Fimela.com, Jakarta Anemia merupakan isu kesehatan yang tidak pernah reda di seluruh dunia. Bahkan, angka prevalensi tertinggi anemia terdapat di Asia Tenggara. Terdapat berbagai jenis anemia, tetapi yang banyak ditemui adalah Anemia Defisiensi Zat Besi (Iron Deficiency Anemia/IDA). Gejala-gejala yang muncul akibat IDA adalah kelelahan, pusing, dan sakit kepala yang memengaruhi kualitas hidup penderitanya.
Kelompok yang paling rentan terkena anemia adalah perempuan dan anak-anak. Dilansir dari WHO, anak-anak di bawah umur 5 tahun, terlebih bayi dan anak di bawah umur 2 tahun sangat berisiko untuk terkena anemia. Selain itu, remaja perempuan dan perempuan dewasa yang sedang menstruasi, ibu hamil, dan perempuan setelah melahirkan juga memiliki risiko tinggi terkena anemia.
Jenis dan Penyebab Anemia
Dilansir dari PennMedicine, anemia merupakan sebuah kondisi saat tubuh tidak memiliki sel darah merah yang cukup. Sel darah merah sendiri berfungsi sebagai penyedia oksigen bagi jaringan-jaringan tubuh. Berikut adalah tipe-tipe anemia, yaitu
- Anemia Defisiensi Vitamin B12
- Anemia Defisiensi Asam Folat
- Anemia Defisiensi Zat Besi
- Anemia karena penyakit kronis
- Anemia Hemolitik
- Anemia Idiopatik Aplastik
- Anemia Megaloblastik
- Anemia Pernisiosa
- Anemia Sel Sabit
- Thalasemia
Tubuh membutuhkan vitamin, mineral, dan nutrisi yang cukup untuk memproduksi sel darah merah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Zat besi, vitamin B12, dan asam folat adalah tiga komponen utama dalam pembentukan sel darah merah. Tubuh tidak mendapatkan nutrisi-nutrisi tersebut akibat jenis makanan yang buruk, perubahan pada lapisan lambung atau usus yang menyebabkan perubahan penyerapan nutrisi, atau terdapat operasi yang menghilangkan bagian-bagian tertentu di lambung.
Suplementasi Zat Besi dan Anemia
Studi klinis SANOIN yang didukung oleh P&G Health menunjukkan efikasi dari suplementasi zat besi dalam meningkatkan kadar Hemoglobin (Hb) dan kualitas hidup serta memulihkan gejala anemia defisiensi zat besi. Studi ini berperan penting dalam menekankan betapa pentingnya suplementasi zat besi dalam perawatan kesehatan.
Studi klinis ini menunjukkan adanya peningkatan kadar Hb dalam 14 hari, pemulihan gejala dalam 30 hari, dan peningkatan kualitas hidup perempuan dengan IDA saat mendapatkan suplementasi zat besi.
Dr. Narcisa Sonia Comia, Dokter Spesialis Hematologi (Mary Mediatrix Medical Center, Filipina) dan Principal Investigator SANOIN menyatakan bahwa studi ini melibatkan 97 perempuan dengan rentang usia 15—55 tahun yang menderita IDA bergejala ringan hingga sedang di enam rumah sakit di Filipina. Setelah mendapatkan suplementasi zat besi selama 90 hari, berbagai gejala yang muncul akibat IDA berkurang drastis secepat 30 hari.
Dikutip dari rilis yang diterima Tim Fimela, Christopher J. L. Soriano, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Ateneo de Manila University School of Medicine and Public Health, Filipina) dan Co-Principal Investigator SANOIN menyatkan bahwa suplementasi zat besi dalambermanfaat bagi perawatan kesehatan, serta memberikan pilihan yang aman dan efektif bagi perempuan Filipina untuk meningkatkan kesehatan sehingga mereka dapat merawat diri, anak-anak, dan keluarganya secara lebih baik. Ia berharap studi ini dapat sampai dengan baik ke tangan para praktisi kesehatan di seluruh Asia Tenggara agar dapat segera mengambil pendekatan yang tepat untuk mengatasi beban penyakit anemia defisiensi zat besi ini.
Penulis: FIMELA Karina Alya
#Unlocking The Limitless