Jerawat di Kemaluan, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya yang Tepat

Iwan Tantomi pada 06 Des 2023, 21:16 WIB

Fimela.com, Jakarta Jerawat di kemaluan dapat muncul akibat berbagai faktor, seperti kotoran, keringat, bakteri, atau infeksi pada folikel rambut. Jerawat di area kemaluan biasanya berupa benjolan kecil, berwarna merah atau warna daging, seringkali dengan titik putih di ujungnya. Beberapa jerawat mungkin berisi nanah, bengkak, dan terasa nyeri.

Selain itu, kebersihan yang buruk, penggunaan pakaian dalam yang basah setelah berolahraga, iritasi dari pelumas atau cairan tubuh lainnya, serta mencukur rambut kemaluan juga dapat meningkatkan risiko munculnya jerawat di kemaluan. Nah, supaya makin paham, simak penyebab jerawat di kemaluan dan cara mengatasinya yang tepat berikut ini!Lihat juga 3 cara menghilangkan jerawat pada vagina secara medis

2 dari 3 halaman

Penyebab Jerawat di Kemaluan

Ilustrasi Jerawat di Kemaluan. Credit via Shutterstock.com

Kurang Menjaga Kebersihan Area Kemaluan

Kurang menjaga kebersihan area kemaluan dapat meningkatkan risiko infeksi jamur pada area tersebut, yang dapat menyebabkan gejala seperti jerawat. Alat kelamin yang kurang bersih dan kotor sendiri sebenarnya ada ciri-cirinya. Pertama, tercium bau yang tidak sedap.

Kotoran atau bakteri yang menumpuk dapat menyebabkan alat kelamin menjadi berbau tidak sedap. Kebersihan yang kurang dapat meningkatkan risiko munculnya bau yang tidak diinginkan pada alat kelamin.

Selain itu, kurang menjaga kebersihan juga dapat menyebabkan iritasi atau kemerahan pada area alat kelamin. Di samping itu, alat kelampin juga mengalami keputihan yang tidak normal. Keputihan yang berwarna kuning atau kehijauan, disertai bau yang menyengat, dapat menjadi tanda adanya infeksi atau kondisi tertentu.

Paling mencolok, biasanya mengalami benjolan atau luka. Adanya benjolan, luka, atau bisul pada area alat kelamin juga dapat menjadi tanda kurangnya kebersihan atau adanya masalah kesehatan. Tak ketinggalan, akibat kurang menjaga kebersihan area kemaluan, biasanya juga menimbulkan rasa gatal atau tidak nyaman.

Itulah kenapa penting untuk menjaga kebersihan alat kelamin dengan baik, termasuk membersihkan dengan benar setelah buang air kecil atau buang air besar. Terlebih, membersihkan alat kelamin dengan benar setelah buang air kecil atau buang air besar sangat penting untuk mencegah infeksi saluran kemih.

Ketika membersihkan alat kelamin, penting untuk membersihkannya dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri dari anus masuk ke dalam uretra. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko infeksi saluran kemih, yang dapat disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam saluran kemih.

Selain itu, membersihkan alat kelamin juga dapat membantu menghindari aroma tak sedap yang diakibatkan kondisi lembap dan sisa air seni yang menempel di kelamin, selangkangan, dan celana dalam. Jadi, menjaga kebersihan alat kelamin dengan benar setelah buang air kecil atau buang air besar merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan saluran kemih dan mencegah infeksi, termasuk munculnya jerawat di kemaluan.

Pakai Pakaian Dalam Basah Setelah Olahraga

Pakaian dalam yang basah setelah olahraga juga dapat menyebabkan jerawat di kemaluan, karena kelembapan yang berlebihan dapat menciptakan kondisi ideal bagi bakteri dan jamur penyebab infeksi untuk tumbuh.

Selain itu, pakaian yang basah dan penuh keringat dapat menjadi perangkap untuk debu dan kotoran yang menyebabkan sumbatan pada pori-pori, sehingga dapat memicu munculnya jerawat. Oleh karena itu, penting untuk segera mengganti pakaian dalam yang basah setelah berolahraga dan menjaga kebersihan area kemaluan untuk mencegah munculnya jerawat dan infeksi lainnya.

