Fimela.com, Jakarta Memang tidak mudah untuk meraih impian atau cita-cita, banyak tantangan yang harus dihadapi. Hal ini pun dirasakan oleh Yoland Handoko yang berprofesi sebagai fashion stylist.
Jika melihat laman Instagramnya, Yoland Handoko yang telah berkecimpung di dunia fashion stylist selama 17 tahun ini sudah menata pakaian berbagai publik figur ternama tanah air misalnya saja klien artis pertamanya ialah Raisa hingga kini ia pun dipercaya menata busana Cinta Laura dan Putri Marino di Festival Film Cannes.
Namun sebelum mencapai titik saat ini, Yoland Handoko pun berjuang dari nol dan melewati berbagai proses dan lika liku tantangan menjadi seorang fashion stylist terpercaya.
Yoland menyampaikan jika karirnya sebagai fashion stylist justru berbanding terbalik dengan pendidikan yang ia tempuh. Ia pun mulai tertarik menekuni bidang fashion saat membaca sebuah buku desain yang bersinggungan dengan fashion.
“Aku kuliah sebenarnya ambil jurusan Desain Komunikasi Visual, tapi saat semester akhir malah tidak tertarik di dunia advertising atau layout gitu. Saat baca buku desain fashion malah ada ketertarikan jadi fashion stylist, dan karena kegemaran aku melukis, jadi bisa direalisasikan di tempat berbeda bukan kertas atau kanvas melainkan pada model jadi aku menarik coba,” kata Yoland kepada Fimela People.
Memulai Karir sebagai Fashion Stylist
Dari buku yang dibaca olehnya tersebut pun Yoland mulai berkecimpung di dunia fashion pada tahun 2007. Tak langsung jadi fashion stylist utama, Yoland menceritakan karirnya dimulai pada tahun 2008 bekerja di salah satu majalah franchise sebagai asisten fashion stylist. Dari situlah ia semakin serius menyelami dunia fashion.
“Lumayan banyak lika liku yang dihadapi dengan berbagai proses dari nol aku berkarir, dari magang di majalah hingga akhirnya in house, jadi asisten fashion editor, hingga dipercaya jadi fashion director di Jakarta Fashion Week, hingga akhir menjadi fashion stylist sampai saat ini” kata Yoland.
Saat menstyling kliennya, Yoland tidak memaksakan sebuah tren dipakai jika memang tidak pas. Jadi, sebelum menstyling, Yoland akan melakukan riset mendalam seperti apa kliennya, karakternya bagaimana yang pas dengan busana yang akan dikenakan.
“Tren itu penting tapi dari pada memilih tren namun tidak pas dengan klien lebih baik jangan dipaksakan. Makannya aku selalu cari tahu klien aku seperti apa, warna hingga motif yang cocok seperti apa, hingga inspirasi tren terbaru. Trendy boleh tapi jangan dipaksakan jika tidak pas,” ujarnya.
Pencapaian terbesar justru ada pada lingkungan keluarga
Yoland menyampaikan jika dulu menjadi fashion stylist belum terekspose seperti saat ini yang mudah mendapatkan informasi di media sosial. Membuat Fashion stylist dibanding profesi Makeup Artist atau photografer masih kurang populer.
Hal tersebutlah yang membuat, ayah dari Yoland bertanya-tanya pekerja fashion stylist apakah menjadi profesi yang menjanjikan. Hingga keputusan jalan karir yang diambil Yoland justru bertentangan dengan keluarga.
“Bapak sama kakakku bingung apa itu fashion stylist apalagi dulu bapak ingin aku jadi dokter. Trus kakak ku juga sempet ngomong ini udah berjalan lama jadi fashion stylist tapi belum terlihat hasilnya,” cerita Yoland.
Namun ketidak percayaan keluarganya terhadap karir yang dipilih tidak langsung membuat Yoland putus asa dan tidak percaya diri. Justru sebaliknya, Yoland termotivasi untuk terus berjuang dan berusaha membuktikan jika jalan yang ia pilih tidak pernah salah.
“Merintis dari awal nggak langsung enak kan, saat itu aku mikir sekarang belum bisa kasih apa-apa tapi percaya suatu saat bisa bantu keluarga. Dan hal itu terbukti sampai sekarang aku bisa bahagiain dan menafkahi orangtua dan sekolahin keponakan. Ini pencapaian terbesarku meski mendapat klien brand dan artis ternama juga suatu pencapaian tapi keluarga nomor utama,” ujarnya.
Yoland juga bercerita jika pencapaian di dalam karirnya salah satunya bisa menstyling artis senior Christine Hakim. Dan keinginannya kini bisa terlibat di produksi film.
“Ngga nyangka bisa satu project sama Christine Hakim. Kedepannya aku ingin terlibat di project film namun belum tahu genrenya, mungkin horror karena aku suka nonton film horror,” tutup Yoland.