Ini 5 Alasan Mengapa Kamu Perlu Melakukan Detoks Media Sosial

Fimela Reporter diperbarui 03 Nov 2023, 11:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Tidak membuka media sosial dalam sehari pasti rasanya begitu sulit untuk dilakukan, apalagi karena adanya rasa takut untuk merasa tertinggal. Mengingat sejumlah dampak positif yang bisa didapatkan dari media sosial, sebenarnya tidak ada salahnya untuk mengakses aplikasi setiap hari. Namun, apabila dilakukan secara berlebihan tanpa batas, tentu saja bisa berpengaruh pada kesehatan mental para penggunanya. 

Generasi muda di zaman sekarang membutuhkan asupan harian dari media sosial. Akan tetapi, sebagian besar orang tanpa sadar bisa merasa kecanduan. Niatnya hanya sebentar, ternyata bisa berlanjut hingga lupa waktu. Hanya dengan scroll media sosial, suasana hati pun dapat berubah-ubah. Oleh sebab itu, dibutuhkan detoks media sosial untuk memperbaiki kondisi kesehatan diri sendiri.

Detoks media sosial adalah cara untuk membebaskan diri dari media sosial dalam periode waktu tertentu. Rentang waktu tersebut bebas untuk ditentukan oleh penggunanya sesuai dengan kebutuhan. Mengacu pada Life Hack, simak beberapa alasan diperlukannya detoks media sosial di bawah ini:

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Dapat Mencegah untuk Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Sosial media bisa membuat seseorang terus menerus membandingkan diri/copyright freepik

Kebanyakan pengguna sosial media akan membandingkan diri sendiri dengan kehidupan orang lain, apalagi seseorang yang dekat atau dikenal. Hal ini dapat berdampak pada harga diri dan bisa menimbulkan kecemasan. Semakin beranjak usia, melihat perkembangan kehidupan orang lain pun bisa membuat seseorang merasa terisolasi hingga kesepian. Ditambah lagi, dengan munculnya persaingan tidak sehat yang bisa memicu depresi. 

Alasan inilah yang bisa menjadi penyebab dilakukannya detoks media sosial. Dengan membatasi penggunaan media sosial, kamu bisa meminimalisir untuk berpikir secara berlebihan. Kamu juga bisa lebih berfokus dengan pengembangan diri dan mengapresiasi apa yang telah dicapai selama ini. 

3 dari 6 halaman

2. Mengatasi Fear of Missing Out (FOMO)

Supaya tidak FOMO, sebaiknya lakukan detoks sosial media untuk sementara/copyright freepik/benzoix

Hanya diri sendiri yang bisa membatasi penggunaan media sosial. Rasa takut untuk merasa tertinggal atau disebut dengan istilah FOMO wajar untuk dirasakan. Namun, jangan sampai kamu bisa merasakan kecemasan yang dapat mengarah pada gangguan kesehatan. Tidak apa-apa untuk berhenti sejenak apabila merasa lelah. Tentukan batasan durasi yang dibutuhkan untuk menjauh sebentar dari laptop atau gadget sampai kamu merasa tenang. 

4 dari 6 halaman

3. Berhenti untuk Mengingat Masa Lalu

Media sosial juga bisa membuat seseorang mudah mengingat masa lalu/copyright freepik

Meninggalkan media sosial untuk sementara waktu bisa membuatmu benar-benar hidup dan merasakan segala momen di masa sekarang. Daripada mengingat-ingat yang telah berlalu, kamu bisa melanjutkan hidup dan menetapkan segala rencana di masa depan. Jauhilah seseorang yang dapat memberikan pengaruh buruk. Untuk bisa mencapai kebahagiaan dan ketenangan diri, hapus dan hindarilah segala hal yang bisa mengingatkanmu pada pengalaman atau trauma di masa lalu.

5 dari 6 halaman

4. Media Sosial dapat Mengurangi Produktivitas

Scroll sosial media dapat membuat ketagihan hingga melupakan aktivitas lainnya/copyright freepik/jcomp

Sahabat Fimela suka keasikan scroll berjam-jam sampai-sampai tidak ingin melakukan sesuatu lagi? Wah, situasi seperti ini memang sangat sulit untuk dihindari. Apalagi, media sosial seakan bisa membawamu untuk menjelajah lebih jauh lagi hingga tidak bisa berhenti. Dengan begitu, tingkat produktivitas pun menjadi menurun. Apalagi, muncul kebiasaan untuk menunda-nunda sesuatu. Waktu pun terus terbuang secara sia-sia. Oleh karena itu, hargai waktumu dengan melakukan detoks sosial media. 

6 dari 6 halaman

5. Melemahnya Kesehatan Fisik

Seringnya begadang karena melihat gadget bisa membuat kondisi fisik tidak optimal/copyright freepik

Media sosial tidak hanya memberi pengaruh pada kesehatan mental, tetapi juga kesehatan fisik. Pengguna sosial media mungkin lebih banyak untuk menggunakan aplikasi di malam hari, waktu di mana tiap orang membutuhkan istirahat dan hiburan. 

Sayangnya, kebiasaan ini juga bisa menimbulkan gangguan tidur apabila paparan layar gagdet tidak dibatasi. Banyak orang yang masih mengakses media sosial sampai larut malam. Seseorang yang menghabiskan waktu dengan begadang dan menatap layar dalam intensitas yang berlebihan memiliki risiko pola tidur yang terganggu. Hal ini tentu saja akan memberi pengaruh pada kondisi fisik yang dapat melemah dan mudah terkena penyakit. 

Sekian beberapa alasan diperlukannya detoks media sosial. Kembali lagi bahwa aktivitas ini harus disesuaikan dengan kebutuhan. Bukan berarti bahwa kamu tidak boleh untuk membuka media sosial lagi, melainkan kamu perlu untuk membatasinya agar bisa mengistirahatkan pikiran dan tubuh. 

 

Penulis: Syifa Azzahra