8 Alasan Kenapa Seseorang Mudah Marah dan Tak Bisa Menahan Amarah

Mimi Rohmitriasih diperbarui 03 Des 2023, 17:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Marah adalah sikap yang wajar dialami oleh semua orang. Namun, setiap orang memiliki pengeolaan yang baik terhadap kemarahan dalam dirinya. Beberapa orang dikenal sangat mudah marah dan tak bisa menahan amarah. Tapi beberapa orang lainnya mampu menahan amarahnya dengan baik dan senantiasa menjadi pribadi yang tabah. 

Kalau kamu nih Sahabat Fimela? Apakah kamu juga termasuk pribadi yang suka marah? Ada beberapa alasan kenapa seseorang sangat mudah marah. Adapun alasan tersebut antaranya adalah sebagai berikut. 

2 dari 9 halaman

Kondisi Kesehatan Mental

Ilustrasi perempuan marah/copyrightshutterstock/Master1305

Seseorang yang mudah marah mungkin memiliki kondisi kesehatan mental yang bermasalah, seperti gangguan suasana hati, gangguan kecemasan, atau stres kronis. Kondisi ini bisa memengaruhi cara individu mengelola emosi mereka. Beberapa masalah mental erat kaitannya dengan kemarahan dan pengelolaan emosi yang buruk. 

3 dari 9 halaman

Riwayat Trauma atau Pengalaman Sulit

Ilustrasi Trauma Credit:pexels.com/Maycon

Pengalaman traumatis masa lalu, seperti pelecehan, kehilangan orang yang dicintai, atau kekerasan, bisa mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengelola emosi mereka. Tanpa disadari, trauma rentan menyebabkan peningkatan respons terhadap stimulus yang menyerupai pengalaman traumatis. Ini bisa meningkatkan amarah dalam diri.

4 dari 9 halaman

Ketidakmampuan Mengelola Stres

Ilustrasi depresi, stres, social anxiety disorder. (Photo by Liza Summer: https://www.pexels.com/photo/unrecognizable-upset-lady-embracing-knees-sitting-on-chair-6382642/)

Beban stres yang konstan atau terlalu berat dalam kehidupan sehari-hari, bisa menyebabkan seseorang kesulitan mengendalikan emosi mereka. Stres yang tidak ditangani dengan baik bisa menjadi pemicu utama kemarahan yang berapi-api. 

5 dari 9 halaman

Kurangnya Keterampilan Komunikasi atau Penyelesaian Masalah

Ilustrasi perempuan yang sulit berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. Credit: pexels.com/Anna

Kurangnya keterampilan dalam berkomunikasi yang efektif atau menyelesaikan masalah, ini juga bisa menjadi alasan kenapa seseorang mudah marah. Ketidakmampuan dalam berkomunikasi dapat membuat seseorang frustrasi. Ketika mereka merasa tidak didengarkan atau tidak mampu mengekspresikan diri, hal itu dapat memicu kemarahan. Frustasi yang terlalu berat juga rentan membuatnya merasa sulit menahan amarah di hatinya.

6 dari 9 halaman

Pengaruh Lingkungan Sosial

Ilustrasi orang kena depresi dan ganguan kecemasan karena faktor lingkungan sosial (Foto: Unsplash/Anthony Tran)

Lingkungan sosial juga dapat memainkan peran besar dalam kemarahan seseorang. Jika seseorang tumbuh dalam lingkungan di mana kemarahan dianggap sebagai cara yang sah untuk mengekspresikan diri, mereka mungkin cenderung menjadi mudah marah. Lingkungan yang keras dan penuh dengan cacian, rentan bikin seseorang berhati keras, mudah marah dan rentan mencaci orang lain. Berbeda dengan orang-orang yang tumbuh di lingkungan ramah, menyenangkan dan penuh kasih sayang serta kelembutan di dalamnya. 

7 dari 9 halaman

Faktor Biologis

Faktor biologis bisa membuat seseorang mudah marah. Credit: freepik.com

Faktor genetik atau biologis juga bisa berperan dalam tingkat kemarahan seseorang. Kadar hormon tertentu atau perbedaan struktur otak, bisa mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk merespons sesuatu dengan amarah sama seperti orangtua atau kakek neneknya.

8 dari 9 halaman

Kurangnya Kesadaran Emosional

Ilustrasi marah/copyright shutterstock.com

Beberapa orang mungkin kurang sadar akan emosi mereka sendiri atau cara mengelolanya. Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi dan menangani emosi bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap kemarahan yang intens. Kecerdasan emosional yang kurang baik, bisa meningkatkan risiko seseorang mudah marah, stres bahkan depresi.

9 dari 9 halaman

Model Peran atau Pengaruh Media

Ilustrasi wanita overthinking melihat postingan liburan teman (pexels/paveldanilyuk)

Cara individu melihat bagaimana orang lain mengekspresikan kemarahan, baik itu dalam kehidupan nyata atau melalui media, juga bisa memengaruhi perilaku mereka. Jika model peran yang dilihat adalah orang-orang yang sering marah, itu bisa mempengaruhi cara seseorang menanggapi situasi. Juga ketika seseorang kerap melihat suatu kemarahan yang terlalu sering di media, ini juga rentan membuatnya jadi pribadi yang pemarah. 

Mengelola kemarahan adalah proses yang memerlukan kesadaran diri dan upaya. Strategi termasuk praktik kesadaran, olahraga, teknik pernapasan, terapi perilaku kognitif, dan konseling dapat membantu seseorang mengidentifikasi pemicu kemarahan. Sangat penting bagi siapapun untuk belajar mengelola emosinya dengan lebih baik agar ia bisa mengendalikan amarah dalam dirinya. Semoga informasi ini bermanfaat.