Fimela.com, Jakarta Berkomunikasi dengan seseorang akan terasa menyenangkan apabila mendapatkan respon atau balasan yang sepadan. Dibutuhkan adanya timbal balik antara pengirim dan penerima agar komunikasi berjalan secara lancar. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa bentuk balasan tersebut bisa berupa pesan pendek yang tidak sesuai dengan harapan. Sebenarnya, situasi ini memiliki sebuah istilah tersendiri yang sudah populer dan banyak digunakan oleh pengguna media sosial, yaitu dry texting.
Diketahui dari situs Vogue, istilah dry texting merujuk pada seseorang yang membalas pesan secara singkat dengan satu kata atau tidak melanjutkan percakapan. Situasi ini kerap terjadi saat sedang bertukar pesan, tetapi membuat percakapan justru tidak berkembang luas.
Berada di dalam percakapan singkat ini bisa menimbulkan kebingungan karena sulit untuk mengetahui apakah lawan bicara merasa bosan atau tidak tertarik dengan pembicaraan yang berlangsung. Apalagi, kondisi ini bisa terjadi secara berulang-ulang dan dapat terjadi ketika seseorang sedang menjalin kedekatan. Sahabat Fimela mungkin juga pernah menjadi seorang dry texter tanpa menyadarinya. Lantas, apa saja tanda yang bisa diketahui dari dry texting ini?
Ciri Dry Text
Mengutip dari Cosmopolitan dan Elite Daily, berikut beberapa tanda seseorang dengan dry text:
- Tidak mengajukan pertanyaan pada lawan bicara dan merasa kurang antusias
- Mengirimkan pesan secara singkat
- Membutuhkan waktu yang lama untuk membalas, padahal telah membacanya
- Mengirimkan pesan yang mengarah pada menutup pembicaraan
- Tidak pernah mengawali pembicaraan
Penyebab Dry Text
Penyebab dari dry text bisa berbeda beda untuk tiap orang, seperti berikut:
- Kesibukan sehingga hanya melihat notifikasi teks dan menjawab dengan sedikit waktu
- Merasa lelah dan tidak termotivasi untuk memberikan jawaban yang menyenangkan
- Suasana hati atau keadaan fisik yang sedang tidak baik
- Merasa kesulitan dengan cara berkomunikasi yang berbeda sehingga hanya merasa nyaman jika berbagi tanggapan secara singkat
- Adanya perkataan yang membuat lawan bicara kesal
Tips Mengatasi Dry Text
Diketahui dari situs Well and Good dan Cosmopolitan, inilah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi dry texter dan mengatasi dry text:
1. Mengetahui Alasan Utamanya
Seorang dry texter memiliki alasan tersendiri mengapa mereka mengirimkan pesan secara singkat. Bisa saja karena kesibukan atau hal-hal lain yang menjadi alasan di balik respon tersebut. Oleh karena itu, ketika menghadapi percakapan, ada baiknya untuk menanyakan secara langsung mengenai penyebab tersebut.
Gaya komunikasi setiap orang pun akan berbeda-beda. Kemungkinan lawan bicara dapat merasa lebih nyaman untuk berbicara melalui telepon atau bertemu secara langsung dibandingkan harus membalas pesan. Jadi, tidak ada salahnya untuk mencoba bertanya terlebih dahulu untuk terhindar dari dry texting.
2. Mengirimkan Bentuk Pesan yang Bisa Meningkatkan Interaksi
Sahabat Fimela sering mengirimkan tautan video dari aplikasi TikTok kepada teman via chat? Nah, cara ini juga bisa dilakukan untuk mengatasi dry text. Berbagi tautan mengenai hal-hal di media sosial ini akan membangun kembali interaksi dan keterlibatan dengan penerima pesan. Hal ini bisa memancing orang lain untuk mengajukan pertanyaan atau respon yang lebih panjang.
3. Mengubah Gaya Berkomunikasi
Alternatif lain yang bisa dicoba adalah dengan mengubah gaya berkomunikasi melalui pertanyaan yang menarik perhatian. Apabila telah mendapatkan jawaban yang spesifik, maka tanyakan dan berikan reaksi yang baik mengenai jawaban tersebut. Selain itu, perhatikan kembali sifat dari seseorang yang diajak berkomunikasi karena pada dasarnya gaya bahasa ketika berada di pesan sering kali bisa menimbulkan kesalahpahaman. Maka, lebih baik untuk tetap berhati-hati agar tidak menyakiti perasaan orang lain.
4. Mencoba untuk Meminta Pendapat
Meminta pendapat bisa menjadi topik pembicaraan untuk mengatasi dry text. Pembuka percakapan ini bisa membangun kembali interaksi yang berlangsung. Dengan mengajukan pendapat, kamu pun bisa mengetahui lebih jelas cara pandang yang berbeda-beda dari orang lain. Jangan lupa untuk menghargai pendapat tersebut supaya dapat memberikan respon yang baik pada orang lain.
Memang tidak mudah untuk menghadapi situasi seperti ini, bahkan bisa saja hal tersebut pernah dilakukan oleh diri sendiri pada suatu waktu. Ada saatnya ketika seseorang tidak dapat mengimbangi suasana yang ada di dalam pembicaraan. Namun, perlu diingat lagi bahwa jangan memaksakan hal tersebut apabila orang lain merasa tidak nyaman. Tetaplah perhatikan batasan dan hargai keinginannya. Apabila mereka lebih suka cara berkomunikasi yang lain pun, maka lakukan sesuai dengan permintaan mereka.
Penulis: Syifa Azzahra