Ini 7 Negara dengan Kualitas Udara Terbaik di Dunia Berdasarkan Panduan WHO!

Karina Alya diperbarui 17 Mei 2024, 07:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Udara yang bersih adalah kebutuhan dasar setiap individu di dunia, tetapi polusi terus bertambah dengan jumlah yang signifikan hingga sampai ke tahap membahayakan. Dilansir dari WHO, polusi udara adalah sebuah percampuran yang kompleks antara partikel padat, cairan, dan juga gas. Polusi udara dapat dihasilkan dari berbagai sumber, seperti polusi industri, polusi kendaraan bermotor, pembakaran sampah, gas rumah kaca, debu dari gurun, dan masih banyak lagi. Kini, sudah terdapat teknologi untuk mengetahui laporan kualitas udara di setiap wilayah.

Dilansir dari euronews.com, laporan kualitas udara adalah sebuah tindakan yang penting untuk mengurangi tingkat polusi di udara. Biasanya, kualitas udara yang buruk ada di negara terbelakang yang dihuni oleh kelompok masyarakat yang rentan. Frank Hammes, Global CEO dari IQAir menyatakan bahwa udara yang bersih dan sehat adalah hak seluruh manusia di dunia. Ia juga menyatakan bahwa kurangnya data tentang kualitas udara di berbagai belahan dunia hanya akan menunda tindakan tegas dan melanggengkan penderitaan manusia. Data kualitas udara menyelamatkan nyawa manusia karena ketika kualitas udara dilaporkan, akan ada tindakan yang diambil, dan kualitas udara pun meningkat. WHO telah mengambil tindakan dengan membuat pedoman terkait kualitas udara. Dilansir dari who.int, berikut adalah alasan utama penetapan pedoman terkait kualitas udara oleh WHO.

2 dari 3 halaman

Pedoman kualitas udara dari WHO

WHO membuat pedoman kualitas udara sebagai upaya menurunkan polusi udara. (Foto: Pexels/Pixabay)

World Health Organization (WHO) membuat air quality guidelines (AQG) untuk membantu negara-negara di seluruh dunia mencapai target nasional, regional, hingga kota untuk meningkatkan kesehatan masyarakatnya dengan menurunkan polusi udara. Berangkat dari fakta bahwa udara yang bersih adalah kebutuhan dasar manusia, WHO melakukan tindakan untuk mengatasi polusi udara yang semakin tidak terkontrol. 

Polusi udara adalah ancaman kesehatan terbesar yang dapat menyebabkan non-communicable diseases (NCDs), seperti serangan jantung dan stroke. Berdasarkan data WHO, terdapat 7 juta kematian dini yang diakibatkan oleh efek dari polusi udara dalam dan luar ruang. Selain itu, terdapat jutaan lainnya yang terpapar penyakit berkat polusi yang beterbangan di udara.

WHO secara rutin menyatukan bukti-bukti ilmiah seputar dampak polusi udara terhadap kesehatan dan juga memantau kemajuan kualitas udara di berbagai negara. Pedoman yang dibuat oleh WHO didasarkan pada tinjauan literatur yang sistematis untuk dijadikan pedoman bagi seluruh negara di dunia, demi udara yang bersih dan masyarakat yang sehat.

3 dari 3 halaman

Wilayah dengan udara terbersih

Islandia adalah salah satu negara dengan udara terbersih di dunia. (Foto: Pexels/Rudy Kirchner)

WHO menyatakan bahwa partikel halus dapat masuk ke dalam tubuh melalui paru-paru dan dapat masuk ke dalam peredaran darah yang akan memengaruhi seluruh organ tubuh. Paparan partikel halus ini dapat menyebabkan penyakit sistem kardiovaskular dan pernapasan, seperti stroke dan kanker paru. 

Pedoman kualitas udara dibuat untuk digunakan di berbagai kondisi di seluruh wilayah dan juga untuk mendukung adanya regulasi yang jelas tentang pengelolaan kualitas udara. Berbagai keuntungan dapat diperoleh dari kualitas udara yang baik, salah satunya adalah kesehatan. Terdapat berbagai cara untuk mengurangi polusi udara, seperti regulasi yang jelas terkait transportasi, energi, pengelolaan limbah, hingga pengelolaan pertanian.Dilansir dari euronews.com, terdapat 7 negara yang telah sesuai dengan pedoman kualitas udara WHO.

  • Australia
  • Estonia
  • Finlandia
  • Grenada
  • Islandia
  • Mauritius
  • New Zealand

Penulis: FIMELA Karina Alya

#Unlocking The Limitless