Fimela.com, Jakarta Saat Sahabat Fimela menikmati buah dan sayuran, seringkali lupa bahwa sisa-sisa makanan tersebut bisa memiliki dampak besar pada lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Sampah makanan, seperti kulit buah dan sayuran yang tidak terpakai, seringkali berakhir di tempat sampah, meninggalkan jejak karbon yang tidak ramah lingkungan.
Tahukah Sahabat Fimela, bahwa sampah sisa makanan ini bisa menjadi sumber energi ramah lingkungan (biofuel). Energi ini menghasilkan biogas hingga pupuk organik, ada beberapa cara untuk mengelola sampah makanan dengan efektif.
Bagaimana cara yang tepat untuk mengelolanya? Mari simak informasi mengenai pentingnya mengelola sampah sisa makanan, cara yang bisa dilakukan, dan tips penting yang perlu diketahui, dilansir dari recyclenow.com dan businesswaste.co.uk.
Kenapa Mengolah Sampah Sisa Makanan Menjadi Energi Menjadi Penting?
Mengelola sampah sisa makanan menyediakan metode pembuangan yang berkelanjutan sehingga turut menjaga dan menyayangi bumi, berikut sederet manfaatnya bagi lingkungan dan banyak orang:
1. Mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil
Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil merupakan tujuan penting dalam mengubah sampah makanan menjadi energi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi polusi udara, melindungi kesehatan manusia, dan mengurangi emisi beracun yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.
2. Mengalihkan Limbah dari Tempat Pembuangan Sampah
Salah satu manfaat utama dari mengubah limbah makanan menjadi energi adalah mengalihkannya dari tempat pembuangan sampah. Jika tidak diolah dengan benar, limbah makanan dapat membusuk secara perlahan dan melepaskan metana, sebuah gas rumah kaca yang sangat berbahaya bagi lingkungan.
3. Menciptakan energi terbarukan dan bersih
Proses konversi limbah makanan menjadi energi membantu menciptakan sumber energi terbarukan yang lebih bersih. Energi yang dihasilkan dapat digunakan untuk menghasilkan panas dan listrik dengan dampak negatif yang lebih rendah terhadap lingkungan.
4. Solusi hemat biaya
Mengelola sampah makanan menjadi energi juga menawarkan solusi hemat biaya dalam jangka panjang. Memanfaatkan sekitar 1,3 miliar ton limbah makanan yang dihasilkan setiap tahunnya, dapat mengurangi biaya bahan bakar dan pembuangan limbah, membantu menghemat uang secara signifikan.
5. Menciptakan lapangan kerja baru
Industri pengolahan limbah makanan yang berkembang membuka peluang lapangan kerja baru. Semakin banyaknya pabrik pengolahan yang dibangun, ini menciptakan permintaan akan tenaga kerja di dalamnya, menciptakan kesempatan ekonomi bagi banyak orang. Tertarik untuk membangun industri pengelolaan sampah?
6. Penghematan biaya untuk bisnis melalui pengurangan pajak dan pengeluaran
Melalui pengelolaan limbah makanan yang efisien, bisnis pengelolan sampah ini dapat menghemat uang dengan mengurangi jumlah pajak dan biaya pengeluaran untuk pembuangan limbah makanan.
Cara Mengelola Sampah Sisa Makanan Menjadi Biofuel
1. Proses anaerobik
Salah satu metode utama untuk mengubah sisa makanan menjadi energi adalah melalui proses pencernaan anaerobik. Dalam proses ini, sisa makanan dimasukkan ke dalam sebuah pencerna yang menghilangkan oksigen, mempercepat penguraian bahan organik. Proses ini menghasilkan pupuk hayati dan biogas, yang dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan. Mikroorganisme digunakan untuk memecah sisa makanan tanpa adanya oksigen dalam sistem tertutup, menghasilkan metana yang dapat dikumpulkan dan diubah menjadi biogas untuk digunakan sebagai listrik, pemanas, atau bahan bakar transportasi. Selain itu, proses ini juga menghasilkan pupuk yang kaya nutrisi yang dapat digunakan untuk pertanian.
2. Fermentasi Mikroba
Fermentasi mikroba untuk mengubah sisa makanan menjadi biofuel melibatkan langkah-langkah seperti persiapan bahan baku, inokulasi mikroba, fermentasi, pemurnian, dan penyimpanan. Proses ini dimulai dengan mempersiapkan sisa makanan dan menambahkan mikroba yang bertanggung jawab atas fermentasi. Selama fermentasi, mikroba memecah bahan organik dalam sisa makanan menjadi komponen yang lebih sederhana. Setelah selesai, biofuel dipisahkan dari sisa bahan organik dan produk sampingan lainnya melalui proses pemurnian. Akhirnya, biofuel yang dihasilkan dapat disimpan dan digunakan sesuai kebutuhan, memberikan alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam memanfaatkan sisa makanan.
3. Pengomposan dalam Wadah
Metode lain adalah dengan mencampur sisa makanan dengan sampah kebun, mencacahnya, dan kemudian membuat kompos dalam wadah tertutup selama beberapa minggu pada suhu yang optimal. Ini mempercepat pengomposan dan memastikan pembunuhan mikroba berbahaya. Setelah itu, bahan tersebut dibiarkan di luar wadah untuk matang selama beberapa bulan dengan pembalikan rutin dan pemeriksaan kualitas sebelum digunakan sebagai kondisioner tanah.
Tips Mendaur Ulang Sampah Sisa Makanan agar Menjadi Biofuel
Jika Sahabat Fimela tinggal di daerah yang memiliki layanan pengumpulan daur ulang limbah makanan, bisa menggunakannya jasa tersebut. Namun, apabila ingin mengelolanya sendiri, tentu saja bisa. Berikut tips yang perlu diketahui:
- Pisahkan tempat pembuangan sisa makanan untuk didaur ulang di dapur atau halaman belakang rumah.
- Lapisi tempat sampah dengan kertas atau koran.
- Hindari dari paparan sinar matahari langsung dan pastikan untuk menutupnya dengan rapat untuk menghindari bau yang tidak diinginkan.
- Belilah apa yang dibutuhkan dan dimakan. Sahabat Fimela bisa mengurangi jumlah makanan yang terbuang dengan melihat takaran melalui ide, resep, atau tip memasak.
Penulis: Naela Marcelina.
#Unlocking The Limitless