Fimela.com, Jakarta Ario Bayu menjadi salah satu aktor hebat tanah air yang karya filmnya sudah lebih dari 18 judul. Bukan hanya bergelut di film, ada juga beberapa serial yang sempat Ario bintangi.
Terbaru Ario Bayu ikut andil bermain peran di serial berjudul ‘Gadis Kretek’ bersama Dian Sastro, Putri Marino dan banyak artis hebat lainnya. Baru-baru ini aktor 38 tahun itu hadir di YouTube WEDI CAGUR, dalam kesempatan itu dirinya bercerita mengenai masa kecilnya yang sudah mengikuti kelas drama di Selandia Baru.
“Sistem sekolah (di Selandia Baru) yang sampai hari ini gue inget, kalau gue ga masuk ke sistem seperti itu mungkin gue ga jadi orang yang berkecimpung di dunia seni,” kata Ario Bayu.
What's On Fimela
powered by
Ikuti Kelas Drama
Ario sempat tinggal 12 tahun di Selandia Baru dan menempuh pendidikan disana. Dia juga sempat menceritakan tentang sistem pendidikan disana, bahkan Ario sempat mengikuti kelas mabel hingga drama.
“Nah di Selandia Baru itu sekolah negrinya kayak sekolah swasta di sini, ada kolam renang, lapangan tenis, aula, lapangan bola,” ucap Ario.
“Kita mostly bisa milih sebagai subject, kalau disinikan akademik terus. Waktu gue 15 tahun karena gue buruk banget di sekolah akhirnya gue milih kelas drama, kelas mabel, terus ngambil kelas ngelas, itu sebagai subjek utama loh,” tambahnya.
“Jadi anak-anak masih remaja mereka dikasih tahu jati diri lu apa jadi mereka bisa tahu sebelum kuliah, itu yang mungkin menyelamatkan gue,” tambahnya lagi.
Belajar Lewat Tater
Dalam mengikuti kelas drama ternyata Ario Bayu sempat mendapatkan beasiswa pergi ke Inggis untuk mengikuti teater disana. Dirinya mengaku belanajar melaui teatee lebih bisa diterimanya dibanding belajar di kelas seperti sekolah pada umumnya.
“Dari kelas drama itu gue ikut sebuah festival global, dimana dari 5700 orang terpilih jadi 20 dan mendaptkan beasiswa ke Inggris untuk teater, nah gue salah satu dari 20 itu,” ucap Ario.
“Gue kan dapet beasiswa ke Inggirs, disitu gue belajar banyak banget tentang keaktoran, ternyata untuk menjadi seorang aktor, saya mempunyai filosofi dimana fungsi seorang aktor adalah mendiskontruksi kemanusiaan, dalam arti kita harus tahu apa sih isinya manusia dan semua perangkatnya, itu tugas kami sebagai aktor,” tambahnya.
“Waktu gue di Inggris gue belajar sosiologi, antropologi, sejarah manusia dari homosapian terus belajar geopolitik, gue harus belajar politik, justru ironinya disaat sekolah gue jelek banget, dengan keaktoran gue diharuskan untuk bejalar aspek-aspek itu. Tapi yang lebih menarik adalah karena gue belajarnya lewat medium keaktoran, gue jadi lebih seneng karena pintunya jelas,” tambahnya lagi.