Fimela.com, Jakarta Merawat rumah memang tidak mudah. Sahabat Fimela harus membersihkan, merapikan, mencuci, dan memasak. Tugas-tugas ini bisa memakan waktu dan membutuhkan banyak usaha, terutama jika kamu melakukannya sendiri. Saat berurusan pemeliharaan rumah, sebaiknya kamu juga menyertakan lebih banyak tips berkelanjutan.
Sustainable living atau hidup berkelanjutan adalah pendekatan hidup yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas manusia. Gaya hidup berkelanjutan ini mencakup praktik yang dapat Sahabat Fimela pertahankan tanpa batas waktu. Praktik-praktik ini termasuk penggunaan energi terbarukan, daur ulang, pengurangan polusi air dan udara, dan konservasi sumber daya.
Dengan menerapkan sustainable living di rumah, tentunya akan menciptakan gaya hidup yang berdampak positif terhadap lingkungan dan generasi mendatang. Untuk itu, berikut adalah tips untuk memulai sustainable living di rumah yang disadur melalui laman theearthlingco.com.
What's On Fimela
powered by
1. Hindari barang sekali pakai
Barang-barang sekali pakai, meskipun nyaman, namun berdampak buruk bagi lingkungan. Cangkir kopi, kertas tisu, sedotan, botol plastik, dan produk sekali pakai lainnya yang dibawa bepergian menghasilkan limbah dalam jumlah besar dan memerlukan banyak sumber daya untuk memproduksi dan mendaur ulang. Mulailah dengan mengganti barang sekali pakai yang paling sering Sahabat Fimela gunakan dengan barang yang dapat digunakan kembali.
Misalnya, ganti sedotan plastik sekali pakai dengan sedotan alumunium yang mudah dibersihkan. Atau ganti gelas kopi dengan botol minum pribadi.
2. Beli produk dengan kemasan lebih sedikit
Kita semua pernah mendengar statistik menakutkan tentang plastik, seperti jumlah plastik yang lebih banyak dibandingkan jumlah ikan di lautan pada tahun 2050. Namun, tahukah Sahabat Fimela bahwa kemasan produk merupakan penyumbang utama sampah plastik? Faktanya, sekitar 40% dari seluruh plastik yang diproduksi adalah kemasan, menurut National Geographic.
Langkah sederhana yang dapat diambil untuk mengurangi limbah kemasan adalah dengan memilih produk ramah lingkungan dengan kemasan bebas plastik, seperti penggunaan sabun batangan. Batangan padat ini dapat menghasilkan limbah yang sangat rendah, menggantikan 2-3 botol plastik yang seharusnya dibuang ke tempat pembuangan sampah. Selain itu, produk ini tidak mengandung bahan berbahaya yang masuk ke saluran air saat dibuang ke saluran pembuangan.
3. Kurangi limbah makanan
Ketika sampah organik dibuat ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir), sampah tersebut akan terurai secara anaerobik (tanpa oksigen) dan melepaskan metana, gas yang 80 kali lebih kuat dari pada karbon dioksida. Maka, sebaiknya kita bisa mengurangi limbah makanan dengan beberapa cara ini:
1) Periksa isi lemari es dan dapur sebelum berbelanja, agar tidak mengalami penumpukan bahan makanan.
2) Gunakan kembali sisa makanan. Misalnya, gunakan kulit jeruk untuk membuat pembersih rumah tangga DIY.
3) Kemas sisa makanan dalam wadah yang dapat digunakan kembali, jika kamu membuat terlalu banyak makanan.
4) Bekukan sisa makanan sebelum menjadi busuk di lemari es.
4. Berbelanja lokal dan dukung UMKM
Berbelanja secara lokal baik untuk lingkungan. Bisnis lokal sering kali memiliki jangkauan yang lebih kecil dibandingkan toko besar karena produk mereka lebih cenderung bersumber secara lokal, sehingga dapat mengurangi limbah kemasan dari produk tersebut.
5. Bijaksana menggunakan air
Sangat mudah untuk menganggap remeh air, terutama jika Sahabat Fimela tidak tinggal di daerah yang dilanda kekeringan. Namun, air lebih berharga dari yang kamu kira. Meskipun jumlah air di bumi akan selalu sama, akses kita terhadap air dapat bervariasi tergantung pada tahapan siklus air yang berbeda. Berikut beberapa strategi hemat air yang bisa digunakan di rumah:
1) Periksa kebocoran secara teratur dan perbaiki secepatnya.
2) Pasang pancuran air aliran rendah.
3) Mandi dengan waktu lebih singkat.
4) Hindari penggunaan air kemasan (plastik) dengan minum air yang dimasak dari keran saja.
5) Air yang keruh dari wastafel, keran, dan saluran air non-toilet bisa digunakan untuk menyiram tanaman.
6. Buat produk pembersih sendiri
Sebagian besar produk pembersih dikemas dalam plastik dan mengandung sejumlah bahan kontroversial yang berpotensi membahayakan kesehatan dan lingkungan. Ammonia, misalnya, telah dikaitkan dengan segala macam reaksi buruk terhadap kesehatan dan merupakan sumber utama polusi nitrogen.
Dari pada mendisinfeksi rumah dengan bahan kimia beracun, pertimbangkan untuk membuat sendiri bahan pembersih yang rendah limbah di rumah. Contohnya, cuka adalah pembersih yang bagus untuk sebagian besar permukaan dan baunya jauh lebih enak jika dimasukkan ke dalam kulit jeruk, namun hindari marmer dan batu kapur dalam penggunaannya.
7. Kurangi penggunaan energi
Mengurangi penggunaan energi di rumah tidak hanya menurunkan tagihan listrik Sahabat Fimela, namun juga bermanfaat bagi lingkungan. Dengan menghemat energi, kita dapat membatasi jumlah gas rumah kaca (GRK) yang dilepaskan ke atmosfer, sehingga mengurangi kabut asap dan polusi udara. Berikut beberapa cara menghemat energi di rumah:
1) Ganti peralatan lama dengan model hemat energi.
2) Cabut perangkat dari stopkontak atau arus listrik saat tidak digunakan.
3) Beralih ke penyedia energi yang menggunakan energi terbarukan.
4) Ganti bola lampu dengan LED hemat energi.
8. Meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi
Menurut ahli, kendaraan pada umumnya mengeluarkan sekitar 4,6 metrik ton karbon dioksida setiap tahunnya. Maka, dengan lebih sedikit mengemudi berarti lebih sedikit emisi yang dilepaskan ke atmosfer. Berikut beberapa cara untuk mengurangi jejak transportasi:
1) Berjalan kaki atau naik sepeda bila memungkinkan.
2) Naik transportasi umum.
3) Pertimbangkan untuk menggunakan layanan transportasi perjalanan.
Penulis: Miftah DK
#Unlocking The Limitless