Fimela.com, Jakarta Batik merupakan salah satu kebudayaan Indonesia yang sudah mendunia. Apalagi saat ini juga sudah banyak pengusaha batik yang memperlihatkan keindahan batik dalam karyanya. Berbagai desainer juga ikut andil dalam menggunakan kain batik sebagai kain untuk menunjukkan keistimewaan serta keestetikannya pada berbagai pagelaran budaya.
Tidak hanya melokal di Indonesia saja, batik juga menunjukkan batangnya di Korea Selatan. Berawal dari kesukaan terhadap fashion dan lahir dari kebudayaan Indonesia dan Korea Selatan membuat Cathlea Kim dan suami mendirikan bisnis Halobali ini.
Go International to South Korea, Halobali hadir di tengah-tengah fesyen korea yang sedang maju dan berkembang pesat di sana, Halobali ini juga terlahir dengan kedua budaya yang berbeda. Namun dengan mempertahankan teknik serta kain batik Indonesia membuat Halobali terlahir dengan konsep dan ciri tersendiri yang khas.
Halobali juga berfokus dalam mempertahankan otentik kain batik Indonesia dan juga mempromosikan para artisan lokal serta komunitasnya dalam berbatik. Hal ini juga dibuktikan dalam komitmen Halobali untuk terus menggunakan kain-kain Indonesia agar menjaga citra teknik batik serta menghighlight bagaimana batik dapat mengapproach berbagai boundaries budaya yang ada.
Berikut adalah perjalanan bagaimana Cathlea Kim dan suami mendirikan dan menjalankan Halobali di Korea Selatan.
1) Berawal dari kesamaan Cathlea dan suami yang sama-sama fashion enthu
Semua dimulai ketika Cathlea dan suami yang suka dengan berbisnis. Mereka berdua adalah fashion enthusiast dan bisa menjahit. Uniknya Cathlea dan suaminya tidak berasal dari latarbelakang fashion namun sangat suka dengan fesyen yang ada, hingga suatu hari Cathlea menunjukkan batik dan suaminya sangat amaze dengan batik Indonesia serta tekniknya. Sejak saat itu Cathlea dan suami mulai berbisnis Halobali.
"Halobali ini berarti simbol yang berasal dari kata Halo yang melambangkan keramahan dan Bali melambangkan kenyamanan liburan, sehingga Halobali dapat menjadi lifestyle brand yang dapat memberikan kenyamanan pada teman-teman semua seperti layaknya sedang liburan." Katanya.
2) Berjualan produk dengan cerita
Strategi branding Cathlea dan suami lahir dari cerita, Halobali juga terlahir dari kedua budaya yang berlatarbelakang Cathlea berasal dari Indonesia dan suami yang berasal dari Korea. Untungnya selama berbisnis ini, Cathlea beruntung karena dapat melakukan usaha Halobatik di Korea Selatan karena memungkinkan exposure.
"Terlebih di Korea sendiri fashionnya juga sudah gencar. Dengan adanya Halobali di Korea berarti akan memudahkan kami untuk memajukan market Halobali. Dan untuk mempertahankan Halobali ini kami juga mempertahankan identitas serta produk kami. Kami juga memberikan pelayanan yang baik kepada customer serta menjalin hubungan kerja yang baik dengan partner bisnis kami." Cerita Cathlea.
3) Meskipun sudah memiliki berbagai pencapaian, Cathlea masih ingin meningkatkan kualitas serta pelayanan Halobali agar semakin baik
Halobali sendiri sudah begitu populer di Korea Selatan dan sudah diliput oleh berbagai media, namun bagi Cathlea sendiri masih banyak hal yang harus ditingkatkan lagi. "Masih banyak pencapaian yang ingin aku capai, misalnya tahun ini aku dan suami menargetkan untuk worldshipping jadi tidak hanya dengan di Korea saja tetapi juga seluruh dunia yang menjadi target pasar. Selain itu aku juga ingin merekrut tim untuk Halobali dan juga dapat mempromosikan kebudayaan Indonesia khususnya pada acara-acara di Korea." ujarnya.
4) Jika kamu ingin terjun berbisnis batik, ada pesan dari Cathlea untukmu
Kamu ingin terjun berbisnis batik namun masih kurang percaya diri? Cathlea memberikan pesan bahwa percaya diri adalah kunci pertama. Batik juga tidak hanya sekedar bisnis saja tetapi juge warisan budaya, dalam memiliki bisnis batik kamu tidak hanya berkreasi dengan batik saja tetapi juga melestarikan budaya Indonesia. Seperti yang kita tahu dengan melestarikan batik kita juga bisa mempertahankan seni serta nilai dari batik itu sendiri.
Penulis: Tisha Sekar Aji
Hashtag: #Breaking Boundaries