Fimela.com, Jakarta Menjalin hubungan di zaman ini memang tidak selalu berjalan mulus. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam suatu hubungan, salah satunya stigma bibit bebet bobot yang masih dibawa oleh para orang tua. Sangat disayangkan karena masih banyak yang mengharuskan persamaan suku, status sosial, dan latar belakang.
Jika mencoba flashback ke zaman dahulu, mengamati persamaan latar calon pasangan mungkin menjadi perhatian yang sangat penting. Kala itu, dua sejoli yang memliki banyak kesamaan selalu dianggap itulah yang paling cocok. Padahal di era ini banyak yang sudah menghargai perbedaan dalam memilih pasangan. Selain 3B tersebut, masih banyak faktor yang layak dipertimbangkan bagi seseorang untuk bertahan dengan pilihannya.
Namun sayangnya, riset menunjukkan bahwa 5 dari 10 orang mengalami hubungan yang kandas karena tidak direstui dari sisi bibit, bebet, bobotnya. Nah, berangkat dari masalah tersebut, Closeup mengajak anak muda untuk terus memperjuangkan cintanya melalui kampanye #SpeakUpForLove yang diadakan pada Rabu (06/12) di Habitate, Jakarta. Masalah bibit bebet bobot tersebut diubah menjadi lebih modern dan relevan dengan generasi zaman sekarang, yaitu 3B: Berbeda, Bertumbuh, Bersama.
Sudut Pandang Baru yang Lebih Modern
What's On Fimela
powered by
Sabrina Maidah selaku Psikolog Klinis hadir pada gathering Closeup #SpeakUpForLove untuk berbagi sudut pandangnya terkait stigma lawas ini.
“Menurut aku 3B yang modern ini fresh banget ya, karena di zaman sekarang cara orang nge-date itu udah berbeda dan beragam. Makanya kita sekarang harus ngikutin modern dating. Kalau dulu mungkin masih sering dikenalin dan dijodohin, tapi zaman sekarang udah berbeda dan nggak bisa,” ujarnya menanggapi transformasi 3B oleh Closeup.
Sayangnya, sebagai seorang psikolog, Sabrina mengaku masih sering kedatangan pasien yang membahas soal permasalahan tersebut.
“Biasanya orang orang yang konsultasi ke psikolog itu berangkat dari asumsi dan overthinking-nya sendiri. Selain itu, banyak juga yang ragu melawan rasa takut akan restu yang seharusnya masih bisa diperjuangkan,” tambahnya.
Namun, ia menyebutkan bahwa kunci keberhasilan hubungan di luar kesamaan bibit, bebet, dan bobot adalah komunikasi.
Couple Goals ala Jovial dan Kezia
Lebih detail, Sabrina mengatakan bahwa untuk menjalin hubungan yang langgeng, komunikasi juga harus dilakukan dengan baik. Mulai dari menyampaikan pesan dengan jelas, mengarahkan pasangan untuk menghindari asumsi, hingga mengelola konflik dengan baik tanpa emosi.
Di sisi lain, ternyata ada satu hal yang bisa membuat komunikasi dalam suatu hubungan menjadi buruk. “Komunikasi dan adaptasi itu memang seringkali jadi masalah, tapi sebetulnya hal itu juga disebabkan dengan tidak adanya understands dan respect pada pasangan,” ujarnya.
Hal tersebut juga dirasakan oleh pasangan fenomenal Jovial Da Lopez dan Kezia Alethia sebagai unconventional couple yang juga hadir dalam event tersebut. Bisa dikatakan dari segi bibit, bebet, dan bobot, Jovial dan Kezia memiliki banyak perbedaan. Mulai dari usianya yang berjarak 9 tahun hingga suku dan budaya yang dianut cukup berlainan.
“Di tingkat usia 30-an tahun dan 20-an tahun gue akui pasti memiliki life-stage yang berbeda. Kalau yang dipelajari seiring berjalannya hubungan, gue gak bisa maksain dia buat berada di masa kehidupan yang sama, begitupun sebaliknya. Kuncinya adalah saling mengerti apa yang sedang dijalani oleh pasangan di eranya saat ini,” jelas Jovial.
Dapat disimpulkan bahwa selain komunikasi, pengertian dan respect terhadap pasangan juga menjadi poin yang perlu diperhatikan. Jika semua elemen itu digabungkan, maka kemungkinan menemukan jalan tengah permasalahan akan lebih besar.
Gebrakan Baru Kampanye #SpeakUpForLove
Closeup menyadari bahwa stigma bibit, bebet, bobot rasanya sudah tidak berlaku di era saat ini. Apa lagi hal tersebut mengakibatkan banyak pasangan yang berakhir hanya karena mereka tidak disetujui oleh keluarga atau lingkungan.
Berangkat dari isu tersebut, Closeup ingin setiap pasangan bisa selalu merayakan rasa cinta meskipun memiliki banyak perbedaan. Tak bisa dipungkiri bahwa kita jauh lebih mudah menemukan orang yang memiliki perbedaan dibandingkan banyak persamaan. Oleh karena itu, Closeup menghadirkan 3B yang lebih fresh dan relevan, yaitu Berbeda, Bertumbuh, Bersama.
Jadi, setiap pasangan tidak perlu membatasi kriterianya hanya karena stigma tersebut. Harapannya, kampanye #SpeakUpForLove ini bisa membuat banyak pasangan untuk menyuarakan isi hatinya tanpa ragu-ragu.
Wah, inspiratif banget kan obrolan soal Bibit, Bebet dan Bobot lewat event Closeup yang satu ini? Nantikan terus event dan activity menarik lainnya dari Closeup, yuk follow Instagram @closeupid buat mendapatkan informasi paling update!