Direktur Kreatif Virginie Viard ingin memberi penghormatan kepada kreativitas unik Manchester, yang melahirkan dunia musik yang sangat inovatif pada tahun 1970an dan 1980an. The Smiths, Joy Division, New Order, lalu di tahun 90an, Oasis, talenta-talenta post-punk, new wave, dan Brit pop menjadikan kota mereka kiblat musik. [Dok/Chanel]
Pagelaran yang digelar di Thomas Street menampilkan koleksi tweed ikonis Chanel dengan palet warna pop yang segar. [Dok/Chanel]
Warna merah muda salmon, parma, mustard, dan warna karat yang halus secara bertahap menjadi lebih pop dan cerah untuk menyesuaikan dengan semangat tahun 1980an dan 1990an. [Dok/Chanel]
Rok mini dan bentuk trapeze menjadi pengingat indah akan hembusan udara segar yang berhembus ke seluruh dunia dari Inggris pada tahun 1960-an. [Dok/Chanel]
Rajutan shetland dan kasmir menghangatkan para model yang berjalan tanpa alas kaki, melambangkan kebebasan pemberontak dari wanita muda Inggris. [Dok/Chanel]
Dengan syal, jaket zip-up, dan kaus sporty yang mengingatkan kita pada penggemar sepak bola, koleksi ini hadir dengan panjang dan aksesori berbeda. [Dok/Chanel]
Gaun jumper Argyle dengan motif tartan Skotlandia dan Inggris, memperlihatkan kemampuan Virginie Viard dalam bermain dengan dinamika maskulin-feminin - kode Chanel yang klasik. Dihiasi dengan permata yang indah dan mengesankan karya Goossens, memberikan kesan menggoda dan nakal. [Dok/Chanel]