Fimela.com, Jakarta Kertas adalah hal yang sudah digunakan oleh manusia sejak ratusan tahun yang lalu. Eksistensinya tidak kunjung pudar, walaupun dunia kini sudah serba digital. Dilansir dari Zerowaste Center, terdapat 2 milyar ton sampah yang dihasilkan manusia setiap tahun berdasarkan data dari World Bank. Dari keseluruhan jumlah sampah yang ada, 30%-nya berupa limbah kertas dan kardus. Selain itu, sepertiga dari jumlah tersebut dibuang begitu saja, tanpa dipilah terlebih dahulu.
Dilansir dari recycling.com, terdapat tiga sumber utama sampah kertas, yaitu sampah kertas dari rumah tangga, sampah kardus, dan sampah dokumen penting/rahasia. Sampah kertas dari penggunaan rumah tangga terdiri atas koran, majalah, surat, dan kemasan-kemasan yang menggunakan kertas. Untuk sampah kardus berupa kardus besar yang berasal dari paket atau barang-barang yang khusus dikemas menggunakan kardus. Lalu, dokumen cetak yang memiliki informasi sensitif di dalamnya. Sampah jenis ini biasanya tidak langsung didaur ulang, melainkan harus dihancurkan menggunakan penghancur kertas (paper shredder) untuk mencegah bocornya informasi penting.
Dilansir dari Zerowaste Center, menurut Environmental Paper Network, lebih dari 400 juta ton kertas diproduksi setiap tahunnya. Setidaknya dibutuhkan 24 pohon untuk menghasilkan satu ton kertas. Pada tempat pembuangan akhir, sampah-sampah kertas ini datang dalam kondisi belum dipilah. Orang-orang cenderung menggampangkan limbah kertas karena dianggap tidak berbahaya, bahkan orang-orang cenderung memilih untuk membakar kertas daripada membuangnya ke tempat sampah. Namun, kertas yang dibakar dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan.
Apa yang terjadi ketika kertas dibakar?
Ketika kertas dibakar, banyak zat beracun yang akan terlepas ke udara. Sampah kertas yang dibakar tidak hanya merusak kualitas udara, tetapi juga dapat meninggalkan residu kimia di tanah. Karbondioksida dan karbonmonoksida adalah zat yang lepas ke udara ketika sampah dibakar. Karbondioksida membuat suhu menjadi lebih hangat dan hal tersebut akan mempercepat perubahan iklim di bumi. Sementara itu, karbonmonoksida akan menurunkan kadar oksigen di dalam udara yang kita hirup.
Dilansir dari ecoredux.com, saat sampah dibakar—termasuk kertas—maka ada zat kimia yang terlepas, yaitu dioxin. Dioxin merupakan polutan yang berbahaya bagi lingkungan. Dioxin adalah bahan kimia jangka panjang yang menumpuk di jaringan lemak hewan dan manusia yang dapat menyebabkan penyakit. Selain itu, bahan kimia ini juga buruk pada ekosistem dan lingkungan. Maka dari itu, kita harus bisa memilah dan mendaur ulang sampah kertas untuk membantu mengurangi permasalahan lingkungan.
Cara mendaur ulang kertas bekas
Dilansir dari earth911.com, berikut adalah langkah-langkah utama daur ulang kertas agar bisa digunakan kembali.
- Robek kertas ke dalam lembaran kecil, lalu masukkan ke dalam blender dengan air hangat. Campur rata hingga menjadi buliran-buliran halus. Sahabat Fimela dapat menambahkan potongan-potongan kertas warna untuk memberikan sedikit warna.
- Rakit cetakan bubur kertas. Pasang kasa ke bingkai cetakan menggunakan selotip atau staples.
- Letakkan cetakan yang sudah dirakit di tatakan dengan air, lalu tuangkan bubur kertas ke dalam cetakan.
- Ratakan hingga menutupi seluruh permukaan cetakan. Pada tahap ini, Sahabat Fimela dapat menambahkan hiasan-hiasan sesuka hati, seperti bunga atau sedikit cipratan cat.
- Angkat cetakan dari air, lalu letakkan kasa kedua di atas bubur yang sudah rata tadi. Gunakan kain atau busa untuk mengeluarkan sisa air yang ada.
- Angkat kasa, adonan kertas harusnya ikut terangkat. Pindahkan kasa ke atas handuk atau kain (posisi bubur kertas di bawah mengenai handuk) lalu tekan dengan busa atau kain hingga tidak lagi tersisa air.
- Jika sudah, angkat kasa dan biarkan adonan kertas mengering di handuk tersebut. Sahabat Fimela dapat membiarkannya kering dengan sendirinya atau bisa menggunakan setrika atau hair dryer agar cepat kering.
Penulis: FIMELA Karina Alya
#Unlocking The Limitless