Fimela.com, Jakarta Self-reward adalah cara yang sehat untuk menghargai diri sendiri. Ini melibatkan pengeluaran uang dengan penuh kesadaran untuk membeli sesuatu yang kamu inginkan sebagai penghargaan atas pencapaian atau kerja kerasmu. Ini bisa menjadi hadiah berupa pakaian baru, makan malam istimewa, liburan singkat, atau bahkan sesi spa yang menyegarkan. Aktivitas ini membantu menjaga keseimbangan dalam hidup dan memperkuat motivasimu.
Namun, self reward rupanya bisa menjadi kedok untuk bertindak boros terhadap uang yang kamu miliki. Perlaku boros ini menunjukkan bahwa kamu menghabiskan uang tanpa memikirkan konsekuensinya. Ini bisa termasuk pengeluaran impulsif, membeli barang-barang yang sebenarnya tidak kamu butuhkan, atau merasa perlu menunjukkan kemampuan finansialmu kepada orang lain. Terlalu boros dapat berdampak buruk pada keuanganmu dan bahkan meningkatkan risiko terlilit utang.
Pasti, self-reward adalah cara yang hebat untuk menghargai diri kita. Namun, ada kalanya kita mungkin terlalu boros saat memberi hadiah kepada diri sendiri. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa tanda bahwa kamu mungkin terlalu boros dengan berkedok self-reward. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.
1. Rutin "Self-Reward" Setiap Hari
Satu tanda bahwa kamu mungkin terlalu boros dengan self-reward adalah jika kamu merayakan diri sendiri setiap hari, bahkan untuk pencapaian kecil yang seharusnya dianggap biasa. Membeli kopi mahal setiap pagi atau membeli barang mewah setiap kali kamu menyelesaikan pekerjaan bisa menjadi tanda bahwa self-reward telah menjadi kebiasaan harian yang mahal.
2. Kamu Merasa Sulit Menyimpan Uang
Jika setiap gaji yang kamu terima sudah terpakai untuk berbagai self-reward, itu bisa menjadi tanda bahwa kamu terlalu boros. Ketika kamu merasa kesulitan menyisihkan uang untuk tabungan atau masa depan, kamu perlu mempertimbangkan apakah self-reward yang sering terjadi perlu direvisi.
3. Penumpukan Hutang Kartu Kredit
Salah satu tanda yang paling jelas bahwa kamu terlalu boros dengan self-reward adalah jika kamu menumpuk hutang kartu kredit. Menggunakan kartu kredit untuk membiayai self-reward yang mewah atau pembelian impulsif adalah tanda peringatan bahwa kamu perlu mengevaluasi kebiasaan finansialmu.
4. Merasa Bersalah Setelah Self-Reward
Jika kamu sering merasa bersalah setelah self-reward atau pembelian-pembelian tersebut, itu bisa menjadi tanda bahwa kamu menyadari bahwa kamu telah melewati batas. Rasa bersalah ini mungkin terjadi ketika kamu menyadari bahwa kamu seharusnya mengalokasikan uang tersebut untuk hal lain yang lebih penting.
5. Mencari Konfirmasi dari Orang Lain
Jika kamu sering mencari konfirmasi atau persetujuan dari teman-temanmu tentang keputusan self-reward yang kamu buat, itu mungkin karena kamu memiliki keraguan dalam dirimu sendiri. Mencari validasi dari orang lain tentang self-rewardmu adalah tanda bahwa kamu mungkin merasa tidak yakin dengan pilihanmu.
6. Self-Reward yang Berhubungan dengan Stres
Ketika kamu merasa stres atau tertekan, apakah kebijakanmu adalah mereward diri dengan belanja atau mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, ini bisa menjadi tanda bahwa self-rewardmu berubah menjadi kebiasaan yang tidak sehat.
7. Self-Reward Mengganggu Tujuan Finansialmu
Jika self-reward yang berlebihan mengganggu kemampuanmu untuk mencapai tujuan finansial yang lebih besar, seperti membeli rumah, berinvestasi, atau menghemat untuk pendidikan anak-anakmu, ini adalah tanda bahwa kamu mungkin terlalu boros dengan alasan self-reward.
Tentu saja, self-reward itu penting, tetapi perlu ada keseimbangan. Jika kamu merasa bahwa kamu terlalu boros, penting untuk mengambil langkah-langkah untuk mengubah kebiasaan ini. Pertama, cobalah membuat anggaran dan tujuan finansial yang jelas. Selanjutnya, pertimbangkan untuk merencanakan self-reward dengan bijaksana, mungkin berdasarkan pencapaian tertentu atau sebagai insentif untuk mencapai tujuan tertentu. Akhirnya, jangan ragu untuk mencari dukungan dan saran dari seorang penasehat keuangan jika kamu merasa kesulitan mengendalikan kebiasaan boros.