Review Buku The Psychology of Emotion

Endah Wijayanti diperbarui 03 Des 2023, 15:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Kenapa ada orang yang gampang marah, tetapi ada juga yang bisa tetap tenang saat marah? Kenapa ketika kita marah kita cenderung sulit mengendalikan diri? Apakah ada cara yang benar-benar efektif untuk meredakan amarah? Saat membahas rasa marah, kita mungkin akan diliputi berbagai macam pertanyaan. Dalam keseharian kita pun pasti pernah merasa marah, dan kadang ketika rasa marah muncul kita kerap bingung cara menanggapinya dengan tepat.

Melalui buku The Psychology of Emotion, David J. Lieberman memaparkan sejumlah kompleksitas yang hadir terkait dengan rasa marah serta berbagai macam tips dan strategi yang bisa diterapkan untuk mengelola rasa marah dengan lebih baik lagi. Mengalami rasa marah merupakan hal yang wajar dan sangat manusiawi. Hanya saja ada baiknya kita jangan sampai dikuasai oleh rasa marah. Sebab cara kita menyikapi rasa marah bisa berdampak cukup signifikan terhadap kebahagiaan dan kesejahteraan diri kita.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Buku The Psychology of Emotion

Buku The Psychology of Emotion./doc. Endah

Judul: The Psychology of Emotion

Diterjemahkan dari Never Get Angry Again

Penulis: David J. Lieberman

Penerjemah: Maria Lubis & Dian Pranasari

Penyunting: Zia Anshor & Dien Cahaya SF

Penata Isi: Nurhasanah Ridwan

Perancang Sampul: @designgedang

Cetakan III: September 2023

Penerbit BACA

The Psychology of Emotion menunjukkan cara mengubah arah sudut pandangmu secara permanen. Ini otomatis akan membuat masalah-masalah kecil dalam hidup menghilang dari radarmu, dan masalah-masalah besar tidak akan pernah lagi mewujud saat ada ledakan panas kekesalan atau kemarahan yang tak terkendali. Kemudian, masalah-masalah besar itu akan langsung dilihat melalui lensa penerimaan yang autentik. Temukan cara mudah untuk hidup bebas-marah dan tidak pernah baperan lagi—kecuali jika kamu ingin.

***

"Rasa sakit berfungsi sebagai katalis pertumbuhan yang penting, dan pertumbuhan tidak bisa ditawar—itulah alasan kita hidup di dunia ini, dan tanpa pertumbuhan, kita tidak akan pernah bergerak."

"Semakin tenang kita dalam situasi biasa, semakin mudah kita mengendalikan amarah pada masa sulit."

"Melatih mental untuk menanggapi dengan sabar, misalnya, akan membantu otak kita berubah dan bisa menambah kemampuan kita mengendalikan diri, bahkan pada situasi paling penting."

 

Salah satu pembahasan yang menarik dari buku ini adalah tentang bagaimana teknik pernapasan yang tepat bisa bantu tenangkan diri dan membuat rasa marah bisa diredam dengan cara yang lebih nyaman. Ketika emosi memuncak atau kita dilanda amarah yang begitu intens, ada baiknya untuk tidak membiarkan diri dikuasai oleh semua itu. Sebaiknya memang perlu meluangkan waktu sejenak untuk mengatur kembali pernapasan agar bisa kembali tenang.

Pembahasan tentang rasa syukur, kebahagiaan, dan bagaimana cara menjadi pribadi yang bisa mengendalikan emosi dengan lebih baik juga diungkap dalam buku ini. Berbagai tips praktis juga bisa dicoba dan diterapkan sebagai bagian dari latihan untuk mengendalikan diri dengan lebih baik. Ada teknik visualisasi yang cukup menarik juga untuk dicoba dalam upaya mengendalikan diri dan amarah dengan lebih nyaman.

"Ingatlah fenomena hipotesis umpan balik ekspresi wajah: tindakan tersenyum mengirimkan pesan kepada otak bahwa situasi tidak mengancam--kita bukan hanya bisa santai, melainkan sudah santai."

"Ahli psikologi Daniel Goleman menulis: 'Senyuman adalah sinyal emosional yang paling menular, dan memiliki kekuatan tak tertahankan untuk membuat orang lain membalasnya.' Tersenyum kepada seseorang bukan hanya membantu dia meras senang kepada diri sendiri, melainkan juga membuatmu merasa senang akan dirimu sendiri."

"Banyak penelitian membuktikan sesuatu yang sudah ditunjukkan pengalaman kita sendiri: Secara intuitif, orang bisa merasakan kalau kita menyukai dia, bahkan tanpa perlu percakapan."

"Aneh kalau kita memilih menyiksa diri, kembali ke kenangan menyakitkan, dan berfokus ke segala hal yang salah, bukannya mengapresiasi sejauh mana kita sudah melangkah, semua yang kita miliki, dan ke mana kiranya kita ingin pergi."

Bagi Sahabat Fimela yang selama ini merasa masih kesulitan untuk mengendalikan diri dan amarah dalam keseharian, buku ini bisa menjadi rekomendasi yang tepat. Banyak pembahasan yang membuat kita kembali tersadar bahwa bersikap baik pada diri sendiri menjadi salah satu kunci penting untuk memiliki hidup yang lebih bahagia. Buku ini juga cocok dibaca oleh siapa saja yang ingin memahami soal emosi, ego, amarah, serta berbagai aspek tentang kebahagiaan yang bisa diupayakan dengan strategi yang tepat.

Kebahagiaan bisa kita upayakan dengan cara-cara yang sebenarnya sederhana. Bahkan pada dasarnya di dalam diri kita sudah ada bibit yang bisa kembali disiram, dipupuk, dan ditumbuhkan untuk menghadirkan kebahagiaan yang selama ini kita dambakan dan impikan. Mengendalikan amarah mungkin tidak sesulit yang kita bayangkan. Selama kita mau mencoba dan mau berlatih untuk mengelola emosi yang kita rasakan, maka kebahagiaan bisa kita dapatkan dengan cara yang paling nyaman.