Fimela.com, Jakarta Membuka dan mengelola sebuah toko buku menjadi pilihan yang diambil Yeong-ju setelah mengalami sesuatu yang sangat berat di hidupnya. Toko Buku Hyunam-Dong berada di lingkungan yang sebenarnya biasa, berlokasi di antara rumah-rumah di mana tidak banyak orang datang dan pergi. Di awal-awal toko buku berdiri, Yeong-ju menghabiskan kesehariannya dengan membaca buku serta wajah yang tak cerah. Seiring waktu berjalan ia pun mulai membuka diri hingga banyak orang yang mulai mengenal dan berdatangan ke toko bukunya.
Yeong-ju pun mempekerjakan seorang barista, Min-joon untuk membuat kopi di toko bukunya. Sehingga pelanggan yang datang ke toko buku bisa sekalian menikmati kopi hangat ketika melihat-melihat buku. Suasana pun perlahan menjadi lebih hangat ketika Min-joon mendapat sejumlah pelanggan tepat. Bahkan ada banyak orang baru yang ia kenal dari interaksi serta acara hingga kelas menulis yang diadakan di toko buku.
Selamat Datang di Toko Buku Hyunam-Dong
Judul: Selamat Datang di Toko Buku Hyunam-Dong
Penulis: Hwang Bo-Reum
Penerjemah: Suci Anggunisa Pratiwi
Editor: Cicilia Prima
Penata isi: Hani Fauziyah
Penerbit: Grasindo, 2024
"Kisah orang-orang yang berjuang untuk menjalin hubungan baru dan menyembuhkan diri melalui buku dan toko buku terungkap secara mendalam.”ㅤㅤ Toko buku di lingkungan biasa, yang berdiri di antara rumah-rumah di mana tidak banyak orang datang dan pergi. Inilah toko buku di Hyunam-dong! Selama beberapa bulan pertama, pemilik toko buku, Young-joo, yang wajahnya tidak menunjukkan antusiasme, seperti seseorang yang selalu larut dalam kesedihan, duduk diam dan membaca buku seolah-olah dia adalah seorang pelanggan.ㅤㅤ Da menghabiskan setiap hari di toko buku dengan perasaan seperti mendapatkan kembali hal-hal yang hilang satu per satu. Perasaan lelah dan hampa dalam batin perlahan menghilang. Sejak saat itu, toko buku di Hyunam-dong menjadi tempat yang benar-benar baru. Ruang tempat orang berkumpul, berbagai emosi berkumpul, dan cerita tiap individu.ㅤㅤ ***
"Orang-orang menceritakan kisah mereka kepada penulis karena berpikir bahwa penulis akan memahami perasaan mereka, yang bahkan tidak bisa dipahami oleh teman dekat mereka sendiri. Namun, orang-orang relatif mudah bercerita kepada pengelola toko buku. Apa mereka pikir pengelola toko akan memahami perasaan seseorang dengan baik?" (hlm. 31)
"Menilai diri sendiri itu sulit, bahkan dengan membaca buku sekali pun." (hlm. 88)
"Tampaknya ada kesamaan antara membaca buku dan membuat kopi. Siapa pun dapat memulainya dengan mudah, semakin mereka melakukannya, semakin mereka jatuh cinta padanya, semakin merea jatuh cinta, semakin sulit untuk melepaskannya, lama-lama mereka semakin memerlukan detailnya, dan pada akhirnya, pemahaman tentang perbedaan detail itulah yang menentukan kualitas membaca dan kualitas kopi. Pada akhirnya, pembaca menikmati bacaannya dan barista menikmati membuat kopi." (hlm. 129)
"Konon agar harmoni terdengar indah dalam musik, harus ada disonansi di depannya. Itulah sebabnya harmoni dan disonansi harus hidup berdampingan dalam musik. Dan hidup itu seperti musik. Karena ada disonansi sebelum harmonis, kita dapat merasakan bahwa hidup itu indah." (hlm. 140)
