7 Sikap yang Membuatmu Susah Move On sehingga Sulit Bahagia dalam Hidup

Endah Wijayanti diperbarui 25 Mar 2024, 10:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Memiliki kemampuan untuk melepaskan masa lalu dan melangkah maju adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan sejati dalam hidup. Namun, seringkali kita terjebak dalam sikap-sikap tertentu yang membuat proses ini sulit dilakukan. Dalam hidup ini, kadang memang sulit untuk menghindari rasa sakit dan kekecewaan. Sikap-sikap yang kita tunjukkan dalam menghadapi tantangan tersebutlah yang akan menentukan seberapa cepat kita bisa bangkit kembali.

Terkadang, sikap-sikap tertentu yang kita tunjukkan dapat membuat proses ini semakin sulit. Kali ini kita akan membahas tujuh sikap yang sering membuatmu sulit move on. Simak juga sejumlah tips praktis dan cara mengatasinya agar dapat hidup lebih bahagia berikut ini ya Sahabat Fimela.

 

 

 

What's On Fimela
2 dari 8 halaman

1. Tidak Mau Berdamai dengan Masa Lalu

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/Sevendeman

Masa lalu adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup kita. Namun, terlalu sering kita menempelengi diri sendiri dengan kesalahan atau kegagalan yang telah terjadi di masa lalu. Sikap ini dapat menjadi penghalang besar dalam mencapai kedamaian batin.

Sadarilah bahwa masa lalu tidak dapat diubah, namun kita memiliki kekuatan untuk merubah bagaimana kita bereaksi terhadapnya. Berdamailah dengan masa lalu dan gunakan pengalaman tersebut sebagai pembelajaran untuk masa depan. Fokuslah pada peluang-peluang baru yang ada di depan mata.

 

 

 

3 dari 8 halaman

2. Tidak Berusaha Memaafkan

Move on dari mantan./Copyright shutterstock.com/g/sompong+rattanakunchon

Memaafkan bukanlah hal yang mudah, terutama ketika kita merasa telah disakiti oleh orang lain. Namun, membiarkan dendam dan kebencian mengendalikan hidup kita hanya akan merugikan diri sendiri.

Memaafkan bukan berarti mengesampingkan atau menyetujui tindakan yang menyakitkan. Memaafkan adalah mengambil kembali kekuasaan atas hidup kita dari tangan orang lain. Berikan dirimu kesempatan untuk melepaskan beban yang tidak perlu dengan memberi maaf, bukan karena mereka pantas untuk itu, tetapi karena dirimu pantas untuk hidup tanpa beban.

 

 

4 dari 8 halaman

3. Menyimpan Dendam di Dalam Hati

Tips ampuh untuk yang susah move on/copyright shutterstock/tairome

Dendam adalah racun yang meracuni hati dan pikiran kita. Terus-menerus menyimpan dendam hanya akan memperburuk kondisi mental dan emosional kita.

Belajarlah untuk melepaskan dendam dengan memaafkan dan melepaskan perasaan negatif yang ada dalam hati. Setiap kali pikiran dendam muncul, alihkan perhatianmu pada hal-hal yang positif dalam hidupmu dan fokuslah pada hal-hal yang bisa membuatmu bahagia.

 

 

5 dari 8 halaman

4. Terus Menerus Menyalahkan Diri Sendiri

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/theshotsco

Merasa bersalah atau menyalahkan diri sendiri atas sesuatu yang telah terjadi adalah hal yang manusiawi. Namun, jika terlalu lama terperangkap dalam sikap ini, akan sulit untuk melangkah maju.

Terimalah bahwa kita semua melakukan kesalahan dan kita semua memiliki kelemahan. Yang penting adalah belajar dari kesalahan tersebut dan menggunakan pengalaman itu untuk tumbuh dan berkembang. Jangan biarkan rasa bersalah menghambat langkahmu menuju kebahagiaan.

 

 

6 dari 8 halaman

5. Enggan Mencari Bantuan yang Dibutuhkan

ilustrasi perempuan sedih/theshots.co/Shutterstock

Terkadang, kita merasa bahwa kita harus menangani semua masalah sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Namun, terkadang kita membutuhkan dukungan dari orang lain untuk melewati masa sulit.

Jangan ragu untuk meminta bantuan ketika kamu membutuhkannya. Terbukalah kepada teman, keluarga, atau profesional yang dapat memberikan dukungan dan pandangan yang objektif. Mengungkapkan perasaan dan mendapatkan bantuan adalah langkah penting dalam proses penyembuhan dan pertumbuhan pribadi.

 

 

7 dari 8 halaman

6. Masih Menolak Realitas yang Ada

ilustrasi/copyright pixabay.com/Chuotanhls

Kadang-kadang, kita sulit menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan atau keinginan kita. Sikap ini dapat memperpanjang penderitaan kita dan membuat proses move on menjadi lebih sulit.

Hadapi kenyataan dengan kepala tegak dan hati terbuka. Terimalah bahwa hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana, namun itu tidak berarti hidup kita tidak berarti atau tidak bahagia. Carilah cara untuk berdamai dengan realitas yang ada dan fokuslah pada hal-hal yang dapat kita kendalikan.

 

 

8 dari 8 halaman

7. Mendramatisasi Masalah yang Sudah Berlalu

ilustrasi perempuan sedih/TimeImage Production/Shutterstock

Terlalu sering kita cenderung menguatkan masalah yang sudah berlalu menjadi lebih besar dari yang seharusnya. Mendramatisasi masalah hanya akan membuat kita terjebak dalam siklus negatif.

Cobalah untuk melihat masalah dari sudut pandang yang lebih objektif dan rasional. Tanyakan pada diri sendiri apakah masalah tersebut akan berarti dalam jangka panjang atau apakah itu hanya hal yang kecil dalam perjalanan hidupmu. Fokuslah pada solusi daripada terperangkap dalam drama yang tidak perlu.

Move on dan mencapai kebahagiaan dalam hidup bukanlah hal yang mudah, terutama ketika kita terjebak dalam sikap-sikap yang menghambat. Namun, dengan kesadaran dan usaha yang tepat, kita dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan melangkah maju menuju hidup yang lebih bahagia dan bermakna.

Sahabat Fimela, ingatlah bahwa setiap langkah kecil menuju pemulihan adalah langkah menuju kehidupan yang lebih baik.