Fimela.com, Jakarta Crocs, Sahabat Fimela pasti sudah familiar dengan footwear satu ini. Salah satu sepatu yang unik dengan tampilannya yang berlubang seperti keju Swiss ditambah dengan warna-warna cerah yang mencolok, Crocs telah menjadi ikon fesyen yang paling kontroversial dalam beberapa dekade terakhir. Dalam lebih dari dua puluh tahun sejak kehadirannya, sepatu Crocs telah menarik banyak perhatian baik dari masyarakat awam, maupun dari penggemar setianya. Namun, apakah Sahabat Fimela tahu bagaimana sejarah sepatu Crocs yang unik ini dimulai?
Dilansir dari Master Shoe, kisah sepatu Crocs dimulai pada tahun 2002 ketika para pendiri, Scott Seamans, Lyndon Hanson, dan George Boedbecker Jr., sedang berlayar di Meksiko. Scott Seamans memperkenalkan teman-temannya sepasang sepatu yang sedang ia kembangkan bersama perusahaan Kanada bernama Foam Creations. Sepatu ini terbuat dari bahan yang disebut Croslite, yaitu jenis resin yang ringan dan tahan bau. Meskipun awalnya sepatu ini dianggap jelek, para pendiri melihat potensi besar dalam kenyamanan dan kegunaannya, baik di darat maupun di air, seperti reptil semi-akuatik yang menginspirasi nama merek ini, yaitu Crocs.
Pada awalnya, sepatu Crocs menjadi favorit di kalangan koki, tukang kebun, perawat, dan anak-anak. Namun, segera sepatu ini juga menarik perhatian pemakai kasual, termasuk selebritas seperti Jennifer Garner, Oprah, dan Michelle Obama.
Pada tahun 2005, Crocs berhasil menjual sebanyak 6 juta pasang sepatu. Pada tahun yang sama, seorang wanita bernama Sheri Schmelzer menciptakan cara untuk menyesuaikan sepatu anak-anak dengan Jibbitz, yaitu hiasan kecil yang dapat dimasukkan ke dalam lubang sepatu Crocs. Crocs kemudian mengakuisisi Jibbitz dengan nilai sekitar 10 juta dolar pada tahun berikutnya.
What's On Fimela
powered by
Perubahan Persepsi dan Kolaborasi dengan Desainer Terkenal
Meskipun Crocs sukses di pasar, sepatu ini masih dianggap sebagai sepatu yang aneh oleh banyak orang. Dilansir dari Well And Good, pada tahun 2010, majalah TIME bahkan mencantumkan Crocs dalam daftar 50 penemuan terburuk. Meskipun demikian, Crocs mulai dianggap sebagai jenis sepatu yang unik dan menarik, yang berbeda dari tren mode yang ada saat itu.
Perubahan besar dalam persepsi terhadap Crocs terjadi pada tahun 2017 ketika desainer terkenal, Christopher Kane, berkolaborasi dengan merek ini. Kolaborasi ini mengubah persepsi sepatu Crocs dari sepatu praktis menjadi sepatu yang siap digunakan dalam fesyen. Dalam beberapa tahun berikutnya, Crocs berkolaborasi dengan berbagai desainer dan selebritas terkenal seperti Balenciaga, Justin Bieber, SZA, Bad Bunny, dan banyak lagi. Kolaborasi-kolaborasi ini membuat Crocs semakin populer di kalangan berbagai kelompok usia.
Kustomisasi dan Pesona Jibbitz
Selain kenyamanan, salah satu daya tarik utama Crocs adalah kustomisasi dengan mudah menggunakan Jibbitz atau hiasan ke dalam lubang sepatu. al ini memungkinkan pemakainya untuk mengekspresikan diri dan membuat sepatu mereka menjadi unik. Ada banyak pilihan Jibbitz yang tersedia.
Sejarah Crocs adalah cerita yang unik tentang bagaimana sebuah sepatu yang awalnya dianggap aneh dapat menjadi ikon fesyen yang dicintai oleh banyak orang di seluruh dunia. Dengan kolaborasi dengan desainer terkenal, kampanye kreatif, dan pesona Jibbitz, Crocs telah berhasil mengubah persepsi sepatu ini dari yang awalnya kontroversial menjadi sepatu yang menjadi tren ikonik. Saat ini, Crocs tetap menjadi pilihan populer untuk berbagai kegiatan, dari berjalan-jalan santai hingga tampil di acara-acara mewah.
Penulis: Denisa Aulia
#BreakingBoundaries