Fimela.com, Jakarta Tidur adalah kebutuhan pokok dari setiap manusia yang ada di dunia ini. Namun, ada beberapa orang yang tidak mendapatkan kualitas tidur yang sempurna karena berbagai macam alasan. Semisal mereka memiliki waktu untuk tidur terkadang masih saja banyak yang tidak mendapatkan kualitas tidur yang sempurna.
Dilansir oleh Newshealth.nih.gov, mengungkapkan bahwa kualitas tidur yang sempurna dapat memberikan banyak manfaat, yaitu seperti meningkatkan kinerja otak, suasana hati, dan kesehatan tubuh, serta mengurangi resiko terpapar penyakit berbahaya. Di sisi lain, jika orang tidak mendapatkan kualitas tidur yang ideal, individu tersebut akan lebih mudah untuk terpapar dengan berbagai macam penyakit berbahaya seperti penyakit jantung dan stroke yang dipicu oleh obesitas.
Fakta yang mungkin banyak orang tidak ketahui adalah kurang tidur memiliki hubungan dengan penyebab obesitas atau penambahan berat badan. Berdasarkan penelitian yang menugtip dari Lifespan.org mengungkapkan bahwa orang yang tidurnya kurang dari 7 jam terbukti akan mengalami perubahan di daerah tubuh terutama penambahan berat badan. Alasannya adalah makin lama orang terjaga maka food intake akan meningkat atau kurang tidur dapat berkurangnya energi yang terbakar.
Misalnya kamu mengalami susah tidur atau menyukai tidur di ruangan yang terang. Sangat disarankan untuk mengganti pola tidur dan berpindah dengan menekankan pola tidur dalam ruangan yang gelap. Hal ini dikarenakan tidur di ruangan yang gelap terbukti dapat meningkatkan kualitas tidur. Tanpa berlama-lama, berikut adalah 3 manfaat yang diberikan saat seseorang tidur dalam ruangan gelap berdasarkan Healthnews.com.
Melancarkan Produksi Melatonin dalam Tubuh
Tidur dalam keadaan gelap pada dasarnya akan meningkatkan kualitas tidur dengan cara mengatur produksi melatonin dalam tubuh. Intinya kandungan ini lah yang akan menyelaraskan siklus tidur-bangun alami tubuh kamu, mendukung kesehatan keseluruhan, dan mungkin memiliki potensi untuk memperpanjang umur kamu.
“Di luar fungsinya dalam siklus tidur-bangun, melatonin adalah hormon dengan sifat antioksidan,” ujar Ana Luiza Agamme, PhD, dengan spesialisasi ilmu tidur yang mengutip dari Healthnews.com.
Menambahkan, melatonin dapat melindungi sel dari kerusakan oksidatif yang terkait dengan proses penuaan, termasuk gangguan kardiovaskular dan neurodegeneratif.
Yang tidak kalah pentingnya, melatonin memiliki sifat anti-inflamasi, menjadikannya agen yang menjanjikan dalam mencegah gangguan inflamasi. Disebabkan karena peradangan kronis cenderung meningkat seiring bertambahnya usia dan tidur dalam kegelapan untuk mengatur produksi melatonin dapat memberikan manfaat yang signifikan, terutama bagi orang dewasa yang lebih tua.
Mengurangi Risiko Penyakit Kronis
Sejalan dengan penelitian yang selalu berkembang, tampaknya ada keterkaitan antara terpaparnya cahaya dalam waktu lama pada malam hari dan peningkatan risiko penyakit tertentu, seperti kanker dan obesitas.
Penelitian yang dikutip dari Healthnews.com, dimana studi ini menggunakan beberapa individu yang bekerja di shift malam dan terpapar kondisi yang menyerupai siang hari selama jam kerja secara khusus mendukung teori ini, terutama pada profesi seperti perawat dan pramugari.
Sebuah penelitian terbaru bahkan menyatakan bahwa paparan cahaya di dalam kamar selama satu malam saat tidur dapat meningkatkan resistensi insulin pada hari berikutnya. Resistensi insulin merupakan suatu kondisi di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik, hormon yang membantu mengatur kadar gula darah. Seiring berjalannya waktu, kondisi ini dapat meningkatkan risiko diabetes dan masalah kesehatan lainnya yang dapat mempengaruhi umur panjang.
Oleh karena itu, untuk mencapai kesehatan optimal, kamu sebaiknya berusaha untuk mendapatkan tidur yang cukup dan memastikan ruangan cukup gelap karena adanya cahaya terbukti dapat mempengaruhi kesehatan tubuh.
Mengurangi Risiko Depresi
Berdasarkan penelitian yang berjudul Bedroom Light Exposure at Night and the Incidence of Depressive Symptoms: A Longitudinal Study of the HEIJO-KYO Cohort mengungkapkan bahwa paparan cahaya pada malam hari memiliki hubungan terutama resiko depresi khususnya untuk orang lanjut usia.
Penelitian yang sama juga menegaskan pengaruh paling berpengaruh terhadap suasana hati terlihat pada individu yang terpapar cahaya, terutama sekitar waktu tidur. Bahkan, semakin lama seseorang terkena paparan cahaya pada malam hari, semakin tinggi risiko terjadinya depresi. Meskipun, mekanisme dibalik korelasi ini belum sepenuhnya dimengerti, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa paparan cahaya pada malam hari dapat mengganggu pola tidur, menghambat produksi melatonin, dan mengacaukan ritme sirkadian tubuh, yang secara umum dikaitkan dengan risiko depresi.
Penulis: FIMELA Sherly Julia Halim