Tekan Angka Penularan, Edukasi Soal Bahaya TBC Digencarkan di Kalangan Mahasiswa

Fimela Reportersherly halim diperbarui 19 Des 2023, 14:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Tuberkulosis atau yang dikenal dengan singkatan TB adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini pada dasarnya akan menyerang paru-paru. Bukan hanya itu, terkadang penyakit ini juga dapat menyerang organ tubuh lainnya, seperti tulang, ginjal, dan otak. Maka dari itu penanganan dan edukasi tentang penyakit ini tidak kalah pentingnya untuk disuarakan.

Melihat penyakit Tuberkulosis adalah salah satu penyakit menular yang paling mematikan di dunia, Johnson & Johnson lakukan kampanye bertajuk “TB Warriors 2.0”. Kampanye yang sudah dilakukan sejak Juni 2023 telah berhasil menyaring dan memotivasi setidaknya 24.000 remaja di seluruh Indonesia berusia 18 sampai dengan 24 tahun. Kampanye ini berhasil menggerakkan remaja untuk melakukan pengecekan online dan offline untuk kesehatan mereka dan orang sekitar. 

Kampanye Tuberkulosis yang dilakukan oleh Johnson & Johnson juga dibantu oleh dua orang wanita hebat bernama dr. Nurul Luntung, MPH., selaku ketua yayasan STPI dan Silvia Anggita selaku ketua Indonesia Muda untuk Tuberkulosis. Menambahkan gerakan ini juga didukung oleh Kementerian Kesehatan Indonesia dan Yayasan Pijar.

2 dari 3 halaman

Sekilas Tentang Kampanye “TB Warriors 2.0”

Juliana Chin, Regional Public Health Impact & Strategy Lead, Johnson & Johnson Pharmaceutical for Southeast Asia & India. (Foto: Dokumen/Johnson & Johnson)

Kampanye yang telah dilakukan sejak Juni 2023 ini, Dilakukan dengan cara melakukan serangkaian kegiatan edukasi di kampus kampus di berbagai kota besar di Indonesia, antara lain universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana, universitas Airlangga, dan universitas Indonesia. Alhasil acara ini berhasil mengidentifikasikan setidaknya 14,8% orang dengan gejala TBC hanya dalam waktu 2 bulan setelah kampanye.

“Tingkat penularan TBC pada kelompok usia ini dapat mencapai 20 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan populasi lainnya, namun 82% dari mereka saat ini tidak mencari pengobatan, sebagian karena tantangan seperti kurangnya kesadaran akan gejala TBC, stigma yang negatif, dan lainnya,” ujar Juliana Chin selaku Regional Public Health Impact & Strategy Lead, Johnson & Johnson Pharmaceutical for Southeast Asia & India.

Menambahkan ia mengungkapkan bahwa kaum muda adalah seorang agen perubahan untuk mengurangi penyebaran TBC dengan cara mengubah persepsi masyarakat tentang TBC dan juga untuk meningkatkan kesadaran soal TBC. 

“Kami di STPI sangat bangga dapat mendukung gerakan yang memberdayakan anak muda menuju Indonesia bebas TBC bersama Johnson & Johnson dan IMUT dalam program TB Warriors 2.0. Kami berharap program TB Warriors 2.0 tidak hanya meningkatkan kesadaran tentang TBC tetapi semakin memperkuat gerakan generasi muda untuk mendukung eliminasi TBC 2030,” ujar dr. Nurul Luntungan, MPH., Ketua Yayasan STPI.

 

 

3 dari 3 halaman

Tentang TBC di Indonesia

Ilustrasi TBC Tulang. (Foto: Unsplash/CDC)

Berdasarkan data yang disebarkan oleh Ayosehat.kemenkes.go.id, mengungkapkan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua setelah India terkait penyakit Tuberkulosis atau TBC, yaitu dengan jumlah kasus sebanyak 969 ribu dan 93 ribu kematian per tahunnya. Angka kematian ini bisa gambarkan seperti 11 kematian per jamnya. Bukan hanya itu, berdasarkan data yang mengutip dari Global TB report 2022 mengungkapkan bahaya penyakit TB ini banyak sekali menyerang kelompok usia produksi terutama umur 45 sampai dengan 54 tahun.

Mengutip dari CDC.gov mengungkapakan bahwa TBC umunya menyebar melalui udara dari orang ke orang. Ketika seseorang yang terinfeksi TBC paru atau tenggorokan batuk, berbicara, tertawa, bernyanyi, atau bersin, mereka dapat melepaskan kuman TBC ke udara. Orang lain yang berada di dekat penderita TBC dapat menghirup kuman TBC ke paru-parunya.

Berikut adalah beberapa cara untuk mengurangi risiko tertular TBC:

  • Vaksinasi BCG: Vaksin BCG dapat membantu melindungi anak-anak dari infeksi TBC.
  • Hindari kontak dengan orang yang terinfeksi TBC: Jika Anda memiliki kontak dengan orang yang terinfeksi TBC, Anda harus berhati-hati untuk menghindari kontak dengan orang tersebut, terutama jika orang tersebut batuk atau bersin.
  • Jaga kebersihan: Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dapat membantu mencegah penyebaran TBC.

 

 

 

 

Penulis: FIMELA Sherly Julia Halim