Fimela.com, Jakarta Stunting merupakan salah satu masalah gizi serius yang banyak ditemukan di Indonesia. Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan fisik dan perkembangan anak terhambat akibat kekurangan gizi yang kronis. Stunting terjadi pada periode pertumbuhan awal anak, terutama selama seribu hari pertama kehidupannya, yakni mulai dari kehamilan hingga usia dua tahun. Kondisi ini dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan anak-anak.
Masalah stunting dapat memengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak-anak. Anak-anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata usia mereka. Tidak hanya itu, anak-anak yang mengalami stunting juga memiliki berat badan yang di bawah rata-rata. Selain itu, kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko dan gangguan kesehatan pada anak.
Pada Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2023, SOHO, perusahaan farmasi yang telah hadir lebih dari 70 tahun di Indonesia, mengadakan talkshow yang bertajuk Perjalanan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) untuk Sehatkan Bangsa: Dari Benih Hingga Sampai ke Pasien. Topik yang dibahas dalam talkshow yang digelar di JCC Senayan tersebut di antaranya mengenai masalah stunting pada anak Indonesia.
Dr. Ir. Raphael Aswin Susilowidodo, S.T., M.Si, CIP, IPU, Vice President R&D, Regulatory Medical Affairs SOHO Global Health, mengatakan bahwa sampai saat ini, Indonesia masih mengalami tiga permasalahan gizi (triple burden) dalam tumbuh kembang anak. Pertama, permasalahan Kurang Gizi, dimana 21,6% anak Indonesia mengalami stunting. Kedua, masalah Defisiensi Mikronutrien, dimana 95,5% anak Indonesia kekurangan asupan vitamin dan mineral dari buah dan sayuran. Ketiga, masalah Obesitas, dimana 3,5% anak Indonesia mengalami kelebihan berat badan.
What's On Fimela
powered by
Manfaat Temulawak bagi Kesehatan
Temulawak, atau Curcuma xanthorrhiza, adalah tanaman yang berasal dari Indonesia dan telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional. Temulawak mengandung senyawa kurkuminoid, di antaranya kurkumin, yang memiliki sifat anti-inflamasi, antioksidan, dan hepatoprotektif (perlindungan hati). Berikut adalah manfaat temulawak bagi kesehatan:
1. Meningkatkan kesehatan pencernaan
Temulawak dapat meningkatkan kesehatan pencernaan pada anak. Temulawak bersifat kolerestik, yang mana mampu mempercepat sekresi atau pelepasan empedu. Temulawak mampu mempercepat pengosongan lambung, mengoptimalkan kerja enzim pencernaan hingga melancarkan pencernaan dan penyerapan lemak di usus.
2. Meningkatkan kekebalan tubuh
Mengonsumsi temulawak terbukti mampu meningkatkan kekebalan tubuh pada anak. Pada masa pandemi, sebagian masyarakat Indonesia juga mengkonsumsi temulawak sebagai imunostimulan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Temulawak termasuk dalam Pedoman penggunaan herbal dan suplemen Kesehatan dalam menghadapi Covid-19 di Indonesia yang dikeluarkan oleh BPOM RI.
3. Memperbaiki nafsu makan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, temulawak bersifat koreletik yang mana dapat mempercepat pelepasan empedu.
"Empedu ini dapat mengaktifkan enzim-enzim pencernaan, melancarkan proses pencernaan, dan penyerapan lemak di usus sehingga nantinya mengaktifkan hormon-hormon yang akan bekerja untuk peningkatan nafsu makan anak," jelas Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si selaku Ketua Umum PDPOTJI (Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia), pada acara talkshow yang diadakan oleh SOHO (9/11).
Melalui peningkatan nafsu makan pada anak, temulawak terbukti dapat meningkatkan berat badan pada anak yang memiliki berat badan kurang. Dengan demikian, temulawak dapat menurunkan risiko stunting pada anak dengan tercapainya berat badan anak yang normal.
4. Memelihara fungsi hati
Mongonsumsi temulawak dapat membantu memelihara fungsi hati. Kurkumin, senyawa utama dalam temulawak, memiliki sifat antioksidan yang kuat. Antioksidan membantu melawan radikal bebas dalam tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan sel hati.
Selain itu, temulawak juga memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam hati. Radang hati dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang dan dapat menjadi faktor risiko untuk penyakit hati. Kemudian, temulawak juga dapat membantu hati mengeluarkan zat beracun dalam tubuh.
Atasi Permasalahan Gizi Anak dengan Temulawak
Sebagai perusahaan farmasi yang telah hadir lebih dari 70 tahun di Indonesia, SOHO berkomitmen untuk mengembangkan obat herbal guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat, termasuk mengatasi permasalahan gizi dengan menyajikan produk yang memiliki efek samping rendah, didukung studi empiris. Pada Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2023 kemarin, SOHO mendapatkan penghargaan Karya Anak Bangsa 2023 dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia berkat inovasi produk-produk berbasis bahan alam yang sudah terdaftar di E-Catalog Inovasi.
“SOHO mengembangkan banyak produk berbasis temulawak, di antaranya Curcuma Plus, Curcuma Force, dan Curvit. Keberhasilan pengembangan produk berbasis temulawak ini tentu tidak lepas dari peranan tim riset dan pengembangan yang dilakukan SOHO dalam menjaga setiap proses produksinya dengan baik, mulai dari pemilihan bahan baku, formulasi, sampai ke pengujian ilmiah. Produk-produk SOHO menggunakan temulawak kualitas tinggi yang terstandar," jelas Dr. Ir. Raphael Aswin Susilowidodo, S.T., M.Si, CIP, IPU, Vice President R&D, Regulatory Medical Affairs SOHO Global Health, pada acara talkshow yang digelar di JCC Senayan (9/11).
Curcuma Plus sebagai multivitamin anak yang telah lebih dari 25 tahun hadir, dikenal bermanfaat untuk nafsu makan anak. Curcuma Plus memiliki kandungan Omega 3 dari Minyak ikan kod, Kalsium, Vitamin D, multivitamin dan mineral, serta ekstrak buah dan sayur.
Sementara itu, Curcuma Plus GROW EMULSION bermanfaat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Adapun susu Curcuma Plus telah terbukti mendukung pencegahan stunting sejak dini. Hasil studi Curcuma Plus terhadap 995 anak Indonesia mengungkapkan bahwa 9 dari 10 anak menyukai rasa Susu Curcuma Plus, 6 dari 10 anak mengalami kenaikan berat badan, dan 4 dari 10 anak mengalami kenaikan status gizi.
Penulis: Denisa Aulia