7 Sikap yang Membuat Mentalmu Lebih Stabil, Hidup pun Lebih Tenang

Endah Wijayanti diperbarui 27 Jan 2024, 20:48 WIB

Fimela.com, Jakarta Mental yang stabil bukanlah tujuan akhir, melainkan perjalanan yang terus berkelanjutan. Perjalanannya melibatkan pemahaman diri, kemampuan untuk merespons dengan bijaksana terhadap tantangan, dan kemauan untuk belajar dan berkembang. Sebagaimana kita menavigasi liku-liku kehidupan, melibatkan diri dalam proses perubahan emosional, dan memahami bahwa keseimbangan mental bukanlah sesuatu yang tetap, kita dapat membangun fondasi yang kokoh untuk menanggapi berbagai situasi dengan ketenangan dan kebijaksanaan.

Bagaimana kita menyikapi perasaan dan mengelola emosi dapat memengaruhi kesejahteraan mental secara keseluruhan. Kali ini, kita akan menjelajahi tujuh sikap yang dapat membantu membangun fondasi mental yang lebih stabil, menjadikan hidup lebih tenang dan bermakna. Yuk, simak uraiannya di bawah ini, Sahabat Fimela.

 

 

What's On Fimela
2 dari 8 halaman

1. Mau Terus Belajar Meregulasi Emosi dan Perasaan

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/amnaj3086

Mengenali dan mengelola emosi adalah keterampilan kunci dalam menjaga keseimbangan mental. Orang yang memiliki mental stabil cenderung terampil dalam merespons situasi dengan kepala dingin dan emosi yang terkendali. Ini tidak berarti mereka tidak mengalami emosi, tetapi mereka tahu cara mengatasi dan mengarahkannya dengan positif.

Mau terus belajar menjadi penting dalam konteks ini. Melakukan refleksi diri, meditasi, atau bahkan mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor adalah langkah-langkah yang dapat membantu seseorang dalam memahami dan mengelola emosinya dengan lebih baik.

 

 

3 dari 8 halaman

2. Terbuka untuk Menerima Saran dan Bantuan yang Diperlukan

ilustrasi perempuan tersenyum/PanuShot/Shutterstock

Kemandirian bukan berarti harus menyelesaikan semua masalah sendiri. Terkadang, menjadi kuat adalah tentang keberanian untuk meminta bantuan. Orang yang memiliki mental stabil menyadari bahwa menerima saran atau dukungan dari orang lain bukanlah tanda kelemahan, melainkan tanda kebijaksanaan.

Berbagi pengalaman atau mencari nasihat dari teman, keluarga, atau profesional dapat memberikan perspektif baru dan solusi yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Sikap terbuka terhadap bantuan adalah langkah positif dalam membangun fondasi mental yang kokoh.

 

 

4 dari 8 halaman

3. Bersabar dalam Menyikapi Keadaan yang Berada di Luar Kendali Diri

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/amnaj3086

Hidup sering kali penuh dengan ketidakpastian dan kejadian yang berada di luar kendali kita. Orang dengan mental yang stabil memiliki sikap yang lebih sabar dalam menghadapi situasi-situasi sulit. Mereka mengerti bahwa tidak semua hal dapat diatur sesuai keinginan, dan ada momen ketika mereka harus bersabar dan membiarkan waktu mengatasi segalanya.

Bersabar membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan toleransi terhadap ketidakpastian. Memahami bahwa tidak semua hal dapat diubah atau dikendalikan oleh diri sendiri dapat membantu menjaga keseimbangan mental.

 

 

5 dari 8 halaman

4. Berfokus pada Mencari Solusi saat Ada Masalah

ilustrasi perempuan dewasa/Rido/Shutterstock

Sikap proaktif dalam menghadapi masalah adalah kunci untuk menjaga mental tetap stabil. Sebaliknya dengan mengeluh atau meratapi nasib, orang yang memiliki mental yang stabil fokus pada pencarian solusi. Mereka melihat setiap masalah sebagai tantangan yang dapat diatasi, bukan sebagai penghambat yang tak teratasi.

Pendekatan ini tidak hanya membantu mengatasi masalah secara efektif tetapi juga memberikan rasa kontrol yang positif terhadap hidup. Memiliki sikap yang proaktif membantu mengarahkan energi ke arah yang konstruktif, sehingga memperkuat ketahanan mental.

 

 

6 dari 8 halaman

5. Mengapresiasi Setiap Proses, Bukan Terobsesi pada Hasil Semata

ilustrasi perempuan dewasa/chaponta/Shutterstock

Banyak orang terjebak dalam pikiran bahwa kebahagiaan dan kepuasan hanya dapat dicapai melalui hasil akhir yang diinginkan. Namun, mental yang stabil menyadari pentingnya mengapresiasi setiap langkah dan proses perjalanan.

Mengabaikan proses dan hanya fokus pada hasil akhir dapat menciptakan tekanan yang tidak perlu dan meningkatkan risiko kekecewaan. Orang dengan mental stabil memahami bahwa setiap usaha, kegagalan, dan pembelajaran adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan menuju tujuan.

 

 

7 dari 8 halaman

6. Mensyukuri Setiap Hal yang Ada Saat Ini

ilustrasi perempuan bijaksana/pikselstock/Shutterstock

Mengembangkan rasa syukur adalah langkah besar dalam membangun mental yang stabil. Terlalu sering, kita cenderung terfokus pada apa yang kurang daripada apa yang telah kita miliki. Orang dengan mental yang stabil membiasakan diri untuk merenung tentang hal-hal yang mereka miliki dan mensyukurinya.

Praktik kesyukuran dapat membantu menggeser fokus dari kekurangan menuju berkah yang sudah ada dalam hidup. Ini membantu menciptakan suasana hati yang lebih positif dan mendorong sikap penuh kasih.

 

 

8 dari 8 halaman

7. Membangun Kesadaran Diri yang Lebih Positif

ilustrasi perempuan bahagia/Dragon Images/Shutterstock

Kesadaran diri adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dengan jelas, termasuk kekuatan dan kelemahan. Orang dengan mental yang stabil aktif mengembangkan kesadaran diri yang positif. Mereka tidak terlalu keras pada diri sendiri ketika menghadapi kegagalan dan memiliki pandangan yang realistis terhadap diri sendiri.

Membangun kesadaran diri positif melibatkan penerimaan terhadap diri sendiri dan komitmen untuk terus tumbuh. Ini juga mencakup mengenali kebutuhan diri dan memberikan perhatian khusus pada kesehatan mental.

Menjaga mental tetap stabil adalah perjalanan yang berkelanjutan yang melibatkan kesadaran diri, keterbukaan terhadap bantuan, dan sikap positif terhadap kehidupan. Dengan mempraktikkan tujuh sikap ini, kita dapat membentuk fondasi mental yang kuat, menjadikan hidup lebih tenang, dan memandang setiap tantangan sebagai peluang untuk tumbuh.