Fimela.com, Jakarta Komunikasi yang baik dapat berjalan jika datang dari dua arah, sedari dini orangtua akan mengajarkan berbagai cara untuk berkomunikasi Melalui hal-hal sederhana seperti stimulasi bercakap ketika masih bayi hingga melibatkan anak dalam berbagai aktivitas yang tentunya juga membutuhkan momen akan pembicaraan antara anak dan orangtua, salah satu yang diterapkan adalah menanyakan pendapat.
Ternyata kemampuan untuk mengemukakan pendapat dapat dilatih sedari dini, mungkin kamu pernah menonton video bagaimana orangtua Maudy Ayunda melibatkan Maudy dan adiknya dalam keseharian seperti memilih bahan makanan dengan menanyakan pendapat. Cara sederhana ini ternyata memiliki banyak manfaatnya.
Dalam laman Parents, Mia Rosenberg, selaku psikolog menjelaskan bahwa kemampuan anak dalam berpendapat ini bermanfaat pada setiap aspek kehidupannya. Membiarkan anak untuk mengatakan apa yang tidak ingin mereka lakukan hingga mencurahkan isi hati serta perasaan yang mereka rasakan termasuk ke dalam bentuk asertiveness skils yang dapat meningkatkan kemampuan anak untuk percaya diri.
Bagaimana cara mendidik yang dapat dilakukan oleh orangtua agar anak dapat berani mengemukakan pendapatnya dengan percaya diri tanpa harus memunculkan tendensi debat panjang hingga berantem antara orangtua dengan anak hingga anak dengan orang lain? Informasi dari Kathryn Ely JD selaku konselor, Marcie Beigel selaku pakar anak, dan Mia Rosenberg dari the Parents bisa kamu simak berikut ini.
5 Tips mendidik anak agar berani mengemukakan pendapatnya
1. Biarkan anak menjawab
Kamu mungkin tidak menyadari hal ini namun ketika kamu pergi ke restoran kemudian pelayan menanyakan apa yang ingin dipesan, kamu dapat membiarkan anakmu untuk mengatakan pesanan yang ingin dipesan. Kebanyakan orangtua menginginkan anaknya memiliki "kemudahan" terutama ketika anaknya malu-malu sehingga orangtua menggantikannya untuk menjawab.
Agar kemampuan anak untuk memberikan pendapatnya terlatih, kamu bisa hentikan kebiasaan ini dan dukung anak untuk mengemukakan pendapatnya dalam berbagai situasi yang mereka hadapi dalam hidupnya. Bahkan, Marcie Beigel pendiri dari Behavior and Beyond di Amerika Serikat membenarkan orangtua untuk membiarkan anaknya mengemukakan pendapatnya meskipun malu-malu.
2. Luangkan waktu untuk berdiskusi dengan anak
Luangkan waktu dengan membuat sesi berbincang atau berdiskusi dengan anak dapat melatih mereka berkomunikasi dan menyuarakan pendapatnya. Kamu bisa melakukannya ketika sedang makan bersama atau sekedar jalan-jalan bersama. Libatkan anak dengan topik keluarga yang tentunya disesuaikan dengan umurnya.
Kamu bisa menggunakan kalimat seperti "Apa yang bisa kamu tanggapi dari hal ini?" atau "Menarik, coba beritahu apa yang kamu pikirkan lebih lanjut." Dari sana anak dapat membuka diri dan percaya diri untuk menyuarakan pendapatnya. Ditambah dengan pertanyaanpertanyaan tadi, kemampuan anak untuk menganalisa sebuah hal juga akan terlatih.
3. Jangan menjudge mereka ketika mereka memberikan pendapat
Sebaiknya kamu memberikan kritik membangun setelah anak selesai memberikan pendapatnya. Rosenberg menyebutkan jika seorang anak sudah menentukannya secara seksama ketika memutuskan dan dengan menjudge mereka dan mereka merasa sakit hati, ada kemungkinan mereka tidak akan membuka diri dan menyuarakan pendapatnya kembali.
"Ketika anak sedang mengemukakan topik, penting sekali bagi para orangtua untuk mendengarkan tanpa mengkritisi dan menjudge anak." Kata Rosenberg.
4. Memberikan anak pilihan
Kamu bisa memberikan anak berbagai pilihan untuk melatih dan mendidik anak agar dapat mengemukakan pendapatnya. Caranya simpel seperti menentukan stroberi atau bluberi, tipe buku apa yang ingin dibaca ketika tidur, warna baju hangat apa yang ingin dikenakan dan sebagainya, mungkin terlihat simpel namun cara ini bisa digunakan untuk membantu anak mengemukakan pendapatnya.
Dengan memberikan pilihan anak akan memiliki waktu untuk membantunya menentukan pilihan serta membantu untuk menyuarakan apa yang mereka rasakan. Dari perasaannya ini, kamu dapat memberikan anak kenyamanan untuk menentukan pilihan yang akan berdampak pada kesehariannya.
5. Hindari melabeli atau memberikan "cap" pada anak
Memberikan cap pada anak atau menempatkan mereka dalam situasi yang membuat kepercayaan diri mereka berkurang. "Anak-anak mudah menyesuaikan dengan cap yang diberikan orangtuanya, terlebih dalam konteks negatif mereka akan sulit untuk memberikan pendapat mereka bahkan terbawa ketika dewasa." Ujar Ely.
Jadilah orangtua yang supportif ketika mereka ingin mengemukakan pendapatnya. Jika anak memiliki kakak atau adik jangan pernah melabeli dengan kategori-kategori negatif yang menyudutkan seperti membandingkan dengan saudaranya sebab anak dapat mudah melabeli dirinya dengan komentar-komentar yang dapat mempengaruhi kemampuan mengemukakan opininya.
Penulis: Tisha Sekar Aji
Hashtag: #Timeless