Mengenal Mycoplasma Pneumonia yang Diduga sebagai Penyebab Wabah Pneumonia Misterius Di China

Maritza Samira diperbarui 13 Des 2023, 15:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Tengah ramai menjadi perbincangan di masyarakat terkait kasus pneumonia misterius di China yang menyebabkan banyak anak-anak harus dibawa ke rumah sakit. Menurut WHO, laporan ini pertama kali disampaikan oleh Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok pada 13 November 2023, di mana terdapat peningkatan penyakit pernapasan secara nasional, terutama menyerang anak-anak.

Lonjakan penyakit pernapasan ini tentu memicu kekhawatiran global, termasuk Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan guna melakukan pencegahan penyakit menular terkait merebaknya kasus pneumonia misterius di China ini.

Hingga saat ini, penyebab pasti dari penyakit pneumonia misterius ini masih belum diketahui. Namun dari laporan epidemiologi, temuan awal otoritas China mengarah pada kasus Mycoplasma pneumoniae yang ditemukan yakni sebesar 40 persen dari total kasus. Untuk mengatahui lebih lanjut, simak penjelasan terkait Mycoplasma pneumoniae berikut.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Apa itu Mycoplasma Pneumonia?

Pneumonia sering disebut sebagai radang paru-paru akibat infeksi. (Foto: Unsplash/Izzy Park)

Pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan akut atau sering disebut sebagai peradangan paru-paru. Tidak ada penyebab tunggal pneumonia, penyakit ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur dari orang yang terinfeksi. Infeksi pernapasan menular tersebut menyebar dengan mudah melalui kontak dengan cairan pernapasan.

Mycoplasma pneumonia adalah infeksi bakteri di saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae yang umumnya terjadi pada anak sekolah dan remaja. Penyakit ini bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Gejala-gejala tersebut meliputi kelelahan, batuk, demam, mengi, sesak napas, nyeri dada, berkeringat, dan menggigil.

Infeksi pneumonia mudah sekali menyebar melalui batuk, bersin, atau droplet yang mengandung bakteri di udara. Pneumonia dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya menghindari kotak dengan orang-orang yang terinfeksi, melakukan vaksinasi, menjaga kebersihan diri dengan sering mencuci tangan dengan sabun, istirahat yang cukup, dan menerapkan pola makan sehat dan seimbang guna menjaga kekebalan tubuh tetap kuat.

3 dari 3 halaman

Fakta tentang Pneumonia

Penerapan pola hidup bersih dan sehat dapat mengurangi risiko terserang pneumonia. (Foto: Unsplash/Kelly Sikkema)

Dilansir dari unicef.org, berikut beberapa fakta tentang pneumonia pada anak yang perlu diketahui:

Pneumonia adalah penyebab kematian anak terbesar dibanding penyakit menular lainnya

Di seluruh dunia, 800.000 balita meninggal karena pneumonia setiap tahunnya. Di Indonesia, lebih dari 19.000 balita meninggal karena pneumonia di 2018, atau lebih dari 2 anak setiap jam.

Pneumonia dapat menular

Pneumonia bisa menular melalui udara seperti batuk atau bersin. Bisa juga menular melalui darah, khususnya selama atau setelah kelahiran, atau melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.

Sekitar 50 persen kematian anak akibat pneumonia berkaitan dengan polusi udara

Tidak hanya melalui infeksi bakteri atau virus, polusi udara baik di dalam ruangan maupun luar ruangan dapat menjadi faktor risiko penyebab pneumonia.

Mencuci tangan dapat mengurangi risiko pneumonia hingga 50 persen

Selain menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat pneumonia dapat dicegah dengan penerapan pola hidup bersih dan sehat. Studi menunjukkan bahwa mencuci tanan dengan sabun dapat mengurangi risiko pneumonia dengan mengurangi paparan erhadap bakteri.

Menyusui dapat mencegah pneumonia pada bayi

ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi merupakan cara yang efektif untuk melindungi anak dari pneumonia dan penyakit menular lainnya. ASI membuat sistem kekebalan bayi lebih kuat.

Vaksin dapat mencegah kematian akibat pneumonia

Cara paling efektif untuk melindungi anak dari pneumonia salah satunya adalah dengan melakukan imunisasi, khususnya imunisasi Hib, pneumococcus, campak, dan pertussis.

Penulis: Maritza Samira

#BreakingBoundariesDesember