Fimela.com, Jakarta Dalam interaksi sosial bersama orang lain, komunikasi adalah kunci utama. Namun, dalam berkomunikasi ini ada kalanya seseorang mungkin terlalu banyak bicara hingga terkesan seperti "tong kosong yang hanya nyaring bunyinya.” beberapa orang terlalu banyak bicara sementara apa yang ia bicarakan selalu sama atau tak bermakna baik bagi orang lain yang mendengarnya.
Tidak sedikit orang yang berbicara terlalu berlebihan, berisik, dan kurang memiliki substansi. Hinga akhirnya, perilaku seperti ini bisa sangat mengganggu orang lain. Ini juga membuatnya dinilai sebagai pribadi yang cukup membosankan untuk diajak berdiskusi. Kali ini kita akan membahas beberapa tanda jika seseorang terlalu banyak bicara. Adapun tanda tersebut antaranya sebagai berikut.
Kesulitan Mendengarkan Orang Lain
Salah satu tanda utama seseorang yang terlalu banyak bicara adalah kesulitan mendengarkan orang lain. Mereka sering terlalu sibuk memikirkan apa yang akan mereka katakan selanjutnya. Sehingga, ia tak cukup konsentrasi mendengarkan, mengerti dan memahami apa yang dikatakan orang lain.
Monolog Panjang dan Tidak Terkendali
Seseorang yang terlalu banyak bicara cenderung menghasilkan monolog yang panjang. Bahkan ini sering kali tidak terkendali. Mereka mungkin cenderung tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk ikut berbicar. Hasilnya, percakapan antara ia dan orang lain lebih fokus padanya atau hanya terpusat padanya.
Kehilangan Fokus
Orang yang terlalu banyak bicara bisa jadi sangat mudah terpengaruh oleh segala hal yang datang ke pikiran mereka. Mereka bisa melompat dari satu topik ke topik lain tanpa adanya hubungan yang jelas. Mereka seringkali melakukan percakapan yang akhirnya tidak bermakna atau tidak produktif.
Kesulitan Menerima Masukan
Orang-orang yang memiliki sikap terlalu banyak bicara, bisa jadi akan sangat sulit menerima masukan atau kritik dari orang lain. Mereka cenderung yakin dengan apa yang dikatakannya. Mereka juga bisa sangat teguh membela pendapat mereka tanpa pertimbangan lebih lanjut. Padahal, ini bisa menyebabkan konflik dalam interaksi sosial antara ia dengan lawan bicaranya.
Kurangnya Kesadaran Sosial
Orang yang terlalu banyak bicara cenderung kekurangan kesadaran sosial. Mereka tidak selalu menyadari bagaimana perilaku mereka memengaruhi orang lain di sekitar mereka. Mereka bisa jadi juga tidak memahami bahwa beberapa orang bisa merasa terganggu dan tidak nyaman dengan sikapnya.
Merasa Perlu untuk Selalu Bicara
Ada beberapa individu yang merasa perlu untuk selalu berbicara. Ini adalah tanda bahwa ia termasuk seseorang yang terlalu banyak bicara selama ini. Orang-orang ini cenderung mengatakan apa saja bahkan rela berbual agar tetap bisa berbicara di hadapan orang lain. Mereka mungkin merasa cemas atau tidak nyaman dengan keheningan, atau saat tidak ada orang lain yang tertarik berbicara dengannya.
Menceritakan Detail yang Tidak Penting
Beberapa orang yang dikenal terlalu banyak bicara bagai tong kosong, biasanya sangat suka menceritakan segala sesuatu secara detail yang tidak penting. Mereka cenderung menceritakan atau memberikan terlalu banyak informasi ke orang lain. Ia bahkan rentan membicarakan segala sesuatu yang sama setiap harinya.
Sulit Bersikap Bijaksana untuk Sejenak Diam
Ketika seseorang tidak dapat menghentikan diri dari berbicara, bahkan saat sudah jelas bahwa percakapannya telah selesai atau orang lain tidak lagi tertarik, ini bisa menjadi tanda tambahan bahwa mereka terlalu banyak bicara. Orang yang terlalu banyak bicara umumnya sulit bersikap bijaksana kapan ia harus berbicara dan kapan ia sebaiknya diam. Ia kesulitan menerima kenyataan jika ada saat di mana ia harus mendengar pendengar bagi orang lain.
Terlalu banyak bicara dapat menjadi perilaku yang mengganggu dalam interaksi sosial. Dan di atas merupakan beberapa tanda ketika seseorang terlalu banyak bicara. Bahkan ia bisa dibilang sesuai pepatah yang berbunyi bagai tong kosong yang hanya nyaring bunyinya tanpa ada isi atau makna baik di dalam setiap pembicaraannya. Semoga informasi ini bermanfaat dan semoga kita semakin bijak dalam berbicara dengan orang lain ya.