"Mungkin Anda sekalian bertanya-tanya, apakah bisa mencari nafkah hanya dengan menjalankan toko buku? Dalam kasus saya, saya akan bilang bahwa itu hampir memungkinkan." (hlm. 267)
"Tidak semua orang bahagia karena melakukan apa yang mereka senangi. Tapi lain cerita kalau melakukan hal yang mereka senangi di lingkungan yang bagus. Bisa dibilang, lingkungan itu lebih penting. Jika lingkungan yang baik untuk melakukan hal yang disukai tidak tersedia, maka mereka tidak lagi ingin melakukan hal yang disukai itu." (hlm. 293)
Yeong-ju menyukai buku. Dia juga suka membaca novel karena baginya itu cara yang nyaman untuk bisa memahami perasaan orang lain. Dia juga paham bahwa buku-buku bisa bantu menghadirkan perasaan yang lebih nyaman. Setidaknya dada yang tadinya sesak bisa terasa lega berkat buku yang tepat dibaca. Mengelola toko buku dan mengusahakan kestabilan finansial memang bukan hal yang mudah, tetapi Yeong-ju justru mendapatkan banyak hal dan pengalaman berharga dari orang-orang yang hadir di tiko bukunya itu.
Ada acara diskusi buku, kelas menulis, dan acara temu penulis di Toko Buku Hyunam-Dong. Bahkan ada beberapa pengunjung tetap yang suka menghabiskan waktunya berlama-lama di toko buku, sambil merajut atau sambil menikmati kopi buatan Min-joon. Banyak hal yang diobrolkan di toko buku tersebut.
Para pembaca buku bisa berbagi pandangan dan pendapat mereka tentang buku yang dibaca. Membahas soal kehidupan hingga pekerjaan menjadi terasa lebih terbuka di Toko Buku Hyunam-Dong. Bertukar pikiran dan berbagi pengalaman hidup pun menghadirkan atmosfer yang lebih hangat di dalamnya.
Yeong-ju juga berbagi pengalamannya soal mengelola toko buku lokal serta bagaimana prospek toko buku seperti miliknya di masa depan. Terjun di bisnis perbukuan memang bukan hal yang mudah. Begitu banyak persoalan yang harus dihadapi, tetapi Yeong-ju sedikit demi sedikit juga belajar untuk mengelola toko bukunya sebaik mungkin. Apalagi dia juga dikelilingi oleh orang-orang yang sangat suportif kepadanya.
Novel ini memberi pengalaman membaca yang menarik soal toko buku yang hangat dan kisah orang-orang yang ada di dalamnya. Ada sedikit romansa di dalam ceritanya. Lebih banyak lagi soal bagaimana masing-masing tokoh berusaha untuk terus bertumbuh dan berkembang. Penulis yang berusaha untuk menjalani hidupnya sebaik mungkin dengan memaknai ulang kebahagiaan. Ibu dan anak yang sedang berusaha untuk saling memahami satu sama lain. Barista yang sedang menetapkan tujuan baru di dalam hidupnya. Juga bagaimana ada yang berusaha untuk menyembuhkan patah hati dan luka di hatinya.
Topik tentang dunia penerbitan dan perbukuan juga disinggung dalam novel ini. Misalnya, seperti bagaimana sebuah buku yang bisa mendadak dicari banyak orang ketika ada selebritas yang membacanya, serta bagaimana sebuah buku butuh penempatan waktu yang tepat dalam promosi untuk bisa banyak terjual. Mempertahankan toko buku lokal yang sederhana pun butuh profesionalisme tersendiri.
Novel Selamat Datang di Toko Buku Hyunam-Dong bisa menjadi referensi bacaan yang menarik bagi Sahabat Fimela yang menyukai topik tentang perbukuan dan hal-hal tentang kehidupan yang bisa menghangatkan hati. Bahkan kita pun akan diajak untuk menemukan sudut pandang yang lebih luas dalam memaknai pekerjaan hingga kebahagiaan.