Fimela.com, Jakarta Perilaku impulsif adalah tindakan yang dilakukan secara terburu-buru tanpa berpikir panjang. Kecenderungan untuk bertindak secara cepat ini tanpa disadari sering terjadi dalam keseharian, lho. Misalnya saja ketika secara spontan mengucapkan sesuatu pada orang lain atau membeli barang tanpa pertimbangan. Meski terasa sederhana, tetapi hal ini tetap bisa berpengaruh pada orang lain.
Pada umumnya, perilaku ini bisa saja terjadi saat individu tengah berada dalam masa perkembangan, seperti ketika usia anak-anak atau remaja. Timbul perasaan yang tidak stabil dan adanya kesulitan untuk mengendalikan emosi tersebut. Akan tetapi, perilaku impulsif juga bisa menjadi tanda munculnya gangguan pada kesehatan mental seseorang. Dikutip dari Very Well Mind, seseorang yang berbuat secara impulsif dapat berhubungan dengan Borderline Personality Disorder, gangguan bipolar, atau gangguan seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Secara lebih jauh, tindakan impulsif tentunya bisa memberi dampak negatif pada hubungan antarsesama manusia. Apalagi, implikasinya pada kesehatan mental seseorang. Berdasarkan alasan tersebut, maka seseorang yang sering bertindak impulsif perlu untuk dikendalikan mulai dari pribadi diri sendiri atau dengan bantuan tenaga medis profesional. Hal ini dapat dijadikan sebagai bentuk penanganan agar tidak semakin memperparah atau mengganggu kehidupan. Apa saja tanda atau ciri yang bisa disadari ketika seseorang bertindak secara impulsif? Perhatikan tanda-tanda berikut:
Ciri-Ciri Perilaku Impulsif
Mengacu pada beberapa sumber yang berbeda, inilah tanda yang bisa kamu perhatikan ketika seseorang bertindak impulsif:
- Munculnya emosi yang meledak-ledak bahkan hingga menghancurkan barang milik sendiri atau orang lain
- Memperbesar masalah kecil
- Berbicara tanpa memikirkan akibatnya untuk orang lain
- Mengambil keputusan secara langsung dan terburu-buru
- fKesulitan dalam mengatur keuangan
- Berperilaku secara agresif
- Memulai sesuatu dari awal dengan cara bergabung dan keluar dari suatu kelompok
- Munculnya kekerasan fisik sebagai reaksi terhadap suatu hal secara berlebihan
- Melukai diri sendiri
Cara untuk Mengendalikannya
1. Mengidentifikasi Bentuk Perilaku Impulsif
Sebelum mengatasi sesuatu, maka diperlukan adanya identifikasi mengenai bentuk perilaku impulsif seperti apa yang selama ini telah dilakukan. Dengan menyadarinya, maka akan lebih mudah untuk mengetahui penyebab dan cara untuk mengatasinya supaya tidak semakin memburuk. Evaluasi setiap tindakan dan emosi yang sering kali muncul. Kemudian, pikirkan kembali secara baik-baik konsekuensinya dalam jangka panjang.
2. Berlatih untuk Berhenti Sejenak Sebelum Bertindak
Diketahui dari laman WebMd, terdapat teknik sederhana untuk mengendalikan perilaku impulsif, yaitu dengan menulis atau mencoret-coret buku catatan. Hal ini dilakukan sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dan berpikir secara matang. Sebelum berkata secara lantang atau berbuat sesuatu, berikan kesempatan untuk diri sendiri agar memikirkan secara lebih jauh mengenai keputusan atau perbuatan yang indin dilakukan.
3. Hindari Situasi yang Bisa Memicu Perilaku Impulsif
Cara sederhana yang bisa membantu dalam mengatasi munculnya perilaku ini, yaitu dengan menghindari suatu situasi yang menjadi pemicu. Dengan memahami secara langsung sifat impulsif yang dimiliki, maka hindari hal-hal yang bisa memancing tindakan tersebut.
Contohnya saja ketika kamu berbelanja secara berlebihan tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Tindakan ini bisa disebut sebagai impulsive buying. Cobalah untuk menjauhi diri dari segala godaan yang bisa membuatmu bergerak untuk checkout atau mengeluarkan banyak biaya untuk barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Sama halnya ketika emosi yang terjadi secara meledak-ledak. Kendalikan emosi tersebut dengan menenangkan diri, berlatih pernapasan dalam, dan memahami waktu yang tepat untuk menuangkan emosi tersebut.
4. Mempraktikkan Mindfulness
Mindfulness dapat menjadi strategi untuk mengendalikan perilaku impulsif karena bisa menjauhkan diri dari segala pandangan negatif yang bisa memicu kondisi tersebut. Pusatkan perhatian secara penuh di masa sekarang dan terima segala emosi yang dirasakan. Teknik ini akan memberikan kesempatan bagi diri sendiri untuk menjauhi impulsif dengan cara yang lebih sehat.
5. Berbicara secara Langsung dengan Orang Lain
Perilaku impulsif bisa saja masih berada pada skala yang lebih kecil, tetapi perilaku ini tetap bisa berefek negatif apabila terjadi secara berulang kali. Lebih dari itu, perilaku ini juga bisa membuat orang lain merasa terganggu. Maka dari itu, berbicara pada orang yang bisa dipercaya akan membantumu dalam mengelola sikap impulsif.
Mengatakan apa yang telah kamu lalui atau cara apa yang belum berhasil bagimu pada orang lain akan membuat mereka memahami secara lebih jelas situasi yang tengah dihadapi. Mendapatkan dukungan dari orang terdekat bisa memberikanmu kekuatan untuk bisa keluar dari keadaan ini. Jika merasa kesulitan untuk melakukannya, maka konsultasikan pada tenaga kesehatan profesional supaya tidak meluas dan membebani diri.
Semoga cara di atas bisa membantumu untuk mengendalikan diri dari perilaku impulsif. Tetap ingatlah bahwa perilaku ini semakin lama bisa berkembang menjadi perilaku yang berbahaya. Maka, sebaiknya bicarakan dengan psikolog agar segera dapat ditangani.
Penulis: Syifa Azzahra