Fimela.com, Jakarta Isu pemanasan global sudah lama menjadi perhatian industri fashion. Terlebih sebagian besar pemanasan global yang terjadi disebabkan oleh limbah tekstil yang mencemari lingkungan. Oleh karena itu, UNIQLO sebagai ritel asal Jepang tidak pernah melepas nadi pelestarian lingkungan dari ekonomi sirkular produksi pakaian dengan konsep LifeWear-nya.
Dalam UNIQLO Media Briefing LifeWear pada 7 November 2023, Koji Yanai selaku Fast Retailing Group Senior Executive Office menyebut pihaknya terus mengupayakan rantai pasokan yang terus dibenahi melalui peninjauan yang dilakukan secara berkala.
"Kami tidak akan pernah berkompromi, baik selama tahap pengembangan produk, proses produksi, maupun dalam pelayanan purnajual, demi memastikan produk kami memiliki masa pakai yang lebih panjang dan memberikan rasa tenang yang lebih besar kepada para pemakainya."," kata Koji.
Lebih lanjut, Koji menjelaskan bahwa UNIQLO ingin meningkatkan lagi nilai dari LifeWear dengan berkolaborasi bersama pelanggan, komunitas lokal, dan mitra bisnis. Ini menjadi upaya UNIQLO untuk memperluas potensi LifeWear serta menciptakan sebuah bisnis yang memperkaya kehidupanindividu dan masyarakat di seluruh dunia. Ada beberapa inisiatif pelestarian lingkungan yang dilakukan UNIQLO. Apa saja?
What's On Fimela
powered by
1. Pengembangan produk dengan bahan rendah emisi gas rumah kaca
UNIQLO mengupayakan penggunaan bahan yang memiliki emisi gas rumah kaca yang rendah. Setidaknya, terjadi peningkatan 8,5% penggunaan bahan rendah emisi gas rumah kaca untuk semua produk yang dirilis pada 2023. Sejak 2023, UNIQLO telah menggunakan bahan poliester dan nilon daur ulang untuk produk HEATTECH dan AIRism. Beberapa coat hoodie PUFFTECH juga sudah menggunakan poliester daur ulang dan sejumlah T-shirt grafis UT diproduksi memakai bahan katun daur ulang.
2. RE.UNIQLO
Bicara soal upaya pelestarian lingkungan dari UNIQLO tentu tidak bisa lepas dari RE.UNIQLO. Ini merupakan program untuk untuk mempromosikan penggunaan kembali atau pendaurulangan seluruh produknya. Diluncurkan pada bulan September 2022 di London, RE.UNIQLO STUDIO merupakan layanan untuk memperbaiki atau membuat ulang pakaian yang telah berkembang secara global. Hingga September 2023, layanan ini telah tersedia di 35 toko yang tersebar di 16 pasar. Untuk memperluas upaya daur ulang pakaian-ke-pakaian, Fast Retailing kini mengembangkan beragam produk baru dari bahan kasmir, wol, dan katun yang diperoleh dari produk UNIQLO yang telah dikumpulkan di toko.
3. Pemilihan mitra produksi
Fast Retailing menerapkan standar kualitas pengadaan, produksi, lingkungan, dan hak-hak pekerja secara langsung di semua tahapan produksi. Hal ini mencakup pemilihan bahan baku dan jenis bahan mulai dari tahap penjahitan hingga pengadaan bahan baku. Tak hanya sekadar menggunakan, UNIQLO pun akan memastikan mitra produksi yang diajak berkolaborasi memiliki sumber-sumber utama pengadaan bahan baku, termasuk perkebunan, peternakan, dan pabrik yang terlibat. Untuk bahan baku poliester daur ulang, Fast Retailing telah menetapkan produsen serta standar kualitas untuk serpihan dan keripik, sehingga memastikan kualitas yang konsisten, tingkat transparansi, dan keberlanjutan sumber bahan baku hingga ke tingkat hulu.
4. Menciptakan keanekaragaman hayati di seluruh rantai
Selain itu, Fast Retailing juga menerbitkan dokumen yang disebut Fast Retailing Group Biodiversity Conservation Policy serta bertujuan untuk menciptakan dampak positif bagi keanekaragaman hayati di seluruh rantai nilainya untuk jangka panjang. Pihaknya juga menilai kualitatif dan kuantitatif terhadap dampak keanekaragaman hayati dan risiko ketergantungan dalam rantai nilai, serta mengidentifikasi dampak penggunaan lahan secara signifikan dari produksi kasmir, wol, dan katun.
Untuk bahan kasmir, Fast Retailing telah bekerja sama dengan peneliti di University of the Ryukyus untuk memanfaatkan data satelit dalam menganalisis kondisi vegetasi di peternakan yang memasok kasmir untuk produk UNIQLO. Tim dari Sustainability Department juga mengunjungi peternakan dan melakukan survei lapangan. Sedangkan untuk bahan wol, Fast Retailing berencana untuk mengadopsi pendekatan yang serupa dengan yang telah diterapkan untuk kasmir. Sementara untuk katun, Fast Retailing tengah melakukan studi tentang penerapan pertanian berkelanjutan.