Pori-Pori Tersumbat

Pori-pori tersumbat dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan pada kulit, termasuk di area kemaluan. Seperti disebutkan sebelumnya, pori-pori yang tersumbat oleh kotoran, minyak berlebih, atau sel kulit mati dapat menyebabkan munculnya jerawat. Bakteri yang terperangkap di dalam pori-pori dapat menyebabkan peradangan dan pembentukan jerawat di kemaluan.

Pori-pori yang tersumbat dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan jamur, yang dapat menyebabkan infeksi kulit. Infeksi kulit seperti folikulitis atau infeksi jamur dapat terjadi jika pori-pori terus-menerus tersumbat dan tidak diobati dengan baik.

Di samping itu, pori-pori tersumbat juga dapat menyebabkan iritasi kulit, terutama jika terjadi gesekan atau tekanan pada area yang tersumbat. Iritasi kulit dapat menyebabkan kemerahan, gatal-gatal, dan ketidaknyamanan pada area tersebut.

Jika terjadi di wajah, pori-pori yang tersumbat juga dapat menyebabkan munculnya komedo, baik komedo hitam (blackhead) maupun komedo putih (whitehead). Komedo terbentuk ketika pori-pori tersumbat oleh minyak dan sel kulit mati, yang kemudian teroksidasi dan menghitam (blackhead) atau tetap tersembunyi di bawah kulit (whitehead).

Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak merupakan kondisi di mana kulit mengalami ruam merah dan gatal setelah terkena langsung dengan suatu benda. Ruam ini tidak menular atau berbahaya. Dermatitis kontak dapat disebabkan oleh iritasi setelah kontak langsung dengan zat tertentu, atau akibat reaksi alergi terhadap zat tertentu.

Dermatitis kontak terbagi menjadi dua jenis, yaitu dermatitis kontak alergi dan dermatitis kontak iritan. Dermatitis kontak iritan terjadi ketika kulit bersentuhan dengan zat tertentu yang dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan pelindung kulit.

Sementara itu, dermatitis kontak alergi terjadi akibat reaksi alergi terhadap zat tertentu. Penyebab dermatitis kontak bisa bermacam-macam, seperti kosmetik, parfum, perhiasan, tanaman, logam, dan bahan kimia lainnya. 

Dermatitis kontak dapat menyebabkan jerawat di kemaluan karena kondisi ini merupakan reaksi peradangan pada kulit akibat paparan zat tertentu yang menyebabkan iritasi. Penggunaan sabun yang mengandung wewangian, kondom, pelumas seksual, tampon, dan obat oles yang dijual bebas bisa menjadi pemicu dermatitis kontak dan munculnya jerawat di area kemaluan.

Hidradenitis Suppurativa

Hidradenitis suppurativa (HS) adalah kondisi kulit inflamasi kronis yang ditandai dengan lesi yang dalam dan berisi nanah. Kondisi ini juga dikenal sebagai acne inversa. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi risiko terjadinya HS, seperti jenis kelamin. Wanita lebih cenderung mengalami hidradenitis suppurativa dibandingkan pria.

Selain itu, HS juga dipengaruhi oleh etnis atau ras. Kondisi ini lebih umum terjadi pada orang-orang keturunan Afrika, mungkin disebabkan oleh faktor genetik. Selain itu, riwayat keluarga juga berpengaruh. Kecenderungan untuk mengembangkan hidradenitis suppurativa dapat diwarisi. 

Hidradenitis suppurativa umum terjadi dan kondisinya bisa lebih parah pada orang yang kelebihan berat badan. Kondisi ini juga berhubungan dengan jerawat parah, arthritis, diabetes, sindrom metabolik, dan penyakit radang usus.

Hidradenitis suppurativa sendiri dapat menyebabkan jerawat di kemaluan, karena adanya peradangan pada kelenjar keringat yang menyebabkan munculnya lesi yang mirip jerawat di seluruh tubuh, termasuk daerah kemaluan.

