7 Sikap Anak yang Menunjukkan Hidupnya Tak Bahagia

Mimi Rohmitriasih diperbarui 17 Okt 2024, 10:36 WIB

Fimela.com, Jakarta Ketika seorang anak tidak bahagia, sebagai orang tua atau wali, penting untuk bisa mengenali tanda-tanda tersebut. Hal itu agar orangtua atau orang terdekat, bisa memberikan dukungan dan bantuan yang diperlukan. Ketidakbahagiaan pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah di sekolah, konflik dalam keluarga, hingga masalah kesehatan mental. Ketidakbahagiaan ini bisa berdampak buruk bagi tumbuh kembangnya. 

Ketika anak memungkinkan hidupnya tak bahagia, ada beberapa tanda yang kerap ditunjukkan olehnya. Tanda ini bisa lewat sikap atau perilakunya. Berikut adalah beberapa tanda yang mungkin menunjukkan bahwa seorang anak tidak bahagia. Yuk Mom, simak baik-baik dan kenali sejak sedini mungkin dari buah hati.

What's On Fimela
2 dari 8 halaman

Perubahan Mood yang Tiba-tiba atau Terus-menerus

Ilustrasi anak yang mengalami perubahan sikap | copyright freepik.com/pvproductions

Anak yang tidak bahagia kerap menunjukkan perubahan mood yang tiba-tiba atau terus-menerus. Mereka menjadi lebih murung, cemberut, atau mudah tersinggung tanpa alasan yang jelas. Mereka juga menunjukkan suasana hati yang tidak nyaman, bahagia dan tenang.

3 dari 8 halaman

Penurunan Minat pada Aktivitas yang Disukai

ilustrasi anak-anak/MaeManee/Shutterstock

Jika anak mulai kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya disukainya, seperti bermain dengan teman-teman atau menjalankan hobi tertentu, hal ini bisa menjadi tanda bahwa mereka tidak bahagia. Anak-anak yang tidak bahagia akan kehilangan semangat serta antusiasnya pada banyak hal, termasuk untuk sesuatu yang sangat disukai sebelumnya. 

4 dari 8 halaman

Menunjukkan Gejala Fisik yang Tidak Biasa

ilustrasi anak| pexels.com/@skitterphoto

Beberapa anak mungkin mengekspresikan ketidakbahagiaan mereka melalui gejala fisik, seperti sakit perut, sakit kepala, atau gangguan tidur. Meskipun gejala-gejala ini mungkin tidak memiliki penyebab fisik yang jelas, namun bisa menjadi tanda bahwa anak tersebut mengalami kesulitan emosional. Anak ini menunjukkan kesehatan mental yang kurang maksimal. 

5 dari 8 halaman

Menarik Diri dari Interaksi Sosial

Ilustrasi/copyright shutterstock.com

Ketidakbahagiaan pada anak, cenderung membuatnya menarik diri dari interaksi sosial. Baik dengan teman-teman atau anggota keluarganya. Mereka cenderung lebih suka menyendiri atau menghabiskan waktu di kamarnya daripada berinteraksi dengan orang lain. Menikmati waktu sendiri, dinilai lebih menenangkan dan bikin nyaman dibandingkan berinteraksi dengan orang lain. 

6 dari 8 halaman

Penurunan Kinerja Akademik atau Prestasi di Sekolah

Ilustrasi anak sedih dan tidak percaya diri/copyright freepik.com

Ketidakbahagiaan bisa mempengaruhi kinerja akademik dan perilaku anak di sekolah. Mereka mungkin menjadi kurang fokus, kurang antusias, atau bahkan mulai mengalami masalah perilaku seperti membolos atau bertengkar dengan teman sekelas. Anak yang semula sangat berprestasi, bisa sangat terpuruk dan terjatuh dalam hal ini. Ia akan kehilangan banyak semangat serta minatnya dalam bidang akademik. 

7 dari 8 halaman

Mengungkapkan Perasaan Sedih atau Putus Asa

Ilustrasi anak sedih/copyright shutterstock.com/A3pfamily

Bisa jadi, anak yang tidak bahagia akan mengungkapkan secara langsung perasaan sedih, putus asa, atau kebingungan tentang apa yang mereka rasakan. Mereka mungkin menangis lebih sering atau mengatakan bahwa mereka merasa tidak bahagia. Mereka juga tampak sangat putus asa di suatu waktu. 

8 dari 8 halaman

Perubahan dalam Kebiasaan Makan dan Berat Badan

Ilustrasi/copyright shutterstock.com

Ketidakbahagiaan juga bisa berpengaruh pada kebiasaan makan anak dan berat badannya. Anak-anak ini akan rentan kehilangan selera makan, atau justru mengonsumsi makanan secara berlebihan sebagai mekanisme penanggulangan stres. Ketidakbahagiaan bisa bikin anak mengalami penurunan berat badan secara drastis atau sebaliknya. 

Ketidakbahagiaan pada anak adalah sesuatu yang perlu diperhatikan dan ditangani dengan serius. Dengan memberikan dukungan dan perhatian yang tepat, orangtua tentunya bisa membantu anak mengatasi masalah yang mereka hadapi. Dukungan dan perhatian dari orangtua pun orang terdekat anak, perlahan tapi pasti akan membangun kembali kebahagiaan di dirinya yang hilang. Semoga informasi ini bermanfaat.