Fimela.com, Jakarta Puasa jadi salah satu ibadah dalam agama Islam yang dilakukan dengan menahan makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit hingga terbenamnya matahari. Puasa dalam Islam bukan hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga sebuah ibadah yang memiliki nilai spiritual dan sosial yang tinggi.
Berpuasa memiliki tujuan mulia, seperti mengajarkan rasa empati, menumbuhkan kemandirian, meningkatkan solidaritas sosial, dan meningkatkan kebersihan moral. Selain itu, puasa juga dapat membantu membersihkan tubuh dari racun, memperbaiki sistem metabolisme tubuh, serta membantu menurunkan berat badan. Dalam pelaksanaannya, puasa memerlukan niat dan kemampuan untuk menahan diri.
Namun, di luar aspek agama, puasa memiliki banyak manfaat bagi mental seseorang secara keseluruhan. Inilah 5 manfaat puasa untuk kecerdasan emosional Sahabat Fimela, apa saja ya?
What's On Fimela
powered by
1. Stabilitas emosi
Kegiatan berpuasa dapat membantu menstabilkan emosi seseorang. Hal ini dicapai dengan melepaskan ketergantungan emosional pada makanan, serta menghentikan makanan yang mengganggu emosi seperti kafein, gula olahan, obat-obatan terlarang, nikotin, dan asam lemak trans.
Puasa juga dapat membantu seseorang menghentikan kebiasaan emosional yang berbahaya. Terkadang kita terjebak dalam siklus emosi yang aneh, puasa dapat membantu kita membebaskan diri, memungkinkan kita untuk menjalani dunia dengan lebih positif. Hal ini pada akhirnya membantu kita menjadi optimis dan lebih positif.
2. Pencerahan diri
Berpuasa dapat membuat seseorang merasa lebih terhubung dengan kehidupan melalui latihan seperti membaca, meditasi, yoga, seni bela diri, dan lain-lain. Dengan tidak adanya makanan dalam sistem pencernaan, terdapat lebih banyak ruang dalam tubuh untuk energi karena sistem pencernaan adalah salah satu sistem yang paling banyak memakan energi dalam tubuh.
Puasa sebagai pencerahan diri artinya dapat meningkatkan kesehatan mental dan emosional, yang membuat seseorang menjadi lebih sadar dan bersyukur atas hal-hal kecil di sekitar. Tubuh dan pikiran pun menjadi lebih ringan dan jernih saat berpuasa.
3. Meningkatkan ketahanan diri
Seseorang menghilangkan beberapa kenyamanan dan kemewahan sehari-hari ketika berpuasa. Sengaja menempatkan diri dalam situasi yang menantang seperti ini mempersiapkan Sahabat Fimela untuk menghadapi situasi yang lebih sulit di masa depan. Oleh karena itu, puasa merupakan salah satu cara untuk mengembangkan ketekunan, pengendalian diri, dan ketahanan.
Mengatasi kebutuhan diri akan kenyamanan dapat memungkinkan Sahabat Fimela mengalami hidup dengan cara yang berbeda, dan bahkan mungkin menjalani hidup dengan lebih nyaman dari pada orang lain.
4. Percaya diri
Puasa dapat meningkatkan kadar katekolamin, seperti dopamin, yang meningkatkan kebahagiaan dan kepercayaan diri sekaligus mengurangi kecemasan. Puasa juga mampu membantu Sahabat Fimela membangun pengendalian diri dan disiplin.
Sahabat Fimela tidak bisa memiliki rasa percaya diri jika tidak memiliki pengendalian diri. Dan jika seseorang sering melakukan sabotase diri, Sahabat Fimela akan mengalami pergulatan internal, bukan rasa percaya diri. Perselisihan internal ini melemahkan kemauan seseorang hingga bisa melelahkannya. Seseorang juga bisa mendapatkan kepercayaan pada bakat di dalam diri, mendorongnya untuk mengambil ambisi, risiko, dan tantangan yang lebih besar di masa depan. Sahabat Fimela pada akhirnya memperoleh efikasi diri, memungkinkan mengatur nasib dan masa depan yang lebih baik.
5. Meningkatkan suasana hati
Puasa menyebabkan pelepasan hormon bahagia serotonin, yang merupakan peningkatan untuk suasana hati yang sangat baik. Itu membuat Sahabat Fimela lebih santai dan terbuka terhadap ide-ide segar.
Omong-omong, obat-obatan psikotropika tertentu memiliki efek yang sangat mirip. Dengan berpuasa intermiten dapat membuat seseorang merasa gembira dan gembira, tetapi dalam arti yang baik.
Penulis: Miftah DK.
#Unlocking The Limitless