Penyebab penyakit peradangan langka ini belum sepenuhnya jelas, namun pemicu sumbatan pada folikel rambut di area sekitar alat kelamin, seperti vagina bisa berupa keringat berlebih, gangguan hormon, obesitas atau kelebihan berat badan, dan kelainan genetik.

Kondisi ini dapat menyebabkan benjolan merah mirip jerawat dan rasa nyeri di area sekitar vagina. Benjolan yang muncul akibat HS mengandung suatu cairan, yang jika pecah akan mengeluarkan bau tak sedap. Oleh karena itu, HS dapat menjadi salah satu penyebab munculnya jerawat di  kemaluan wanita.

Folikulitis

Jerawat di kemaluan juga bisa disebabkan oleh folikulitis. Apa itu? Folikulitis adalah kondisi peradangan pada folikel rambut atau tempat rambut tumbuh. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur. Meskipun sering kali tidak berbahaya, folikulitis bisa memburuk dan menyebabkan rambut hilang secara permanen.

Folikel rambut hampir terdapat di seluruh tubuh, sehingga folikulitis dapat terjadi di bagian tubuh mana saja. Namun, pada sebagian besar kasus, folikulitis muncul di leher, paha, ketiak, selangkangan, bokong dan alat kelamin. Folikulitis umumnya tidak menular, tetapi folikulitis yang terjadi akibat bakteri Staphylococcus aureus dapat menginfeksi orang lain.

Folikulitis di area kemaluan dapat muncul sebagai benjolan merah kecil di sekitar folikel rambut yang menyebabkan gatal, perih, dan kulit terasa terbakar. Penggunaan pisau cukur yang tidak bersih atau tumpul dapat memicu munculnya folikulitis dan jerawat di kemaluan. Selain itu, folikulitis juga dapat disebabkan oleh rambut yang tumbuh ke arah dalam kulit (ingrown hair), yang dapat terjadi setelah mencukur rambut kemaluan.

Kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya, namun dalam kasus yang cukup parah, infeksi dapat menyebabkan kerontokan rambut permanen dan jaringan parut. Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan menghindari penggunaan pisau cukur yang tidak bersih atau tumpul dapat membantu mencegah munculnya folikulitis dan jerawat di kemaluan.

Mencukur Rambut Kemaluan

Mencukur rambut kemaluan dapat menyebabkan jerawat di area tersebut, karena tindakan mencukur dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan folikel rambut. Saat rambut tumbuh kembali setelah dicukur, rambut dapat mengeriting kembali ke dalam kulit, yang dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada folikel rambut.

Selain itu, mencukur rambut kemaluan juga meningkatkan risiko terjadinya folikulitis, yaitu peradangan pada folikel rambut akibat infeksi bakteri atau jamur. Seperti dijelaskan sebelumnya, folikulitis dapat menyebabkan munculnya benjolan merah kecil yang mirip jerawat di sekitar folikel rambut. Oleh karena itu, mencukur rambut kemaluan dengan tidak tepat atau menggunakan pisau cukur yang kurang bersih dapat menyebabkan iritasi, peradangan, dan munculnya jerawat di area kemaluan.

3 dari 3 halaman

Cara Mengatasi Jerawat di Kemaluan

Ilustrasi Jerawat di Kemaluan. Credit via Shutterstock.com

Jangan Memencet Jerawat di Kemaluan

Memencet jerawat di kemaluan dilarang karena dapat memperburuk kondisi dan menyebabkan infeksi. Hal ini juga berlaku untuk jerawat di area lain, di mana memencet jerawat dapat membuat kondisi kulit tersebut memburuk, menyebabkan infeksi, dan bahkan menyebabkan jerawat bermunculan lebih banyak.

Oleh karena itu, disarankan untuk tidak memencet jerawat di kemaluan dan membiarkannya sembuh dengan sendirinya. Sebagai gantinya, kompres area yang bermasalah dengan kain yang dicelupkan ke air hangat untuk meringankan jerawat yang meradang. Jika jerawat terasa nyeri, bengkak, atau bernanah, penting untuk memeriksakannya ke dokter untuk penanganan yang sesuai

Hindari Mencukur Rambut Kemaluan

Mencukur rambut kemaluan dapat meningkatkan risiko iritasi dan infeksi pada area tersebut, terutama jika tidak dilakukan dengan benar. Pada dasarnya rambut kemaluan sebenarnya memiliki peran dalam melindungi area tersebut dari kotoran, debu, dan infeksi mikroba. Selain itu, rambut kemaluan juga membantu dalam menjaga keseimbangan suhu di area tersebut dan melindungi dari goresan saat berhubungan seksual.

