Fimela.com, Jakarta Gelisah berlebihan atau kecemasan yang terus-menerus dapat memiliki dampak serius pada kesejahteraan fisik, mental, dan emosional seseorang. Gelisah yang kronis dapat menjadi faktor risiko untuk mengembangkan depresi. Kombinasi kecemasan yang terus-menerus dan perasaan putus asa dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mental secara keseluruhan.
Hidup merupakan perjalanan yang penuh dengan tantangan, ketidakpastian, dan perubahan. Beberapa orang mampu menghadapi dinamika ini dengan ketenangan dan keseimbangan, sementara yang lain merasa cemas dan gelisah. Terdapat beberapa sikap atau kebiasaan tertentu yang dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap kecemasan. Kali ini, kita akan membahas lima sikap yang dapat membuatmu gampang gelisah saat menjalani hidup. Simak selengkapnya di bawah ini, ya Sahabat Fimela.
What's On Fimela
powered by
1. Memaksa Diri Mengendalikan Semua Hal
Salah satu sikap yang dapat meningkatkan tingkat kegelisahan adalah keinginan untuk mengendalikan segala hal dalam hidup. Mengutip buku The Psychology of Emotion (Never Get Angry Again), "Seseorang yang mengendalikan diri menyadari bahwa dia tidak mengendalikan dunia, jadi dia tidak gelisah." Memang, memiliki kendali atas keadaan adalah sesuatu yang diinginkan, namun memaksakan diri untuk mengendalikan setiap aspek kehidupan dapat menjadi beban yang berat. Ketika seseorang merasa perlu untuk memiliki kendali penuh, setiap kejadian yang di luar kendali mereka dapat memicu kecemasan.
Hal ini dapat terjadi dalam berbagai konteks, baik dalam hubungan pribadi, pekerjaan, atau keputusan-keputusan penting dalam hidup. Terlalu fokus pada kontrol mutlak dapat menguras energi dan memperburuk rasa gelisah saat terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
2. Menuntut Semua Hal Berjalan Sesuai Keinginan
Sikap menuntut agar segala hal berjalan sesuai keinginan merupakan salah satu pemicu utama kecemasan. Seseorang yang memiliki ekspektasi yang tinggi dan sulit terpenuhi dapat merasa kecewa dan cemas ketika realitas tidak sesuai dengan harapan mereka. Merancang skenario ideal dalam pikiran dan kemudian merasa frustrasi ketika dunia nyata tidak mengikuti skenario tersebut dapat menciptakan ketidakpuasan yang berkepanjangan.
Menuntut kesempurnaan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk hubungan interpersonal dan pencapaian karier, dapat menciptakan tekanan yang tidak perlu. Kesalahan kecil atau ketidaksesuaian dengan harapan dapat membawa dampak besar pada tingkat kecemasan seseorang.
3. Perfeksionis yang Berlebihan
Perfeksionisme yang berlebihan seringkali menjadi penyebab utama kegelisahan. Memiliki standar yang sangat tinggi dan sulit untuk dicapai dapat menciptakan beban yang tidak perlu. Perfeksionis cenderung mengevaluasi diri mereka sendiri dengan kriteria yang tidak realistis, dan kegagalan kecil dapat dirasakan sebagai kegagalan total.
Selain itu, perfeksionis seringkali terjebak dalam siklus ketidakpuasan diri, di mana pencapaian yang luar biasa pun tidak cukup untuk membuat mereka merasa puas. Hal ini dapat menciptakan lingkaran setan di mana pencarian kesempurnaan tidak pernah berakhir, dan kegelisahan terus berkembang.
4. Pesimis yang Suka Membesar-besarkan Masalah
Pemikiran negatif, terutama yang cenderung membesar-besarkan masalah, dapat menjadi sumber kecemasan yang signifikan. Orang dengan sikap pesimis seringkali melihat sisi gelap dari setiap situasi dan cenderung memikirkan kemungkinan terburuk. Ini bukan hanya memengaruhi persepsi mereka terhadap kehidupan sehari-hari, tetapi juga memperbesar tingkat kegelisahan ketika dihadapkan pada tantangan atau masalah.
Pesimis yang suka membesar-besarkan masalah cenderung mengalami kesulitan dalam menanggapi perubahan atau menghadapi ketidakpastian. Mereka melihat setiap situasi sebagai ancaman potensial, bahkan jika sebenarnya tidak demikian, dan hal ini dapat memicu respons berlebihan yang merugikan kesejahteraan mental.
5. Takut Berlebihan Menghadapi Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah bagian alami dari kehidupan, namun bagi beberapa orang, ketidakpastian dapat menjadi sumber kecemasan yang signifikan. Takut berlebihan menghadapi ketidakpastian dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman dengan perubahan dan tidak mampu mengatasi situasi yang tidak terduga.
Orang yang takut akan ketidakpastian mungkin cenderung menghindari risiko dan tetap berpegang pada rutinitas yang telah mereka kenal. Ini dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan profesional serta membuat mereka lebih rentan terhadap stres yang disebabkan oleh perubahan.
Memahami bahwa sikap-sikap di atas dapat menjadi pemicu kecemasan adalah langkah pertama dalam mengelola dan mengatasi gejala tersebut. Penting untuk menyadari bahwa kegelisahan tidak selalu dapat dihindari sepenuhnya, tetapi dengan mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang merugikan, seseorang dapat mengurangi dampaknya.
Jika seseorang merasa kesulitan mengatasi kecemasan mereka, mencari dukungan profesional seperti konseling atau terapi dapat menjadi langkah yang bijaksana. Terapis dapat membantu individu untuk mengeksplorasi akar penyebab kecemasan, mengembangkan strategi mengatasi stres, dan membangun keterampilan adaptabilitas yang diperlukan untuk menjalani hidup dengan lebih tenang.