Membongkar Rahasia Awet Muda dengan Angkat Beban

Fimela Reporter diperbarui 26 Nov 2023, 19:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Semua orang di dunia ini akan melakukan berbagai macam tindakan hanya untuk terlihat awet muda. Sekarang ini banyak sekali beredar perdebatan tentang mengangkat beban dapat membuatmu awet muda. Namun, ada orang yang mengatakan kalau itu sebuah kebohongan. Dalam artikel ini FIMELA akan membongkar kebenarannya.

Berdasarkan penelitian yang berjudul Resistance training rejuvenates aging skin by reducing circulating inflammatory factors and enhancing dermal extracellular matrices mengungkapkan bahwa olahraga seperti aerobik dan angkat beban mampu mengubah struktur gen dan meningkatkan kesehatan sel, serta jaringan kulit. Namun, dari kedua olahraga tersebut latihan ketahanan seperti angkat beban terbukti memberikan hasil yang banyak terutama untuk terlihat awet muda.

Menurut salah satu ilmuwan bernama Satoshi Fujita dari Universitas Ritsumeikan di Kyoto, Jepang mengungkapkan bahwa berolahraga dapat membuat kulit seseorang terlihat awet muda. Terutama saat mereka melakukan olahraga angkat beban.

“Penelitian ini akan menambahkan bukti pendukung bahwa olahraga dalam bentuk apapun dapat bermanfaat bagi kesehatan kulit,” ujar Mark Tarnopolsky selaku profesor, dokter, dan direktur Klinik Neuromuskuler dan Neurometabolik di Universitas McMaster di Hamilton, Kanada yang mengutip dari Washingtonpost.com.

Penelitian yang dikutip dari Washingtonpost.com akan melibatkan wanita paruh baya di Jepang, hasilnya memiliki relevansi yang besar bagi mereka yang peduli dengan kesehatan kulit dan kecantikan mereka, terutama jika mereka tidak terlibat dalam latihan angkat beban atau memiliki kulit yang normal.

 

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Olahraga Ketahanan dapat Membantu Kulit

Perempuan sedang angkat beban. (Foto: Unsplash/Sushil Ghimire)

Keuntungan dari berolahraga biasanya lebih mudah diamati khususnya dalam perubahan otot, jantung, paru-paru, dan organ lainnya. Hal ini juga telah diketahui memberikan manfaat yang cukup signifikan bagi kesehatan hati kita. Namun, ketika berbicara tentang kulit, hubungannya mungkin tidak terlalu jelas, dan ada yang mungkin mengasumsikan bahwa olahraga.

Berdasarkan studi yang dilakukan Fujita pada tahun 2015, mengungkapkan  bahwa sejumlah individu dengan latar belakang yang beragam, ikut serta dalam penelitian ini dan menjalankan biopsi kulit di area bokong.

Pemilihan kulit bokong karena area ini diyakini memiliki sedikit paparan sinar matahari, sehingga memberikan gambaran mengenai kondisi kulit seseorang tanpa pengaruh kerusakan akibat sinar matahari. 

Dalam penelitian yang mengutip dari Washingtonpost.com, mengungkapkan individu dengan aktivitas yang aktif menunjukkan lapisan kulit luar yang lebih tipis, yang dikenal sebagai stratum korneum, dan dermis yang lebih tebal, yaitu lapisan struktural yang lebih dalam, jika dibandingkan dengan kulit individu yang kurang aktif pada usia yang sama. 

Selain itu, sel-sel kulit individu yang aktif mengandung mitokondria dalam jumlah yang lebih banyak dan lebih sehat, yang merupakan pusat energi dalam sel. Semua perbedaan ini adalah tanda-tanda yang terkait dengan penampilan kulit yang lebih muda.

Fujita dan timnya melakukan penelitian terhadap orang tua yang kurang bergerak untuk mulai berolahraga dengan berjoging atau bersepeda beberapa kali seminggu selama tiga bulan, kulit pada bagian bokong mereka mengalami perubahan positif. Lapisan luar kulit mereka menjadi lebih tipis dan lapisan dalamnya bertambah tebal, sementara sel-sel kulit menambah jumlah mitokondria. Akibatnya, kulit mereka menjadi terlihat lebih muda.

 

 

3 dari 3 halaman

Kolaborasikan Angkat Beban dengan Rutinitas Skincare

Perempuan sedang olahraga aerobik. (Foto: Unsplash/Yulissa Tagle)

Penelitian ini berfokus pada olahraga ketahanan, sementara Fujita, yang rajin melakukan latihan angkat beban dan latihan aerobik, ingin mengetahui dampak yang mungkin dimiliki olahraga ketahanan pada kesehatan kulit bagian dalam. 

Fujita melakukan penelitian dengan mengumpulkan 56 wanita paruh baya yang jarang berolahraga dan mengevaluasi elastisitas, ketebalan, dan struktur lapisan dermis kulit wajah mereka menggunakan USG dan metode lainnya. Mereka juga melakukan analisis darah untuk mengukur berbagai komponen dan mengaplikasikannya pada sel kulit wajah yang diisolasi dalam cawan Petri.

Kemudian, setengah dari wanita diminta untuk mulai bersepeda selama 30 menit, dua kali seminggu, sementara yang lainnya melakukan latihan angkat beban dengan durasi yang sama. Setelah 16 minggu, para peneliti melakukan pengujian ulang.

Hasilnya menunjukkan bahwa wanita umumnya lebih bugar jika mereka bersepeda dan lebih kuat jika mereka melakukan latihan angkat beban. Perubahan ini juga tercermin dalam kondisi kulit wajah mereka, yang mengalami peningkatan elastisitas, sehingga kulit terasa lebih kencang dan dapat kembali ke bentuk semula ketika diregangkan.

 Matriks ekstraseluler kulit, yang memberikan struktur pada jaringan kulit, juga menjadi lebih padat, dan gen-gen yang berperan dalam produksi kolagen kulit menjadi lebih aktif. Semua perubahan ini adalah tanda-tanda peremajaan kulit yang terjadi terlepas dari jenis olahraga yang dilakukan wanita tersebut.

Namun, hanya latihan ketahanan yang secara nyata meningkatkan ketebalan lapisan dermal, tampaknya melalui peningkatan aktivitas sejumlah gen khusus yang menghasilkan protein-protein yang memperkuat jaringan ikat. Alasan mengapa latihan ketahanan tidak memiliki efek serupa pada lapisan kulit, dan penampilan kulit wanita dalam penelitian ini tidak dievaluasi secara langsung, meskipun secara teoritis, perubahan ini mungkin membantu mengurangi kerutan, meningkatkan penampilan, dan memberikan tampilan yang lebih muda.

Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa kulit dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor internal seperti ekspresi gen dan peradangan, yang dapat mengalami perubahan saat seseorang berolahraga. Hal ini mengindikasikan bahwa olahraga dapat memainkan peran penting dalam mempengaruhi kesehatan kulit, bukan hanya faktor eksternal seperti radiasi UV dan kekeringan.

 

Penulis: FIMELA Sherly Julia Halim