Sebaiknya gunakan gunting untuk merapikan rambut kemaluan daripada mencukurnya. Untuk melakukannya, pastikan untuk melakukan perapian rambut kemaluan saat rambut benar-benar kering. Gunakan gunting bersih untuk memangkas rambut kemaluan dengan hati-hati. Sebelum mencukur, ada baiknya mandi air hangat untuk membuat proses bercukur lebih mudah dan menghindari risiko luka gores.

Setelah itu, oleskan minyak cukur. Minyak cukur dapat melembapkan kulit, menciptakan lapisan penghalang, dan membantu mencegah iritasi saat mencukur. Kemudian, pangkas rambut kemaluan tanpa menyentuh permukaan kulit. Dengan memperhatikan langkah-langkah tersebut, kamu dapat merapikan rambut kemaluan dengan lebih aman dan mengurangi risiko luka atau iritasi, yang bisa memicu munculnya jerawat di kemaluan.

Hindari Pakaian Dalam yang Terlalu Ketat

Gunakan pakaian dalam yang terbuat dari katun dan hindari pakaian ketat yang dapat menyebabkan gesekan dengan kulit. Pakaian dalam yang terbuat dari katun disarankan karena bahan katun dapat membantu menjaga sirkulasi udara dan menjaga kelembaban area genital dalam batas normal.

Adapun alasan kenapa perlu menghindari pakaian dalam yang terlalu ketat, karena dapat menyebabkan gesekan dengan kulit dan menciptakan lingkungan lembab yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Dengan menggunakan pakaian dalam yang terbuat dari katun dan menghindari pakaian dalam yang terlalu ketat, kamu dapat membantu menjaga kebersihan dan kesehatan area genital dengan lebih baik dan bisa terhindari dari masalah jerawat di kemaluan.

Hindari Penggunaan Produk yang Tidak Sesuai

Menggunakan produk yang tidak sesuai untuk merawat area genital dapat menyebabkan iritasi dan bahkan memicu munculnya jerawat di kemaluan. Beberapa produk yang dapat menyebabkan jerawat di kemaluan termasuk sabun pembersih vagina, pelumas kelamin, kondom, detergen, serta produk pembersih kewanitaan (vaginal douche).

Makanya, sangat penting untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan kulit, seperti krim atau salep yang memang direkomendasikan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan area genital. Selain itu, hindari penggunaan produk yang mengandung bahan-bahan yang dapat memicu iritasi atau alergi pada kulit sensitif. Pemilihan produk yang tepat dapat membantu mencegah munculnya jerawat di kemaluan dan menjaga kesehatan kulit secara keseluruhan. 

Jaga Kebersihan Area Kemaluan dengan Tepat

Membersihkan area kemaluan setiap hari dengan air hangat dapat membantu menjaga kebersihan dan mencegah infeksi. Lalu, seperti yang dijelaskan sebelumnya, celana dalam berbahan katun dapat membantu menjaga sirkulasi udara dan menjaga kelembaban area genital dalam batas normal. Jangan lupa ganti celana dalam secara teratur, terutama jika sudah terasa basah atau lembap, untuk menjaga kebersihan area kemaluan.

Hindari penggunaan pembalut beraroma. Saat menstruasi, hindari penggunaan pembalut yang mengandung pewangi, terutama jika kamu memiliki kulit sensitif, untuk mencegah iritasi pada area kemaluan. Supaya area kemaluan tetap bersih, cukur bulu kemaluan seperlunya saja dan gunakan gel atau krim khusus saat mencukur bulu kemaluan untuk mencegah iritasi pada area genital. Hindari penggunaan sabun wangi dan produk pembersih kewanitaan yang dapat menyebabkan iritasi pada area genital.