Fimela.com, Jakarta Sudah banyak orang tahu tentang gemerlap dan kemegahan gedung pencakar langit di Dubai. Namun, belum banyak yang tahu tentang peran Dubai dalam melakukan pelestarian habitat flora dan fauna. Kali ini Dubai menghadirkan suasana wisata dengan sentuhan informatif serta edukatif terbaru.
Kini, pengunjung yang menginjakkan kaki di Dubai Desert Conservation Reserve (DDCR) dapat mengenal lebih dekat ragam jenis flora dan fauna asli Uni Emirat Arab, mempelajari tentang DDCR, mengetahui upaya pelestariannya terhadap ekosistem yang indah namun rentan, dan lebih banyak lagi di Pusat Pengunjung baru yang resmi dibuka 4 Oktober lalu seiring perayaan Hari Hewan Sedunia.
Ali Mubarak Al Soori, Wakil Presiden Eksekutif Emirates Group – Fasilitas, Manajemen Proyek, Pengadaan Group dan Rantai Pasokan, menyatakan, "Kami dengan bangga meningkatkan pengalaman para pengunjung di DDCR dan turut serta dalam meningkatkan kesadaran akan pelestarian habitat dan prestasi Taman Konservasi ini. Dengan musim dingin yang semakin dekat, kami sangat menantikan kedatangan para tamu di pusat pengunjung ini. Kami berharap untuk menginspirasi publik untuk melestarikan kehidupan liar dan keajaiban alam di Dubai." Berikut informasi lebih mengenai Dubai Desert Conservation di bawah ini.
What's On Fimela
powered by
DDCR manjakan pengunjung dengan 5 aula yang berbeda
Pusat Pengunjung DDCR menampilkan konten yang telah dikurasi oleh para ahli pelestarian dari DDCR dalam 5 area berbeda seperti Aula Resepsi merupakan ruang terbuka yang mengundang pengunjung untuk masuk ke dalam pusat pengunjung, di mana dinding raksasa dan langit-langit bergambar menampilkan gambar Oryx Arabia dalam habitat alaminya. Sebuah kiosk interaktif memungkinkan pengunjung untuk menjelajahi peta Taman Konservasi dan melacak di mana hewan-hewan liar seperti Rubah Arab pernah terlihat.
Kemudian ada Aula budaya yang menampilkan tonggak-tonggak penting DDCR, dari masa awal pendiriannya pada tahun 1999 sebagai pelopor kawasan lindung di Uni Emirat Arab hingga saat ini sebagai kisah sukses dalam pelestarian habitat, pariwisata terkelola, pendidikan, dan penelitian ilmiah. Unsur-unsur budaya yang erat hubungannya dengan warisan gurun Uni Emirat Arab seperti falconry, pertanian kurma, dan peternakan unta juga menjadi bagian dari sejarah DDCR yang ditampilkan di dalam aula ini.
Aula AV sebagai area ketiga yang merupakan tempat "bioskop mini" di mana pengunjung dapat menonton film pendek yang memperkenalkan DDCR secara umum dan film ini juga diproduksi dengan indah.
4) Aula habitat
Untuk mengubah persepsi bahwa gurun hanyalah daerah tandus, Aula Habitat menampilkan beragam flora dan fauna asli DDCR melalui model-model 3D yang nyaris identik dengan yang sebenarnya, tampilan holografik canggih, kios interaktif, serta perangkat tombol tekan yang memainkan melodi khas berbagai spesies burung yang mendiami DDCR. Aula ini juga menghadirkan beberapa spesimen nyata yang memperkaya pengalaman pengunjung.
Dengan teknologi mutakhir, area terakhir bernama Aula Nokturnal menampilkan tampilan kubah yang memberikan gambaran mendalam tentang makhluk hidup nokturnal di DDCR. Pengunjung dapat menjelajahi pameran-pameran secara mandiri. Replika Arabian Hare dalam ukuran aslinya tersebar di seluruh pusat dengan penjelasan audio tentang pameran di pusat ini yang telah direkam sebelumnya. Selain itu, jejak kuku Oryx di lantai mengarahkan pengunjung dari satu aula ke aula berikutnya. Setelah menjelajahi aula-aula, pengunjung bisa mencoba melihat satwa liar secara langsung atau menikmati pemandangan gurun terbuka yangmenakjubkan dari platform yang tinggi.
Pusat Pengunjung DDCR awalnya akan fokus dibuka untuk kelompok pelajar dan pengunjung yang datang sebagai bagian dari pengalaman safari yang telah dipesan melalui operator wisata yang telah disetujui oleh DDCR, termasuk Arabian Adventures, Sand Sherpa, Travco, 57 Heritage, Nara Desert Escapes, dan Platinum Heritage. Pengunjung yang datang tanpa reservasi juga dapat menikmati pameran di pusat ini dengan biaya masuk sebesar AED 35 untuk dewasa dan AED 25 untuk anak-anak.
Penulis: Tisha Sekar Aji
Hashtag: #Breaking Boundaries