dapat didaur ulang, sehingga akhirnya terakumulasi di tempat pembuangan sampah. Sampah yang berada di sana akan mengalami dekomposisi alami yang melepaskan gas-gas berbahaya ke atmosfer. Kontribusi gas-gas ini terhadap pemanasan global menjadi semakin signifikan seiring dengan meningkatnya limbah sampah.

7 dari 8 halaman

6. Produksi Makanan yang Tidak Memperhatikan Lingkungan

Memproduksi makanan menjadi penyumbang emisi karbon dioksida. (Foto: Freepik/thecreative_exchange)

Produksi makanan merupakan salah satu penyebab utama dari emisi karbon dioksida, metana, dan gas rumah kaca lainnya dalam berbagai cara. Berbagai faktor mempengaruhi dampak lingkungan dari makanan yang dikonsumsi, termasuk metode pertanian, lokasi produksi makanan, penggunaan pestisida dan pupuk, serta jenis pakan yang diberikan kepada hewan ternak. Semua faktor ini menjadikan produksi pangan sebagai kontributor utama terhadap perubahan iklim. Selain itu, emisi gas rumah kaca juga berasal dari proses pengemasan dan distribusi makanan. Namun, hal ini bisa dicegah dengan tetap memperhatikan alam sekitar. 

8 dari 8 halaman

7. Berbelanja Berlebihan

Cobalah untuk membatasi diri agar tidak menjadi konsumtif sebagai bentuk menjaga suhu bumi. (Foto: Freepik/freepik)

Barang-barang yang Sahabat Fimela beli, seperti pakaian, elektronik, dan plastik, juga menambah emisi gas rumah kaca. Telah ditemukan bahwa Dampaknya bervariasi, tergantung pada tingkat pendapatan. Setidaknya terdapat perbedaan 10 kali lipat dalam jejak karbon antara rumah tangga berpendapatan rendah dan tinggi. Penting bagi konsumen untuk memahami hubungan antara pilihan mereka dan bagaimana pilihan tersebut berdampak pada lingkungan. 

Penulis: Naela Marcelina 

#Unlocking The Limitless