Fimela.com, Jakarta Ketika melihat si Kecil yang masih balita suka memukul orang lain, seperti memukul teman, keluarga, bahkan orangtuanya sendiri, tentunya menimbulkan rasa khawatir, ya Sahabat Fimela? Namun, tidak perlu khawatir, anak balita yang suka memukul bukan berarti orangtua salah mendidiknya. Anak balita yang suka memukul juga belum tentu akan tumbuh sebagai orang yang kasar.
Dilansir dari Healthline, ada beberapa alasan mengapa balita dapat memukul orang lain. Pertama, mereka mungkin mencoba menguji batasan untuk memahami apa yang dapat diterima atau tidak. Kedua, kurangnya pengendalian diri pada usia tersebut membuat mereka bereaksi impulsif terhadap emosi tanpa ragu-ragu.
Selain itu, mereka belum sepenuhnya memahami bahwa tindakan memukul itu buruk, karena belum memiliki pemahaman moral yang penuh. Selain itu, kemampuan terbatas dalam memproses emosi dan kurangnya keterampilan komunikasi verbal membuat mereka menggunakan pukulan sebagai cara untuk mengekspresikan perasaan besar mereka.
Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua saat anak balita mulai menunjukkan kebiasan memukul? Simak penjelasan yang dilansir dari Helathline berikut unutk mengetahui cara mengatasinya dengan tepat!
What's On Fimela
powered by
1. Jangan gunakan kekerasan
Sahabat Fimela, ketika anak mulai menunjukkan kebiasaan memukul, jangan sekali-kali kita gunakan kekerasan untuk mengatasi perbuatannya. Hindari memukul, menampar, atau mencubit anak karena anak akan meniru perbuatan orangtuanya.
Cobalah untuk berbicara dengan tenang kepada anak. Anak balita cenderung akan merespon lebih baik terhadap reaksi yang tenang dan tegas daripada teriakan atau kemarahan. Meskipun situasinya mungkin membuat frustasi, orangtua bisa mengambil waktu sejenak untuk mengendalikan emosi sendiri sebelum menghadapi anak. Dengan begitu, anak bisa melihat orangtua sebagai figur yang dapat mengontrol diri. Hal tersebut membantu anak memahami konsep pengendalian diri.
2. Jauhkan anak dari situasi
Ketika anak memukul orang lain, orangtua perlu menjauhkan ank dari situasi tersebut. Bawa anak ke tempat yang tenang supaya emosi negatifnya dapat teralihkan. Orangtua bisa membawa anak ke dalam mobil, kamar, atau rangan yang sepi. Setelah itu, orangtua bisa mulai mendiskusikan terkait perbuatan anak tersebut.
3. Berikan dukungan emosional
Anak memukul orang lain terjadi karena ia belum bisa mengelola dan mengidentifikasi emosinya. Maka, dari itu, diperlukan dukungan emosional dari orangtua. Berikan dukungan emosional dengan pelukan dan kata-kata. Dengan begitu, emosi negatif anak bisa mereda dan ia merasa didukung.
Orangtua perlu membantu anak mengenal tentang emosi yang beragam. Bimbing anak untuk mengidentifikasi emosinya melalui kata-kata yang sesuai dengan usianya.
4. Ajarkan bahwa kekerasan itu tidak baik
Orangtua perlu mengajarkan bahwa kekerasan adalah perbuatan yang tidak baik. Ketika anak sudah merasa tenang, katakan dengan lembut dan tegas bahwa memukul adalah tindakan kekerasan yang tidak seharunya dilakukan dan dapat menyakiti orang lain.
5. Berikan konsekuensi atas perbuatan anak
Hal terakhir yang harus dilakukan orantua dalam mengatasi anak yang punya kebiasaan memukul adalah dengan memberikannya hukuman. Namun, perlu dicatat, hukuman bukan berarti harus kekerasan, ya.
Terdapat banyak cara untuk memberikan konsekuansi kepada anak atas perbuatanya. Misalnya, mengurangi waktu bermain anak dengan mainan kesukaannya.
Nah, itulah hal-hal yang bisa dilakukan orangtua untuk menghilangkan kebiasaan memukul pada anak baita. Anak-anak balita bisa bersikap agresif karena melihat dan meniru lingkungan di sekitarnya. Maka dari itu, orangtua perlu membimbing anak supaya tindakan agresif tersebut tidak berlanjut hingga si Kecil beranjak dewasa.
Penulis: Denisa Aulia