Fimela.com, Jakarta Pada masa sekarang, kesehatan mental sudah menjadi problematika umum yang rentan dialami oleh siapa pun, terlebih lagi pada gen Z. Sebagian besar dari mereka cenderung mudah untuk mengalami masalah kesehatan mental, seperti rasa cemas yang berlebihan, mudah stres, dan depresi.
Banyak faktor yang turut terlibat memengaruhi kondisi ini, antara lain tekanan akan kebutuhan sosial yang semakin meningkat, penggunaan media sosial, atau permasalahan keluarga. Jika tidak ditangani dengan baik, maka timbul efek buruk yang bisa bertahan hingga di masa mendatang.
Secara umum, tiap orang memiliki keadaan mental yang berbeda-beda sehingga mempunyai respon yang berbeda pula saat menghadapi masalah dan tekanan. Dengan adanya kemudahan akses informasi di media sosial, berbagai kalangan pun bisa mengetahui secara jelas apa saja gangguan mental dan gejala-gejala yang bisa dirasakan pada diri sendiri atau orang lain. Oleh karena itu, tingkat kesadaran akan pentingnya kesehatan mental sudah cukup tinggi. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa masalah tersebut juga bisa datang secara tiba-tiba menghantui siapa saja.
Jika Sahabat Fimela menyadari bahwa teman di sekitarmu sedang mengalami kesulitan karena masalah mental, maka cobalah berusaha untuk menjadi support system bagi mereka. Meski hanya dengan dukungan melalui hal kecil, tetapi tetap bisa berarti besar untuk perkembangan mental. Dilansir dari situs Mind, berikut cara sederhana yang bisa dilakukan:
What's On Fimela
powered by
1. Dengarkan secara Baik-Baik Apa yang Dikatakan
Berikan kesempatan untuk seseorang yang sedang mengalami masalah tersebut untuk berbicara dan meluapkan seluruh emosinya. Biarkan mereka mengeluarkan apa pun yang tengah dirasakan. Tidak semua orang membutuhkan solusi karena pada dasarnya hanya dengan mendengarkan, seseorang bisa merasa lebih tenang dan memperbaiki suasana hati menjadi lebih baik. Beberapa orang hanya perlu merasa didengarkan dan diperhatikan, terlebih ketika sedang beradu dengan emosi mereka atau dalam situasi kesepian.
2. Validasi Apa yang Dikatakan dan Tetap Tenang
Ketika telah meluangkan waktu untuk mendengarkan mereka, maka berikan kesempatan untuk mereka berbagi sesuai dengan kemauan. Hindari untuk menghakimi, meski belum pernah merasakan situasi yang dihadapi. Cobalah untuk tetap tenang supaya mereka juga bisa merasakan kenyamanan saat tengah bercerita. Sikap tenang tersebut juga bisa membuat mereka lebih percaya untuk menceritakan segala hal denganmu.
Validasi emosi bisa membantu mereka untuk sadar bahwa perasaan tersebut masuk akal untuk terjadi dalam konteks yang tengah dihadapi. Memvalidasi emosi juga dilakukan untuk menunjukkan bahwa reaksi yang dirasakan bisa saja bukan sesuatu yang berlebihan. Namun, melakukan validasi ini juga perlu untuk memperhatikan kembali konteks dan situasi yang tengah terjadi.
3. Bertanya Mengenai Apa yang Bisa Dibantu
Sampaikan kepedulianmu dengan bertanya secara langsung mengenai bagaimana cara untuk membantu mereka. Selain itu, yakinkan mereka bahwa mereka tidak benar-benar sendirian. Berikan dukungan yang sepatutnya didapatkan pada situasi tertentu. Apabila mereka merasa kesepian atau sedang mengalami masalah yang berpengaruh pada keadaan mental, tak ada salahnya untuk segera memberi tahu keadaan tersebut kepadamu. Tunjukkan bahwa kamu siap untuk mendengarkan dan berada di sisi mereka saat dibutuhkan.
4. Hindari untuk Membuat Asumsi
Didengarkan oleh orang lain akan memberikan kesenangan tersendiri bagi seseorang. Namun, batasi diri agar tidak memberikan asumsi yang salah dan menyinggung orang lain. Pandanganmu bisa bermanfaat untuk membantu orang lain, tetapi hindari untuk menebak-nebak apa yang menyebabkan perasaan tersebut bisa muncul. Selain itu, jangan terlalu cepat menetapkan keputusan sebelum mengetahui keseluruhan masalahnya secara pasti.
5. Tetap Bersabar dan Perhatikan Batasan
Saat memberikan dukungan secara emosional, penting untuk tetap menjaga batasan agar seseorang tidak merasa resah dan tersinggung. Jika teman atau orang terdekat sedang mengalami masalah mental, maka pahami batasan yang diperlukan, misalnya waktu yang mereka butuhkan untuk diri sendiri. Selain itu, penting untuk tetap bersabar dan tidak memaksa orang lain untuk menceritakan lebih dari yang diinginkan.
Setelah memahami orang lain, kamu pun perlu untuk memberi waktu istirahat pada diri sendiri. Pastinya, energi dari orang lain tanpa disadari juga bisa berdampak pada dirimu. Lebih lanjut, kamu dapat menyarankan bantuan profesional supaya bisa mendapatkan tindakan dan penanganan yang lebih baik. Tetaplah diingat kembali bahwa selain memperhatikan orang lain, kamu juga perlu untuk menyayangi diri sendiri.
Penulis: Syifa Azzahra