Implan Gigi Tanpa Bedah dengan Teknologi Canggih

Anisha Saktian Putri diperbarui 19 Des 2023, 17:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Tak hanya didukung teknologi canggih, perawatan implan gigi tanpa bedah ditangani langsung oleh tim dokter gigi spesialis implan dengan pengalaman lebih dari lima tahun.

Gigi memiliki peranan yang besar terhadap kesehatan secara keseluruhan. Namun seiring bertambahnya usia, kebanyakan orang tua dan lansia (lanjut usia) lebih rentan mengalami berbagai masalah gigi dan mulut, termasuk gigi ompong.

Menurut laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sekitar 30,6% penduduk Indonesia dengan kelompok usia 65 tahun ke atas mengalami masalah gigi hilang (gigi ompong) karena dicabut atau tanggal secara alami. Masih dalam laporan yang sama, 4,1% penduduk Indonesia berusia 65 tahun ke atas memilih untuk memasang gigi palsu, sedangkan 0,3% penduduk berusia 65 tahun ke atas memilih untuk memasang gigi tanam (implant denture) untuk mengatasi gigi ompongnya.

Hal ini menunjukkan penggunaan gigi palsu masih menjadi pilihan banyak masyarakat untuk mengatasi gigi ompong. Ada beberapa alasan kenapa gigi palsu banyak dipilih masyarakat untuk mengatasi gigi ompong dibanding alternatif pengganti gigi ompong lain, seperti implan gigi.

Beberapa hal itu disebabkan karena prosedur gigi palsu lebih mudah ditemui di berbagai fasilitas kesehatan, prosedur gigi palsu banyak dipilih karena dilakukan tanpa pembedahan, dan biaya perawatannya relatif lebih murah. Karena itulah, Tanam menghadirkan solusi terkini implan gigi dengan metode Digital Implant dan teknologi Implant Aligner. Dengan teknologi ini, prosedur implan gigi bisa dilakukan tanpa bedah dengan harga yang terjangkau.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Perawatan Implan dengan Teknologi Tanpa Bedah

Dental Unit di Rata Clinic Center. dok. Rata

Dengan perkembangan teknologi industri dental saat ini, perawatan implan tanpa bedah dan minim rasa sakit kini bisa terwujud.

“Prosedur implan sudah ada sejak 1990 di Indonesia. Namun, teknologi ‘Tanpa Bedah’ baru masuk ke Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Sedangkan di beberapa negara maju seperti Singapura, Taiwan, dan Amerika Serikat teknologi ini sudah diterapkan sekitar 5 tahun lalu,” ungkap drg. Deviana Maria, Co-Founder dan Chief Marketing Officer Rata, Tanam & Pure.

Dilengkapi dengan teknologi 3D X-Ray, pemasangan implan gigi di Tanam tidak harus membuka dan membedah gusi saat cek kondisi tulang. Tanam juga menggunakan teknologi Implant Aligner untuk memandu pemasangan implan. Teknologi ini membuat pemasangan implan jadi lebih akurat dan non-invasive.

“Implant Aligner punya banyak kelebihan. Tingkat akurasinya tinggi dengan bantuan software 3D, pemasangan implan jadi lebih cepat dan nyaman, dan pemulihan jadi lebih cepat,” tambah drg. Deviana.

Implant Aligner adalah alat yang digunakan oleh dokter gigi untuk memasang implan di posisi yang sudah ditentukan menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI). Tanpa menggunakan Implant Aligner, dokter gigi perlu melakukan bedah dan jahit gusi sehingga proses pemasangan implan jauh lebih lama dan penyembuhan membutuhkan waktu.

“Dokter gigi yang menangani implan rata-rata spesialis Periodontist, Prosthodontist atau bedah mulut. Sejak 2020, kami sudah menangani lebih dari 5.000 implan yang dipasang oleh tim dokter gigi spesialis implan yang sudah memiliki sertifikasi,” jelas drg. Deviana.

Di sini pasien dapat melakukan perawatan implan gigi terintegrasi tanpa harus keluar klinik, misalnya untuk melakukan X-Ray. Layanan implan yang diberikan mulai dari konsultasi dengan dokter gigi spesialis implan, scan 3D X-Ray, hingga pemasangan implan dan crown gigi.