Fimela.com, Jakarta Micin atau yang dikenal dengan sebutan dari monosodium glutamat (MSG) adalah bumbu tambahan yang sering digunakan sebagai pelengkap makanan. Namun, banyak mitos muncul terutama pada dampak konsumsi micin terhadap kesehatan terutama dalam kategori kemampuan otak.
Faktanya micin adalah zat penambah rasa yang berasal dari asam L-glutamat yang sering ditemukan dalam banyak jenis makanan. Asam L-glutamat adalah sejenis asam amino nonesensial, yang berarti tubuh manusia mampu menghasilkannya sendiri dan tidak memerlukan pasokan dari makanan. Dari segi bentuk dan aroma, micin merupakan serbuk kristal berwarna putih yang tidak memiliki aroma khas, dan sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan makanan.
Micin terbuat dari fermentasi sumber-sumber karbohidrat seperti bit gula, tebu, dan molase. Dilansir oleh Update on food safety of monosodium l-glutamate (MSG) mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan kimia antara asam glutamat yang alami terdapat dalam beberapa jenis makanan dan yang terdapat dalam MSG. Ini berarti tubuh manusia tidak mampu mengidentifikasi perbedaan antara keduanya.
Hubungan dengan otak
Faktanya, kandungan glutamat memiliki berbagai peran penting dalam fungsi otak. Berdasarkan penelitian yang dipublish pada 2019 dan 2020 mengungkapkan bahwa kandungan ini berperan sebagai neurotransmitter, substansi kimia yang merangsang sel-sel saraf untuk mengirimkan sinyal.
Meskipun begitu, berdasarkan penelitian yang berjudul Extensive use of monosodium glutamate: A threat to public health? dan Natural products as safeguards against monosodium glutamate-induced toxicity mengungkapkan bahwa meskipun bagian penting dari fungsi otak, micin juga berpotensi berpotensi menyebabkan toksisitas otak dengan meningkatkan kadar glutamat secara berlebihan di otak dan merangsang sel-sel saraf berlebihan, sehingga berisiko mengakibatkan kematian sel.
Berdasarkan beberapa penelitian yang dikutip dari Healthline.com, mengungkapkan makanan yang mengandung gulmat tidak akan memberikan dampak yang besar untuk otak karena besar glutamat tidak menyebar dari saluran pencernaan ke dalam aliran darah atau menembus penghalang otak.
Alangkah baiknya, setelah mengkonsumsi micin, seluruh kandungan akan sepenuhnya diolah dalam sistem pencernaan. Di situ, MSG berfungsi sebagai sumber energi, mengalami transformasi menjadi asam amino lainnya, atau terlibat dalam produksi berbagai senyawa bioaktif.
Kesimpulan
Per Februari 2023, belum ada bukti kuat yang menyatakan bahwa MSG atau Micin dapat mempengaruhi otak jika dikonsumsi dalam jumlah yang normal.
Bukan hanya pengaruh kepada otak, konsumsi micin pada dasarnya dapat menimbulkan berbagai permasalahan tubuh lainnya, seperti obesitas dan permasalahan metabolisme, pusing, sakit kepala, serta lain-lain.
Hal ini terjadi karena diperkirakan sekitar 1% orang di dunia tidak bisa mengkonsumsi MSG. Namun, gejala-gejala atau permasalahan tersebut tidak akan memberikan dampak jangka panjang.
Meskipun pada tahun 1960-an MSG dianggap sebagai zat yang berpotensi beracun, bukti-bukti terbaru telah membantah mitos ini dan menegaskan bahwa MSG aman untuk dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.
Penulis: Sherly Julia Halim.