Tobatenun Persembahkan Koleksi Masarani di Panggung JFW

Fimela Reporter diperbarui 03 Nov 2023, 17:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Tobatenun siap memamerkan koleksi kain tenunnya yang memadukan busana tradisional dan kontemporer dalam Jakarta Fashion Week 2024. Tahun ini merupakan tahun spesial bagi Tobatenun karena Tobatenun menginjak lima tahun sejak didirikan sekalgus menjadi tahun pertama untuk mengikuti ajang pekan mode ternama ini.

Dalam mendukung perkembangan industri kreatif Indonesia, terutama karya-karya tenun Batak, Tobatenun selalu mengedepankan pendekatan suistanable fashion (fesyen berkelanjutan). Ini adalah salah satu faktor kunci dalam setiap proses kreasi karya dari Tobatenun.

"Tak hanya melestarikan budaya batak bersamaan dengan karya kriyanya, Tobatenun juga memperhatikan ekosistem di belakangnya. Biasanya yang dikenal hanya penenun, tapi dalam komunitas kita yang dikenal mulai dari pengolah benangnya, pembuat warnanya, kemudian pembuat motif sendiri itu banyak yang bukan dari penenunnya. Jadi kain-kain ini tuh kayak kerja kelompok sebenernya karena banyak orang-orang di baliknya," jelas Melvi Tampubolon, COO Tobatenun, pada Senin (23/10) di Kantor Tobatenun, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Didirikan sejak 2018 oleh Kerri na Nasaria dan ibundanya, Tobatenun sudah memproduksi 677 kain tenun dari gedokan (mesin tenun duduk tradisional) dan kain tenun kontemporer, yang motifnya merupakan motif turunan yang terinspirasi dari tenun batak, sebanyak seribu meter.

"Ini pertama kali Tobatenun hadir di JFW dan kami sangat bangga journey kita selama lima tahun akhirnya bisa membawa kita sampai ke satu panggung dengan desainer-desainer berbakat di seluruh Indonesia," ujar Kerri na Nasaria, founder dan CEO Tobatenun, di kesempatan yang sama.

Pada debutnya di JFW 2024, Tobatenun menghadirkan koleksinya yang bernama Masarani. Tahun ini, Tobatenun ingin menyorot tradisi masyarakat Karo, salah satu yang paling terkenal di Karo adalah agrikulturnya. Nama Masarani memiliki arti "masa panen".

"Hasil bumi di tanah Karo sudah diekspor ke Jepang, China, Vietnam, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Kita ingin mengapresiasi agrikultura tersebut," sambung Kirra. Menurutnya, koleksi Masa Rani menghadirkan warna-warna hangat yang diasosiasikan dengan hasil bumi di Sumatra Utara, seperti jeruk, jagung, padi dll.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Mendesain kain kontemporer dengan mevitalisasi kain uis tradisional Karo

Revitalisasi kain uis Karo oleh Tobatenun (foto: Denisa Aulia.dok)

Dalam menciptakan koleksi Masarani, Tobatenun mencoba untuk merevitalisasi kain uis, biasa dikenal dengan sebutan kain ulos, tradisional masyarakat Karo menjadi kain kontemporer dengan yang bisa dijadikan pakaian formal sekaligus pakaian santai. Desain motif pada kain uis ini salah satunya terinspirasi dari rumah Karo. Pada koleksi ini, Tobatenun merevitalisasi tiga jenis kain uis tradisional Karo, yaitu uis nipes, uis beka buluh, dan uis jungkit siwa.

Uis nipes biasanya dipakai oleh pengantin perempuan untuk bawahan sarung dan sebagai selendang di acara-cara formal. Sebenarnya, uis nipes ini memiliki warna pakem, yang mana harus berwarna merah. Tobatenun mencoba untuk membuat kain uis nipes yang kiranya bisa dikenakan untuk acara formal dan santai. Maka dari itu, Tobatenun membuat uis nipes dengan warna koral, yang terlihat seprti campuran warna merah muda dan ungu, dalam koleksi Masarani.

Uis beka buluh biasanya dipakai di pundak oleh laki-laki dan dipakai sebagai tali-talian di kepala. Sementara itu, uis jungkit siwa biasanya dipakai sebagai sarung oleh laki-laki, tetapi juga bisa dipakai sebagai selendang. Kedua jenis uis ini direvitalisasi oleh Tobatenun dalam koleksi Masarani yang akan hadir pada JFW 2024.

3 dari 4 halaman

Pewarnaan alami yang ramah lingkungan

Pewarna alami yang dipakai Tobatenun (foto: Denisa Aulia.dok)

Sejak beroperasi, Tobatenun telah membuat 37 warnanya sendiri. Dalam proses pewarnaan, Tobatenun menggunakan pewarna alami sepenuhnya. Tobatenun menggunakan secang untuk menghasilkan warna merah, warna sunkissed coral. Selain itu, untuk menghasilkan warna kuning, Tobatenun menggunakan jolawe. Adapun mahoni yang digunakan untuk mengahsilkan warna oranye, coklat, dan hitam. Tingi juga digunakan Tobatenun untuk menghasilkan warna hitam.

4 dari 4 halaman

Tobatenun tampilkan 16 ready to wear di JFW 2024

Tobateneun menampilkan 16 tampilan koleksi Masarani di JFW 2024 (foto: Denisa Aulia.dok)

Dalam debut perdananya di JFW 2024 kali ini, Tobatenun akan menampilkan 16 tampilan ready to wear untuk laki-laki dan perempuan. Tobatenun mempersembahkan koleksi Masa Rani yang terdiri dari atasan, bawahan, dan outer. Untuk atasannya sendiri, Tobatenun menghadirkan potongan yang santai dan fitted. Semua koleksi dalam Masarani bisa dikenakan pada acara formal maupun acara non formal.

 

Penulis: Denisa Aulia.

#BreakingBoundaries