4 Bahaya Kelebihan Konsumsi Serat dan Cara Mencegahnya

Ivana Deva Rukmana diperbarui 22 Apr 2024, 09:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela tentu mengetahui bahwa serat sangat dibutuhkan oleh tubuh, kan? Kekurangan serat diantaranya dapat berujung pada berbagai penyakit pencernaan, misalnya kesulitan buang air besar (BAB).

Meskipun asupan serat memiliki peranan yang sangat penting untuk kesehatan pencernaan dan keseluruhan tubuh, tahukah kamu bahwa konsumsi serat yang terlalu berlebihan juga bisa menimbulkan beberapa risiko kesehatan?

Berikut adalah pembahasan mengenai bahaya kesehatan yang dapat terjadi akibat kelebihan konsumsi serat. Simak hingga tuntas, ya, Sahabat Fimela!

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

Gangguan Pencernaan

Ilustrasi Sakit Perut Credit: pexels.com/pixabay

Konsumsi serat yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti gas, kembung, dan perut kembung. Ini terjadi karena serat tidak dapat dicerna sepenuhnya oleh tubuh dan tetap berada di saluran pencernaan. Terlalu banyak serat dapat menyebabkan peningkatan produksi gas dalam usus, yang pada gilirannya dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan distensi abdomen.

3 dari 6 halaman

Gangguan Penyerapan Nutrisi

Ilustrasi Asupan Serat / Freepik by jcomp

Kelebihan serat dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting dalam tubuh, termasuk zat besi, kalsium, magnesium, dan zinc. Serat larut dalam air, seperti yang ditemukan dalam oatmeal dan kacang-kacangan, dapat membentuk gel di dalam usus yang menghambat penyerapan nutrisi. Ini dapat mengarah pada defisiensi nutrisi jika tidak diimbangi dengan konsumsi makanan yang kaya akan nutrisi tersebut.

4 dari 6 halaman

Perubahan Siklus Buang Air Besar

Ilustrasi Buang Air/https://www.shutterstock.com/aslysun

Konsumsi serat yang berlebihan juga dapat menyebabkan perubahan dalam frekuensi dan konsistensi buang air besar. Serat larut dalam air dapat menambah volume tinja dan membuatnya menjadi lebih lunak, sementara serat tidak larut dalam air dapat meningkatkan frekuensi buang air besar. Hal ini dapat menyebabkan diare atau sembelit, tergantung pada jenis serat yang dikonsumsi dan kebiasaan minum air seseorang.

5 dari 6 halaman

Gangguan Penyakit Usus

waspada gejala-gejala kecil yang bisa jadi tanda terkena penyakit usus besar. (Foto: Freepik/freepik)

Meskipun serat sering dianggap sebagai bagian penting dari diet untuk mencegah penyakit usus seperti divertikulosis dan sembelit, kelebihan serat juga dapat menyebabkan masalah pada orang yang memiliki penyakit usus tertentu. Pada beberapa kasus, serat yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan memperburuk gejala penyakit usus seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) atau penyakit Crohn.

6 dari 6 halaman

Tips Menghindari Kelebihan Konsumsi Serat

Berikut tips menghindari konsumsi serat yang berlebih. (Foto: Freepik/katemangostar)

Untuk menghindari kelebihan konsumsi serat, penting untuk memperhatikan jumlah serat yang kamu konsumsi setiap hari dan mengonsumsinya dalam batas yang direkomendasikan. Jumlah serat yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah sekitar 25-30 gram per hari. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda menghindari kelebihan konsumsi serat:

  1. Minum banyak air: Pastikan untuk minum setidaknya delapan gelas air setiap hari untuk membantu pencernaan serat dan mencegah gangguan pencernaan.
  2. Perhatikan porsi makanan: Meskipun serat penting untuk kesehatan, mengonsumsinya dalam jumlah yang tepat juga penting. Perhatikan porsi makanan yang Anda makan dan pastikan untuk tidak melebihi jumlah serat yang direkomendasikan.
  3. Perhatikan respons tubuhmu: Jika kamu mengalami gejala gangguan pencernaan setelah mengonsumsi serat tertentu, perhatikan makanan apa yang menyebabkannya dan kurangi konsumsinya.
  4. Konsultasi dengan tenaga kesehatan jika masalah terus berlanjut.

Sahabat Fimela, dengan memperhatikan asupan serat dan mengikuti tips di atas, kamu diharapkan dapat menghindari kelebihan konsumsi serat dan memperoleh manfaat kesehatan yang optimal dari diet Anda. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi, ya!