Tips Mengantisipasi GTM pada Anak yang Bisa Disebabkan Perubahan Pola Makan

Fimela Reporter diperbarui 05 Jul 2024, 19:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Dilansir dari idai.or.id, Gerakan Tutup Mulut atau GTM merupakan kondisi saat anak menutup mulut rapat-rapat bahkan sampai melepehkan kembali makanan yang sudah masuk ke dalam mulut. Penyebab GTM bermacam-macam, seperti bosan, sedang sakit, tidak lapar, trauma terhadap makanan tertentu. 

Penyebab GTM yang paling sering adalah inappropriate feeding practice. Pemberian makanan yang benar harus memperhatikan beberapa hal, seperti ketepatan waktu, kuantitas dan kualitas makanan, hingga kebersihan penyiapan makanan. Saat sedang berlibur, anak biasanya diberikan makan yang tidak sesuai dengan jam makan atau jenis makanannya. Terkadang, saat di perjalanan, orangtua memberikan makanan yang mudah bagi anaknya, seperti camilan atau makanan cepat saji. Hal tersebut dapat menyebabkan anak-anak untuk menolak makan saat kembali dari liburan.

2 dari 3 halaman

Antisipasi GTM

Atur waktu makanan berat dan makanan ringan untuk jaga jam makan yang teratur. (Foto: Unsplash/Jimmy Dean)

Hal yang harus dilakukan:

  • Atur jadwal makanan utama dan makanan selingan yang teratur.
  • Batasi waktu makan, tidak boleh lebih dari 30 menit.
  • Buat lingkungan yang menyenangkan untuk makan.
  • Dorong anak untuk makan sendiri. Jika anak tidak mau makan, tawarkan kembali tanpa memaksa. 
  • Latih anak untuk mengenali rasa kenyang dan rasa laparnya sendiri.

Hal yang harus dihindari:

  • Jangan memaksa anak makan, terlebih memarahi.
  • Jangan membiasakan anak makan sambil melakukan aktivitas lain, seperti bermain gawai, menonton televisi, berjalan-jalan.
  • Jangan memberikan minuman lain selain air di antara waktu makan.
  • Jangan menjadikan makanan sebagai hadiah.
3 dari 3 halaman

Faktor Penyebab GTM

GTM pada anak dapat disebabkan oleh rasa tidak nyaman akibat kondisi kesehatan. (Foto: Unsplash/Alexander Dummer)

Dilansir dari parents.app, berikut adalah faktor penyebab anak tidak mau makan.

Rasa tidak nyaman

Saat anak tidak mau makan, terkadang terdapat masalah fisik yang mengganggu mereka. Hal-hal yang mungkin terjadi adalah gigi yang sedang tumbuh atau gusi yang sakit. Jika anak-anak mengalami hal-hal tersebut, mereka tidak ingin makan karena ketidaknyamanan yang dialami. Jika terlihat ada kondisi kesehatan yang mengganggu anak, orangtua dapat membawa ke dokter untuk mendapatkan penanangan lebih lanjut.

Trauma terhadap makanan tertentu

Anak-anak dapat merasa trauma atas makanan tertentu. Hal tersebut dapat terjadi karena tersedak, muntah, atau ketika anak-anak dipaksa untuk makan makanan tertentu. Hal tersebut dapat menyebabkan anak-anak takut akan makanan tertentu. Makanan yang terlihat, terasa, atau memiliki tekstur yang serupa dapat menyebabkan anak enggan untuk mengonsumsinya.

Cara pendekatan yang kasar

Upaya orangtua untuk memberikan makanan pada anak dapat membuat anak takut. Memaksa anak untuk mengonsumsi sesuatu atau memarahi anak saat tidak ingin makan dapat membuat anak tertekan dan anak enggan makan karena takut. Tanamkan pada anak bahwa makan adalah sebuah kebutuhan, bukan sebuah paksaan.

Pola makan yang tidak teratur

Saat sedang berlibur, jam makan yang tidak teratur dapat membuat anak kenyang di waktu makan mereka. Pemberian makanan ringan di jam yang tidak seharusnya menyebabkan anak tidak ingin makan utama karena mereka merasa kenyang. Kelonggaran yang ada saat sedang berlibur menyebabkan jam makan anak berubah, jenis makanan yang berubah, dan pola makan yang berubah.

Faktor eksternal

Perilaku dan kebiasaan orangtua, saudara, atau teman dapat memengaruhi kebiasaan makan anak. Jika anggota keluarga bereaksi buruk terhadap makanan atau tidak menunjukkan rasa ketertarikan terhadap makanan tertentu, anak-anak akan dengan sangat mudah terpengaruh akan hal tersebut. Anak-anak adalah peniru andal, maka perilaku di sekitarnya dapat dengan mudah diserap dan ditiru oleh sang anak.

 

Penulis: Karina Alya.

#Unlocking The Limitless