Diary Fimela: Lestarikan Wastra Indonesia, Intip Perjalanan Monique Bersama Rasa Wastra Indonesia

Fimela ReporterTisha Sekar Aji diperbarui 30 Nov 2023, 18:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Wastra Indonesia merupakan sekumpulan kain-kain Nusantara. Mungkin sebagian orang mengenal kain-kain seperti batik, tenun, bahkan songket. Di Indonesia sendiri kain-kain Nusantara ini menjadi salah satu ikon budaya yang dilestarikan. Apalagi banyak sekali kain-kain yang ditampilkan dalam berbagai pagelaran. Orang-orang luar juga banyak yang tertarik dengan hal tersebut.

Namun seiring berkembangnya zaman, banyak sekali kain-kain impor yang mulai tersebar. Tidak hanya itu, kain tekstil juga mulai merajai berbagai fesyen. Ditambah globalisasi dan kebudayaan asing yang mulai masuk ke Indonesia membuat kain-kain Nusantara terancam ditinggalkan. Banyak sekali kain-kain yang mungkin sudah tahu namanya namun fungsi serta makna dibaliknya kurang dipahami. 

Adalah Rasa Wastra Indonesia yang menghadirkan warna-warni Nusantara serta cerita dibalik wastra atau kain tradisional Indonesia mulai dari batik, lurik, songket, tenun, hingga jenis lainnya. Rasa Wastra Indonesia adalah penghubung semua rasa yang sama akan kecintaan budaya Indonesia terutama wastra. 

Rsasa Wastra Indonesia hadir sebagai ruang rasa untuk menuangkan semua ide, gagasan, serta pemahaman tepat terhadap budaya Indonesia khususnya wastra Nusantara dan cerita dibaliknya. Memiliki misi untuk membawa wastra Nusantara yang dapat mengikuti semua dinamika dunia kekinian dalam bentuk yang menarik serta menginspirasi. 

Monica Astri Kusumawardhani atau yang sering disapa Monique adalah founder dari Rasa Wastra Indonesia. Pendirian Rasa Wastra Indonesia dalam rangka memperkenalkan, mengedukasi, serta mengajak anak muda untuk menjaga dan melestarikan wastra Indonesia ini sering dianggap "idealis" namun Monique selalu berkomitmen dengan keseriusannya dalam menjaga wastra-wastra tersebut.

Berikut adalah perjalanan Monique dalam menjalankan Rasa Wastra Indonesia serta lika-liku mengedukasikan wastra Indonesia yang terangkum dalam Diary Fimela berikut ini.

2 dari 5 halaman

Cinta pada pandangan pertama

Monique mengaku mengalami cinta pada pandangan pertama ketika melihat orang lain mengenakan kain Nusantara. (Foto dokumen Monique)

Perjalanan Rasa Wastra berdiri terlihat berbeda dari orang lain. Wastra berasal dari bahasa Sansekerta yang merujuk pada kain nusantara. "Mostly dikeluarga orang-orang pada umumnya sudah suka dengan budaya dan mengoleksi kain. Kalau saya pribadi tidak pernah terbayang akan suka. Seperti love at first sight." cerita Monique

Pada dasarnya Monique sangatlah tomboi namun ada 1 momen dalam hidupnya dimana ia melihat seseorang mengenakan kain tenun  dari NTT yang membuatnya jatuh cinta dan mengulik serta tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut. Ia berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia dan bertemu dengan para artisan yang membuatnya belajar dan semakin mengoleksi kain-kain Nusantara dari Sabang sampai Marauke. 

Berakar dari hal tersebut, Monique berpikir ia harus membuat terobosan baru karena banyak sekali orang-orang yang belum akan memahami wastra akan tetapi tidak begitu tumbuh dengan wastra. Monique pun membuat Rasa Wastra Indonesia, yaitu sebuah ruang edukasi dimana orang-orang mulai memahami kain-kain Indonesia yang memberikan pemahaman akan cerita, kisah, serta makna dibalik kain-kain Nusantara. 

Dinamakan Rasa karena Rasa tidak terikat dengan indera tetapi lebih ke sebuah kecintaan. "Dari rasa ini saya memiliki kecintaan dan benar-benar hadir di sepanjang perjalanan saya akan kurangnya pemahaman akan keindahan kain-kain Nusantara. Perlunya ada pemahaman akan motif sebuah kain yang dipakai pada acara-acara tertentu, yang sebaiknya digunakan sebaiknya tidak dikenakan."

