Fimela.com, Jakarta Menyambut kelahiran bayi dalam sebuah keluarga merupakan pengalaman yang transformatif dan menggembirakan, namun hal ini juga memiliki tantangan yang unik bagi ibu baru, khususnya dalam menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan keluarga. Seiring dengan semakin banyaknya ibu yang berkarier sembari membesarkan anak, menjaga keseimbangan antara merawat anak dengan pekerjaan begitu penting.
Terkadang beberapa ibu baru merasa bersalah ketika harus meninggalkan anaknya bekerja. Dan sebagian lainnya, merasa kewalahan ketika harus bekerja sembari merawat anak. Namun, tak perlu khawatir, FIMELA akan berbagi tips menyeimbangkan antara kehidupan pribadi seperti mengurus anak dengan kehidupan professional. Penasaran, seperti apa? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
1. Memprioritaskan dan Memberitahu
Kenali dan prioritaskan tugas baik di tempat kerja maupun di rumah. Pahami bahwa tidak semuanya bisa dicapai dalam satu hari. Beritahu tanggung jawab jika memungkinkan, baik di tempat kerja maupun di dalam keluarga, untuk meringankan beban.
2. Tetapkan Batasan yang Jelas
Tetapkan batasan yang jelas antara waktu bekerja dan waktu pribadi. Hal ini melibatkan penetapan jam kerja tertentu dan memutuskan sambungan perangkat yang berhubungan dengan pekerjaan selama waktu dengan keluarga. Menciptakan batasan-batasan ini penting untuk menjaga keseimbangan kehidupan kerja yang sehat.
3. Manajemen Waktu yang Efektif
Kuasai seni manajemen waktu yang efektif. Rencanakan hari Mom, prioritaskan tugas, dan alokasikan waktu untuk komitmen pekerjaan dan keluarga. Manfaatkan alat seperti kalender dan agenda agar tetap teratur.
4. Memanfaatkan Opsi Kerja yang Fleksibel
Jelajahi dan diskusikan pilihan kerja yang fleksibel dengan perusahaanmu. Banyak tempat kerja menawarkan pilihan seperti kerja jarak jauh, jam kerja fleksibel, atau minggu kerja yang dipadatkan, memungkinkan para ibu menyesuaikan jadwal mereka agar lebih sesuai dengan kebutuhan keluarga.
5. Bangun Sistem Pendukung
Bangun sistem pendukung yang andal yang mencakup keluarga, teman, dan kolega. Jangan ragu untuk meminta bantuan bila diperlukan. Jaringan dukungan yang kuat dapat memberikan bantuan dalam hal pengasuhan anak atau memberikan pemahaman selama masa-masa sulit.
6. Perawatan Diri Itu Penting
Prioritaskan perawatan diri untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Alokasikan waktu untuk aktivitas yang mendatangkan kegembiraan dan relaksasi, baik itu berolahraga, membaca, atau sekadar meluangkan waktu sejenak untuk diri sendiri. Ibu yang puas dan sehat akan lebih siap menangani tanggung jawab pekerjaan dan keluarga.
7. Berkomunikasi dengan Atasan
Komunikasi terbuka dengan atasan adalah yang terpenting. Diskusikan kebutuhan dan kekhawatiranmu secara terbuka, baik yang berkaitan dengan cuti hamil, jam kerja fleksibel, atau dukungan lain yang mungkin Mom perlukan. Banyak perusahaan yang bersedia mengakomodasi dan mendukung ibu bekerja.
8. Memanfaatkan Teknologi dengan Baik
Manfaatkan teknologi untuk menyederhanakan tugas. Manfaatkan aplikasi dan alat yang dapat membantu mengatur jadwal, daftar belanjaan, dan tanggung jawab lainnya. Teknologi dapat menjadi sekutu yang berharga dalam menyederhanakan rutinitas sehari-hari.
9. Belajarlah untuk Mengatakan Tidak
Kenali batasan dan bersedia menolak tugas atau tanggung jawab tambahan bila diperlukan. Komitmen yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan, jadi jangan ragu untuk menetapkan batasan yang melindungi waktu dan energi Mom.
10. Rayakan Pencapaian, Besar dan Kecil
Akui dan rayakan pencapaian profesional dan mengasuh anak. Mengakui kesuksesan, sekecil apa pun, berkontribusi pada pola pikir positif dan mendorong keseimbangan yang sehat antara pekerjaan dan keluarga.
Nah, ketika Mom memutuskan untuk bekerja, sebaiknya bicarakan hal ini dengan pasangan dan keluarga. Jika memang harus bekerja di luar rumah, Mom mungkin perlu bantuan keluarga untuk menjaga anak.