5 Sikap yang Membuatmu Sulit Merasa Puas dalam Hidup

Endah Wijayanti diperbarui 28 Nov 2023, 14:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Merasa tidak puas dalam hidup bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor yang bersifat subjektif dan kompleks. Seringkali, orang cenderung membandingkan kehidupan dan pencapaian mereka dengan orang lain. Jika seseorang selalu merasa kalah atau kurang dari yang lain, hal ini dapat mengarah pada perasaan tidak puas. Selain itu biasanya kurangnya tujuan hidup atau arah yang jelas dapat membuat seseorang merasa kehilangan arti hidup. Tanpa visi yang kuat atau impian yang ingin dicapai, seseorang mungkin merasa hampa dan tidak puas.

Merasa puas dalam hidup adalah pencapaian yang diinginkan oleh banyak orang. Namun, beberapa sikap dapat menjadi penghambat utama dalam mencapai kepuasan tersebut. Apakah kamu sering merasa sulit untuk merasa puas? Mungkin karena kamu memiliki salah satu atau beberapa sikap yang akan diuraikan di bawah ini. Simak uraiannya di bawah ini, ya Sahabat Fimela.

 

 

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Pesimis yang Selalu Melihat Sisi Buruk Segala Sesuatu

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/Sevendeman

Mengutip buku The Psychology of Emotion (Never Get Angry Again), "Kehidupan menjadi sulit dijalani karena sebanyak apa pun yang kita dapatkan, kita tidak akan pernah puas, karena kita berfokus kepada apa yang tidak ada dan apa yang tidak bagus." Sikap pesimis seringkali menjadi musuh utama kepuasan hidup. Individu yang cenderung melihat segala sesuatu dari sisi buruknya akan sulit merasakan kebahagiaan. Mereka fokus pada potensi kegagalan, kesulitan, dan ketidakpastian, sehingga menghalangi kemampuan mereka untuk menikmati momen-momen positif dalam hidup.

Bagi pesimis, setiap kesuksesan dianggap sebagai keberuntungan sementara kegagalan dianggap sebagai kepastian. Mereka tidak mampu melihat peluang dan potensi positif di setiap situasi, sehingga merasa terjebak dalam siklus ketidakpuasan yang konstan.

 

 

3 dari 6 halaman

2. Serakah yang Ingin Memiliki Segalanya

Ilustrasi/copyright unsplash.com/Larm Rmah

Serakah, atau keinginan untuk memiliki segalanya, bisa menjadi hambatan besar dalam meraih kepuasan hidup. Orang yang selalu merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya saat ini dan terus-menerus mengejar lebih banyak harta, prestise, atau keberhasilan, cenderung mengalami kelelahan dan kekecewaan yang terus-menerus.

Meskipun ambisi adalah hal yang baik, serakah dapat mengaburkan pandangan tentang apa yang benar-benar penting dalam hidup. Kesadaran akan apa yang sudah dimiliki dan apresiasi terhadap keberkahan yang ada seringkali hilang, sehingga kepuasan selalu tampak berada di luar jangkauan.

 

 

4 dari 6 halaman

3. Gampang Iri dengan Kehidupan Orang Lain

Ilustrasi/copyright shutterstock.com

Perbandingan dengan kehidupan orang lain sering kali menjadi akar ketidakpuasan. Gampang iri dengan pencapaian, kekayaan, atau kebahagiaan orang lain dapat menghasilkan perasaan tidak cukup atau tidak layak. Ini menciptakan lingkungan mental yang tidak kondusif untuk merasa puas.

Membandingkan diri dengan orang lain adalah jalan menuju kekecewaan, karena setiap individu memiliki perjalanan hidupnya sendiri. Melihat hanya bagian kecil dari kehidupan orang lain tanpa memahami perjuangan dan pengorbanan yang mungkin mereka lalui dapat menyesatkan persepsi tentang kebahagiaan.

 

 

5 dari 6 halaman

4. Terlalu Banyak Mengeluh

Ilustrasi/copyright shutterstock.com

Sering mengeluh adalah bentuk ekspresi ketidakpuasan yang dapat meracuni suasana hati dan pandangan terhadap hidup. Orang yang terlalu banyak mengeluh cenderung fokus pada hal-hal yang salah atau tidak sesuai dengan harapan mereka, tanpa memperhatikan berbagai hal positif yang mungkin ada di sekitar mereka.

Mengeluh tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga dapat memengaruhi hubungan dengan orang lain. Orang yang sering mengeluh mungkin dihindari karena energi negatif yang mereka bawa, sehingga mengisolasi diri dari sumber-sumber kebahagiaan potensial.

 

 

6 dari 6 halaman

5. Tidak Percaya Diri dengan Potensi Diri

Galau | Ilustrasi/copyright shutterstock.com/ interstid

Ketidakpercayaan diri seringkali menjadi penghambat utama meraih kepuasan hidup. Orang yang tidak percaya diri cenderung meragukan kemampuan dan potensi mereka, bahkan ketika mereka telah mencapai kesuksesan. Mereka selalu merasa tidak layak mendapatkan kebahagiaan atau keberhasilan, sehingga sulit untuk merasa puas dengan pencapaian mereka.

Percaya diri yang rendah dapat mengakibatkan penolakan terhadap peluang baru, penundaan dalam mengambil tindakan, dan sikap negatif terhadap diri sendiri. Sebaliknya, mengembangkan kepercayaan diri dapat membuka pintu menuju kepuasan hidup dengan memungkinkan seseorang untuk merayakan pencapaian mereka dengan bangga.

Merasa puas dalam hidup memerlukan usaha untuk mengubah sikap-sikap yang dapat menjadi penghambat. Mengembangkan sikap yang positif, bersyukur, dan percaya diri dapat membantu membuka pintu menuju kebahagiaan dan kepuasan yang sejati.

Sahabat Fimela, setiap perubahan dimulai dari diri sendiri, dan dengan mengatasi sikap-sikap negatif, kamu dapat menciptakan fondasi yang lebih kokoh untuk hidup yang memuaskan.