Film “Purun” Karya Merdi Sihombing Raih Kemenangan di Melbourne Fashion Festival

Naela Marcelina diperbarui 24 Mar 2024, 12:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Merdi Sihombing dengan karya film fashionnya “Purun”, yang disutradarai oleh Raditya Bhramanta, berhasil meraih kemenangan prestisius di 2024 PayPal Melbourne Fashion Festival - Fashion Film Awards yang digelar pada bulan Februari tahun lalu. Film ini mengangkat warisan budaya dan kreativitas Indonesia yang memukau panggung dunia dengan pesan yang kuat dan visual yang menginspirasi.

Film "Purun" tidak hanya merupakan hasil kreativitas individu, tetapi juga kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Gelanggang Inovasi & Kreativitas Universitas Gadjah Mada (GIK UGM), serta Badan Restorasi Gambut (BRG). Dukungan dari berbagai entitas ini memberikan landasan yang kuat bagi kesuksesan film ini.

Kemenangan film fashion "Purun" karya Merdi Sihombing bukan hanya merupakan prestasi bagi sineas dan desainer Indonesia, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di panggung global. Simak lebih dalam mengenai keanggunan film ini. 

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Inspirasi dan Konsep Film

Purun sendiri merupakan tanaman liar yang tumbuh di lahan gambut Kalimantan Selantan dan Sumatera Selatan. (Foto: Instagram/@merdisihombingofficia)

Raditya Bhramanta, sutradara film "Purun", mengungkapkan “Melalui film ini, saya ingin mengungkapkan bahwa banyak sekali kekayaan yang ada di bumi ini. Bahkan tanaman purun yang tumbuh liar pun bisa diolah menjadi karya seni yang menjadi merek dengan nilai jual tinggi, serta mampu memberikan mata pencaharian bagi masyarakat desa. Sebetulnya secara konsep film ini seperti dokumenter, tapi diberi sentuhan kontemporer agar tercipta sinematografi yang estetik,”

Film "Purun" menampilkan kisah yang mengangkat nilai-nilai yang menyentuh, merayakan kekayaan tersembunyi dari tanaman purun, yang merupakan sumber daya alam asli Indonesia. Menyoroti pemberdayaan perempuan di lahan gambut Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan melalui program kerja dari Badan Restorasi Gambut (BRG), dan didanai oleh United Nations Development Program (UNDP). Film ini mengajak penonton untuk menyaksikan bagaimana tanaman purun yang tumbuh liar dapat diolah menjadi produk bernilai tinggi, menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat desa.

3 dari 4 halaman

Warisan Budaya Melalui Kreasi Fashion

Film ini menunjukkan budaya Indonesia yang sangat bernilai harganya. (Foto: Instagram/@bramsky.bramsky)

Merdi Sihombing, seorang Desainer Fashion Adat dan pencipta film "Purun", dengan penuh kehormatan menyampaikan kontribusinya dalam mengajarkan teknik kerajinan tradisional kepada masyarakat. Melalui keterampilan yang diperoleh, mereka mampu mengubah tanaman purun menjadi produk bernilai tinggi yang indah, potensial menjadi sumber pendapatan berkelanjutan. Film mengajak penonton dalam perjalanan menawan yang memperlihatkan perpaduan warisan budaya, semangat inovatif, dan keindahan alam. Ini adalah bukti nyata bagaimana program ini berhasil memberdayakan perempuan tulang punggung perekonomian keluarga di lahan gambut dengan mengubah sumber daya lokal menjadi peluang ekonomi, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan mereka.

4 dari 4 halaman

Film ‘Purun’ Sangat Layak untuk Menang

Melalui budaya dan kreativitas, Film "Purun" dinyatakan sangat layak untuk membawa kemenangan. (Foto: Dokumen/PayPal Melbourne Fashion Festival)

Caroline Ralphsmith, CEO PayPal Melbourne Fashion Festival, menegaskan bahwa kemenangan yang diraih oleh film ‘Purun’ sangatlah layak. “Film ini menangkap dan memanfaatkan kekuatan bercerita tentang budaya, warisan, dan seorang desainer yang bekerja sama dengan komunitasnya untuk menghormati kerajinan dan serat tradisional. Penggabungan visi seorang desainer dan keterampilan turun-temurun ke dalam konteks kontemporer,” ucapnya. Hal ini menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi antara seniman dan masyarakat dapat menghasilkan hasil yang memukau dan memberikan apresiasi yang lebih mendalam terhadap kekayaan budaya dan warisan lokal.

 

Penulis: Naela Marcelina 

#Unlocking The Limitless