7 Bahaya Orangtua Membentak Anak bagi Kesehatan Mentalnya

Mimi Rohmitriasih diperbarui 12 Okt 2024, 09:32 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Namun sayang, karena keinginan ini tak sedikit orangtua yang bersikap berlebihan ke anak. Beberapa orangtua kerap memaksakan kehendaknya agar anak menjadi seperti yang mereka inginkan, kerap memarahi anak saat anak tak nurut akan nasehatnya, bahkan rentan membentak anak saat anak secara sengaja pun tak sengaja melakukan kesalahan. 

Perlu diketahui, pendekatan disiplin yang melibatkan pembentakan anak oleh orangtua, sering kali dianggap sebagai norma dalam beberapa budaya atau keluarga. Namun, penting untuk disadari bahwa tindakan tersebut bisa memiliki dampak negatif yang cukup serius pada kesehatan mental anak. Berikut adalah beberapa bahaya utama dari kebiasaan orangtua yang sering membentak anak bagi kesehatan mental mereka. 

What's On Fimela
2 dari 5 halaman

Merusak Percaya Diri dan Citra Diri

Ilustrasi anak sedih/copyright shutterstock.com/Africa Studio

Membentak anak bisa merusak rasa percaya diri dan citra diri mereka. Anak-anak mungkin mulai merasa tidak berharga atau tidak pantas, karena seringkali ditegur atau dibentak oleh orangnya. Padahal ia menganggap orangtua sebagai seseorang yang seharusnya menjadi sumber dukungan, inspirasi dan kasih sayang.

Meningkatkan Risiko Kecemasan dan Depresi

Pembentakan terus menerus yang dilakukan orangtua ke anak, bisa menyebabkan kecemasan dan depresi pada anak. Anak mungkin akan mengalami ketakutan yang berlebihan, rasa gelisah, atau perasaan sedih yang berkepanjangan. Mereka bahkan cenderung rentan stres dan depresi dengan apa yang mereka alami di rumah.

3 dari 5 halaman

Kesulitan dalam Membangun Hubungan Sehat

ilustrasi anak-anak/MaeManee/Shutterstock

Orangtua yang suka membentak anak, bisa mengganggu kemampuan anak untuk membangun hubungan yang sehat dengan sekitar. Ini bisa jadi menyebabkan anak sulit membangun komunikasi pun interaksi yang bermakna dengan orang lain. Tidak sedikit anak yang sering dibentak, anak sulit mempercayai orang lain atau mengekspresikan perasaan mereka dengan jujur. Ini karena rasa takut atau ketidakamanan yang mereka alami selama ini di rumah. 

Menghambat Perkembangan Kognitif Anak

Stres kronis yang disebabkan oleh pembentakan, bisa menghambat perkembangan kognitif anak. Mereka mungkin kesulitan berkonsentrasi, belajar, atau memproses informasi dengan baik. Hal ini karena pikiran mereka terganggu oleh ketegangan dan kekhawatiran, yang kerap dialami atas sikap orangtuanya selama ini.

4 dari 5 halaman

Menyebabkan Trauma Jangka Panjang

Ilustrasi anak sedih dan tidak percaya diri/copyright freepik.com

Pembentakan yang dilakukan orangtua, juga bisa menyebabkan trauma emosional jangka panjang pada anak. Pengalaman-pengalaman negatif yang terkait dengan pembentakan, rentan membekas dalam ingatan mereka. Ini sangat mempengaruhi kesehatan mental mereka selanjutnya bahkan hingga mereka dewasa. 

Anak Merasa Tidak Aman di Rumah

Anak-anak yang sering dibentak mungkin merasa tidak aman di rumah mereka sendiri. Mereka cenderung merasa bahwa mereka tidak bisa mengandalkan orang tua mereka untuk melindunginya. Anak-anak ini bahkan merasa tidak mendapat dukungan emosional yang mereka butuhkan dari orang yang paling penting di hidupnya. 

5 dari 5 halaman

Merusak Hubungan Orangtua Anak

Ilustrasi anak sedih/copyright shutterstock.com/A3pfamily

Bahaya yang cukup diwaspadai dari kebiasaan membentak anak adalah, rusaknya hubungan orangtua dan anak. Anak-anak mungkin kehilangan kepercayaan pada orang tua mereka, atau mengalami kesulitan dalam merasa terhubung secara emosional. Hal ini terjadi karena pengalaman negatif yang mereka alami selama ini. 

Penting untuk diingat, bahwa cara yang efektif dalam mendisiplinkan anak adalah dengan pendekatan yang positif, konsisten, dan berdasarkan kasih sayang. Mendengarkan, memberikan dukungan, dan memberikan contoh perilaku yang baik adalah kunci untuk membangun hubungan yang sehat dengan anak. Sikap yang ramah dan positif, memungkinkan anak tumbuh dan berkembang dengan lebih baik ke depannya. Semoga informasi ini bermanfaat.