Perjalanan Denny Wirawan ini kemudian bermetamorfosa menjadi satu koleksi karya fashion yang inggil, diberi tajuk SANDYAKALA SMARA. [Foto: Document/FIMELA]
Karya Denny Wirawan ini mengangkat batik Kudus dalam format ready to wear deluxe dan ready to wear premium. [Foto: Document/FIMELA]
Sebelumnya, koleksi ini telah dipamerkan langsung di kota Kudus. Lalu, sekarang dibawa ke Jakarta untuk publik yang lebih luas lagi. [Foto: Document/FIMELA]
Sesuai dengan aura metropolitan Jakarta, mood koleksi SANDYAKALA SMARA kali ini berbeda. Karakter metropolitan sikap urban kota Jakarta sangat terasa di gelaran Denny Wirawan kali ini. [Foto: Document/FIMELA]
SANDYAKALA SMARA terdiri dari 41 set rancangan. Ini kemudian dipresentasikan ke dalam 2 bagian. [Foto: Document/FIMELA]
Pertama, seri Asmaradana, yang berfokus pada kreasi citra pakaian Cheongsam. Elemennya berupa kerah-kerah tinggi, baik itu pada blus berbahan renda putih atau vest penuh ornamentasi atau pilihan outerwear ala gaun cocktail berhiaskan batik Kudus, motifnya dibuat cantik dan bold. [Foto: Document/FIMELA]
Siluet rancangannya berunsur A-line, membuat gaun-gaun ini bagaikan kanvas yang memaparkan motif-motif flora dan unggas yang lugas dan dibuat simetri. [Foto: Document/FIMELA]
Rok-rok lebar bias-cut ada juga yang dipadankan dengan corset. Seri Asmaradana ini terinspirasi dari masa kebangkitan industri di Tiongkok tahun 1920an. [Foto: Document/FIMELA]
Kedua, seri Layar Sutera yang menampilkan gaun-gaun yang lebih premium dan gala. Di bagian ini, Denny Wirawan memaksimalkan imajinasinya dengan mendesain rancangan sedramatis motif batik Kudusnya. [Foto: Document/FIMELA]
Garis pinggang yang sangat ketat diimbangi dengan jubah-jubah batik yang bermotif floral besar. [Foto: Document/FIMELA]
Siluet bahu ada yang dibuat tegas dan dominan, memberi kesan kokoh dan extravaganze. [Foto: Document/FIMELA]
Di bagian ini, motif batik menjadi lebih mewah dengan tambahan hiasan embroidery besar dan ornamentasi beading gemerlap yang teksturnya memperkaya motif. [Foto: Document/FIMELA]
Layar Sutera terinspirasi dari kenangan kejayaan masa lalu di negeri Tiongkok, direpresentasikan dengan keindahan motif-motif khas Tiongkok yang tertuang dalam helaian batik Kudus. [Foto: Document/FIMELA]
Motif-motifnya adalah flora dan fauna khas Peranakan, seperti naga, phoenix, awan, burung Hong, kupu-kupu, ayam, bunga krisan, asteria, lotus, dan peonie. [Foto: Document/FIMELA]