"Masih banyak yang merasa seperti itu, sulitnya apresiasi serta kepekaan akan latarbelakang, fungsi, makna, dan cerita dibalik kain yang mereka pakai. Maka dari itu saya membuat ini. Terlebih logo Rasa Wastra Indonesia sendiri juga terinspirasi dari motif kain tenun sabu, NTT, yang berarti perjalanan seorang perempuan dari lahir hingga tiada. Bahwa perempuan bisa membuat sesuatu yang tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga dapat menjadi motivasi kepada orang lain. Dan dalam perjalanannya inilah perempuan ini menjadi hadir sebagai motivasi untuk orang-orang di sekitarnya." Jelasnya. 

3 dari 5 halaman

Terus memberikan edukasi kain Nusantara di tengah gempurnya kain tekstil yang merajai dunia fesyen

Meskipun dianggap idealis karena membuat Rasa Wastra Indonesia untuk melestarikan wastra, Monique tetap konsisten dalam mengedukasi, memperkenalkan, sekaligus menjaga kain Nusantara. (Foto: Official Instagram Rasa Wastra Indonesia/@rasawastraindonesia)

Perjuangan Monique untuk memberikan pemahaman serta membantu karya artisan lokal akan kepemahaman makna sesungguhnya dari kain-kain Nusantara di tengah gempuran kain tekstil mungkin terlihat idealis dimata orang lain. Banyak hal yang dilakukan Monique seperti sharing session dalam menceritakan proses serta perjalanan kain mulai dari pewarnaan benang hingga menjadi kain cantik. 

Banyak juga artisan lokal yang membuat kain-kain yang tidak kalah indah hingga memberikan pemahaman akan harga kain tidak selalu mahal. "Saya sering membuat sharing session hingga ke kampus-kampus. Serta juga membuat penjelasan pada  program bagaimana kain-kain Nusantara ini menjadi style yang modern di tengah meluasnya kain tekstil yang hampir merajai seluruh pasar mode."

Tidak hanya itu Monique juga bekerjasama dengan beberapa desainer Indonesia yang memutuskan untuk memilih menggunakan kain Indonesia tanpa harus memotongnya begitu banyak sehingga dapat mengedepankan dan mempertahankan motif dan ciri khasnya. 

Monique juga memiliki pop-up yaitu booth edukasi yang dapat memperkenalkan kain-kain Indonesia. Monique juga membuat konten-konten di Instagram dan YouTube. Monique melakukannya dengan konsisten yang diharapkan dapat memberi keseimbangan antara kain Nusantara serta agar pemakai dapat jujur dan transparan akan penggunaan kain Nusantara dalam berbagai pemakaiannya dalam industri. 

"Yang lebih memprihatinkan saat ini banyaknya kain-kain yang mengikuti motif kain Nusantara dan dijual lebih mahal daripada kain Nusantara aslinya. Hal ini yang harus diubah serta diberi pemahaman bahwa tidak semua kain Nusantara mahal dan hasil penggunaan kain Nusantara mahal. Bahkan ada batik tulis asli yang cantik dan harganya jauh lebih miring daripada batik lain. Maka dari itu diharapkan penggunaan kain Nusantara dapat transparan dan tetap mempertahankan keaslian kain-kain Nusantara." 

Apalagi targetnya saat ini adalah anak muda, "Tidak semua kain mahal karena semuanya ditentukan dengan proses dan masih banyak yang belum tahu akan hal tersebut. Persepsi ini harus segera di atasi dengan baik." 

