Fimela.com, Jakarta Pendidikan tentang sopan santun sejak dini menjadi investasi penting bagi masa depan anak. Sopan santun bukan hanya tentang tindakan atau perkataan semata, tetapi juga melibatkan sikap yang menghormati dan memperhatikan orang lain.
Mengajarkan anak tentang pentingnya bersikap sopan santun merupakan suatu hal yang sangat penting untuk masa depan mereka yang lebih baik. Sopan santun merupakan fondasi dari interaksi sosial yang harmonis, memungkinkan anak untuk membangun hubungan yang positif dan sehat dengan orang-orang di sekitarnya.
Oleh karena itu, sudah seharusnya orangtua mulai menanamkan nilai-nilai sopan santun ini sejak usia dini. Perilaku yang dipelajari sejak kecil cenderung akan membawa dampak yang besar pada kehidupan dewasa anak tersebut. Berikut tips mengajarkan anak untuk bersikap sopan kepada siapapun dilansir dari thefoxandshe.com dan cmaindo.com.
What's On Fimela
powered by
Tips Efektif Mengajarkan Anak untuk Bersikap Sopan
1. Orangtua harus menjadi teladan yang Baik
orangtua memiliki peran utama dalam membentuk perilaku sopan santun. Anak-anak belajar melalui contoh yang diberikan, sehingga orangtua harus menjadi teladan yang baik. jadi jika orangtua menunjukkan sikap sopan santun dalam setiap interaksi, kemungkinan besar anak juga akan melakukannya. Oleh karena itu, perhatikan cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, karena akan menjadi contoh yang kuat bagi anak. Menjadi teladan yang baik dalam perilaku sopan santun, orangtua membuka jalan bagi anak untuk mengembangkan sikap yang sama dalam kehidupan mereka.
2. Ajarkan sejak dini
Mendidik anak tentang sopan santun sejak dini membantu mereka membentuk kebiasaan yang positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Semakin awal nilai-nilai sopan santun ditanamkan, semakin cepat anak akan memahami pentingnya perilaku tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Memberikan perhatian pada pembelajaran ini sejak usia dini, anak-anak akan lebih mungkin mengembangkan sikap yang sopan dan menghargai dalam berbagai situasi.
3. Mulai dari kata “tolong”, “terima Kasih”, dan “sama-Sama”
Anak-anak sering kali membuat kesimpulan sederhana tentang makna sosial di balik kata-kata tersebut. Mereka mungkin berpikir bahwa "tolong" adalah cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, "terima kasih" adalah cara untuk mengakhiri interaksi, dan "sama-sama" adalah ungkapan untuk menghargai bantuan yang diberikan. Meskipun ini adalah pemahaman awal yang sederhana, namun penting untuk dicatat bahwa anak-anak sedang membangun dasar-dasar sosial mereka. Menanamkan penggunaan kata-kata tersebut dalam kosakata anak, memberi mereka pengalaman awal tentang bagaimana sikap sopan santun dapat memengaruhi interaksi sosial.
Lakukan Pengajaran dengan Menyenangkan, Jangan Lupa Berikan Pujian
4. Ajarkan etika dasar
Selain menggunakan kata-kata "tolong", "terima kasih", dan “sama-sama”, anak-anak juga perlu belajar tentang aturan etika dasar lainnya. Misalnya, mereka harus mempelajari cara memperkenalkan diri dan orang lain, cara menjalin kontak mata dan berjabat tangan, perilaku yang sopan di meja makan, serta cara menggunakan peralatan makan dengan benar. Keterampilan ini dapat diajarkan melalui permainan peran atau praktik langsung saat makan bersama keluarga. Hal ini akan membantu anak-anak merasa lebih percaya diri dalam situasi sosial dan memberikan kesan yang positif pada orang lain. Membiasakan anak-anak dengan etika dasar ini sejak dini, mereka akan terbiasa dengan perilaku sopan yang penting dalam berinteraksi dengan orang lain di masa depan.
5. Lakukan pengajaran dengan menyenangkan
Pengajaran sopan santun tidak harus terasa seperti tugas yang membosankan. Orangtua dapat membuatnya menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak dengan menghadirkannya dalam bentuk permainan. Misalnya, Anda bisa menciptakan permainan "bingo tata krama" di mana anak-anak harus mencari perilaku sopan santun yang berbeda sepanjang hari. Selain itu, sistem penghargaan dapat diterapkan dengan memberi poin atau stiker atas perilaku baik. Semakin banyak poin yang dikumpulkan, semakin besar hadiahnya. Camilan setelah makan malam bisa menjadi pilihan hadiah yang menyenangkan bagi anak-anak.
6. Berikan pujian
Anak-anak sangat menyukai pujian, terutama jika itu datang dari orangtua atau orang yang mereka sayangi. Sayangnya, seringkali orangtua cenderung hanya memberikan perhatian pada perilaku negatif anak mereka, sementara mengabaikan pencapaian dan tindakan positif yang dilakukan anak. Namun, sikap ini sebenarnya dapat memiliki efek yang berlawanan. Anak-anak tetap membutuhkan perhatian, dan jika mereka tidak mendapatkannya melalui perilaku positif, mereka mungkin akan mencarinya melalui perilaku negatif. Oleh karena itu, orangtua harus bisa memberikan pujian secara konsisten terhadap pencapaian dan tindakan baik anak, karena hal ini akan memperkuat perilaku positif dan memperkuat hubungan.
Penulis: Naela Marcelina.
#Unlocking The Limitless