3 Politikus Wanita Berpengaruh di Dunia, Ada Hillary Clinton hingga Kamala Harris

Karina Alya diperbarui 29 Feb 2024, 12:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Keterlibatan wanita di dalam dunia politik tentu menjadi sesuatu yang diperhitungkan. Munculnya banyak tokoh politik wanita dengan kebijakan dan pengaruh yang diberikannya menjadi hal yang harus diketahui masyarakat luas. 

Wanita-wanita ini berdiri tegak menyuarakan permasalahan negara dengan lugas. Tidak luput dari kritik dan kecaman, tetapi perubahan yang dibawa dapat terlihat jelas dan memberikan dampak yang nyata. Menjadi inspirasi bagi para wanita di seluruh dunia untuk turut berpartisipasi di dunia politik. Yuk, kenali 3 politikus wanita berpengaruh di dunia!

Hillary Clinton

Hillary Clinton merupakan seorang politikus Amerika Serikat yang dikenal berkat kariernya yang menakjubkan. Ia merupakan seorang ibu negara saat suaminya, Bill Clinton, menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (1993—2001). Pada tahun 2001—2009, Hillary Clinton menjabat sebagai Senator di Amerika Serikat. Pada tahun 2008, Ia sempat menjadi calon presiden, tetapi ia harus kalah saat melawan Barack Obama.

Pencapaiannya selama berkiprah di dunia politik dan pelayanan publik adalah sebuah anugerah. Ia terus memperjuangkan hak anak-anak dan keluarga. Saat menjadi Ibu Negara, ia menyediakan layanan kesehatan bagi jutaan anak melalui Children’s Health Insurance Program. Program ini memangkas setengah dari total seluruh anak yang tidak memiliki asuransi kesehatan. Hillary Clinton juga turut membantu para first responder pada peristiwa 9/11 untuk mendapatkan layanan kesehatan terbaik.

Sebagai perempuan, Hillary Clinton turut memperjuangkan hak-hak perempuan. Saat berpidato di United Nations, ia menyatakan, “Women’s rights are human rights.” Hillary Clinton dengan lantang menyerukan ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia. Sosoknya menjadi simbol bagi banyak perempuan untuk ikut terlibat dalam dunia politik demi membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Hillary Clinton, mantan senator Amerika Serikat. (Foto: Instagram/hillaryclinton)
2 dari 3 halaman

Margaret Thatcher

Margaret Thatcher, perdana menteri Inggris. (Foto: Shutterstock/Alessia Pierdomenico)

Margaret Thatcher merupakan seorang politikus Inggris yang dijuluki “the Iron Lady”. Saat berkuliah di Oxford, ia juga aktif dalam berorganisasi. Ia menjadi presiden dari organisasi Oxford Union Conservative Association pada tahun 1946. Di dalam dunia politik, Ia merupakan pemimpin Partai Konservatif Inggris. Margaret Thatcher menjadi perdana menteri Inggris wanita pertama (1979—1990). 

Margaret Thatcher dikenal luas dengan kebijakan-kebijakannya yang tegas dan membawa Inggris ke tahap yang lebih baik. Ia dikenal dengan kebijakan-kebijakan ekonomi liberalnya yagn disebut “Thatcherism”. Kebijakan ini adalah kebijakan seputar privatisasi industri nasional dan deregulasi ekonomi. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi peran pemerintah dalam perekonomian. Tujuan dari privatisasi adalah untuk mengembalikan kekuasaan kembali ke pada rakyat.

Sosoknya sebagai perdana menteri Inggris wanita pertama memberikan inspirasi kepada perdana menteri selanjutnya. Walaupun ia juga mendapatkan banyak kritik dari berbagai pihak, kontribusi Margaret Thatcher dalam politik dan ekonomi Inggris tidak dapat diabaikan. Ia adalah penyelamat bagi Inggris pada masa itu.

3 dari 3 halaman

Kamala Harris

Kamala Harris, wakil presiden Amerika Serikat. (Foto: Instagram/kamalaharris)

Kamala Harris merupakan wakil presiden Amerika Serikat saat ini. Sebelum menjadi wakil presiden dari Joe Biden, ia merupakan Jaksa Agung di California pada tahun 2010. Ia merrupakan wanita keturunan Afrika dan orang Asia-Amerika pertama yang memegang jabatan tersebut. Saat menjabat, ia dikenal berkat ketegasannya dalam sistem keadilan pidana, hak-hak imigram, dan tentang perubahan iklim dunia. 

Dilansir dari laman resmi White House, sebagai wakil presiden Amerika Serikat, Kamala Harris terus memperjuangkan kebebasan wanita dalam membuat keputusan terkait tubuh dan hidupnya, kebebasan hidup yang aman dari serangan senjata api, hingga kebebasan untuk dapat mengonsumsi air dan udara yang bersih.

Ia aktif menyuarakan suaranya terkait perubahan iklim. Saat menghadiri COP28 di Dubai, ia menyatakan, “We must do more.” ia terus memperingatkan akan bahayanya sebuah perubahan iklim. Hadirnya Kamala Harris sebagai wakil presiden telah memperkuat representasi wanita dan kelompok minoritas dalam pemerintahan Amerika Serikat. 

 

Penulis: FIMELA Karina Alya

 

#Unlocking The Limitless