4 dari 5 halaman

Meskipun sudah hadir dalam berbagai pagelaran busana, Monique mengaku masih banyak hal yang harus ia tingkatkan untuk melestarikan kain-kain Nusantara

Dengan berbagai pencapaian yang dicapai oleh Monique, ia merasa masih ingin terus melakukan yang terbaik untuk melestarikan wastra. (Foto: Official Instagram Rasa Wastra Indonesia, captured by Hendrawanstefanus)

Meskipun Rasa Wastra sudah hadir dalam berbagai media bahkan hadir pada Indonesia Fashion Parade, Monique merasa masih banyak hal yang harus dilakukan. "Persentase kain Nusantara ditinggalkan masih sangatlah tinggi sehingga saya harus fokus. Mimpi saya saat ini juga ingin mempopulerkan kain-kain Nusantara secara nyata dengan para 

Selain itu Monique juga bercerita bahwa ia juga masih harus memberikan insight kepada para anak muda untuk melestarikan kain. "Saya selalu bilang kepada mereka janganlah pakai kain untuk gegayaan saja. Sudah banyak sekali komunitas berkain namun masih harus ditingkatkan. Saya juga berharap kepada public figure, terlebih magnetnya para masyarakat untuk memberikan arahan serta edukasi akan pemakaian kain Nusantara dengan informasi serta pemakaian yang tepat." 

Monique juga menambahkan, pada saat ia bertemu dengan para mahasiswa pertukaran Indonesia ke berbagai belahan kota di dunia seperti Barcelona, Monique memberikan pengarahan kepada anak-anak tersebut. "Apalagi orang-orang luar bisa membedakan mana kain yang asli mana yang hanya print saja dan mereka sangat appreciate dengan keaslian kain Nusantara." 

Tips padupadan ala Monique 

 

Tidak boleh menghilangkan gaya berpakaian. Apalagi tidak harus full kain namun dapat mengombinasikan kain-kain pada gaya fesyen yang menjadi ciri khas masing-masing diri. Kain bisa jadi bagian top, bottom, outer hingga turban serta syal. 

Pada saat sudah nyaman pastinya orang tersebut akan membeli. Belilah kain dengan bijak, misal memiliki budget di bawah 100000. Banyak sekali batik pesisir seperti Madura, Pekalongan, Cirebon yang dibuat dengan teknik cap namun memiliki motif cantik serta manual. Belilah dari para artisan lokal tersebut selain kamu dapat melestarikan kain, kamu juga dapat membantu para artisan lokal. 

Konsisten adalah kunci karena terkadang gaya fesyen itu come and go. "Walau gaya fesyen selalu come and go namun kain-kain Nusantara dapat terus dipadupadankan. Hal ini merupakan keahlian anak muda karena selalu dapat membuat gaya unik dan edgy. Daripada mengkombinasikan kain-kain lain kenapa tidak mengkombinasikan kain-kain Nusantara yang tidak kalah bagus saja." 

5 dari 5 halaman

Pesan untuk anak-anak muda dari Monique 

Dengan langkah-langkah yang Monique lakukan, ia berharap wastra Indonesia dapat dilestarikan dan diteruskan hingga ke generasi selanjutnya. (Foto dokumen pribadi Monique)

Melalui komunitas serta kampus, Monique memiliki harapan yang mungkin terlihat sederhana, Monique berharap anak-anak dapat memahami wastra dari cara yang sederhana. Selain itu anak-anak zaman sekarang diharapkan dapat berkreasi serta membuat produk yang kreatif. Tidak hanya membuat produk dari kain Nusantara dengan kreatif tanpa mengurangi dengan beberapa potongan tetapi juga mengedukasi masyarakat luas. 

Saya selalu bilang, "Kain Nusantara asli dapat dipotong selama kalian memahami mana bagian yang dapat dipotong dan mana bagian yang tidak boleh dipotong. Pilihan kain Nusantara juga banyak sehingga masih dibutuhkan informasi-informasi seperti ini." 

Dengan hadirnya Rasa Wastra Indonesia pada Indonesia Parade 2023 menjadi cara agar anak muda dapat mengikuti langkahnya untuk terinspirasi akan melestarikan kain Nusantara serta cinta kain. "Langkah pelestarian ini tidak boleh berhenti. Tonggak selanjutnya adalah generasi Z sehingga dapat melestarikan kain dengan cara yang menarik namun tetap mempertahankan ciri dan kekhasan dari kain Nusantara." tambahnya.

Monique juga menyebutkan langkah sederhananya adalah dapat membedakan jenis kain yang digunakan serta dapat menjelaskan perbedaannya. Dari melakukan riset serta dapat mengenakan kain Nusantara dengan cara yang tepat, kain-kain Nusantara dapat terus terjaga eksistensinya.

 

Penulis: Tisha Sekar Aji

Hashtag: #Breaking Boundaries